Sayang tapi Benci

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T255A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Ada sejumlah faktor yang mesti dipertimbangkan dalam pemilihan pasangan hidup, salah satunya adalah apakah kita mencintai pasangan kita atau tidak. Hal ini menjadi rumit tatkala bukan saja rasa sayang yang kita rasakan tetapi juga rasa benci. Dengan kata lain, kita merasa tidak dapat hidup tanpa kehadirannya namun kita merasa tidak sanggup hidup dengannya pula. Apa saja cirinya? Dan bagaimana kalau kita sudah hidup dengan relasi seperti ini?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada sejumlah faktor yang mesti dipertimbangkan dalam pemilihan pasangan hidup, salah satunya adalah apakah kita mencintai pasangan kita atau tidak. Hal ini menjadi rumit tatkala bukan saja rasa sayang yang kita rasakan tetapi juga rasa benci. Dengan kata lain, kita merasa tidak dapat hidup tanpa kehadirannya namun kita merasa tidak sanggup hidup dengannya pula.

Ciri Relasi Sayang tetapi Benci
  • Pada dasarnya kita merasa sangat menyayanginya dan terus merindukannya namun kita tidak bisa berlama-lama dengannya sebelum meletusnya pertengkaran. Jadi, hampir setiap kali kita berbicara dengannya, kita akan mengakhirinya dengan pertengkaran.
  • Kita sangat menyayanginya namun membenci hal tertentu tentang dirinya. Ini bukan sekadar tidak suka namun sungguh membenci hal tertentu tentang dirinya. Misalnya, kita sangat membenci kekasarannya namun selalu merindukannya.
Mengapa Kita Perlu Mewaspadai Relasi Ini?
  • Jika hampir setiap percakapan berakhir dengan pertengkaran, itu pertanda ketidakcocokan dalam banyak hal. Bisa jadi, kita tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan cara yang pas diterima oleh pasangan. Bisa jadi pula itu merupakan tanda adanya perbedaan cara berpikir atau nilai kehidupan yang belum terselesaikan. Sekali lagi, kenyataan kita terus bertengkar itu berarti perbedaan yang ada cukuplah besar dan pertengkaran merupakan tanda kegagalan kita menyelaraskan perbedaan. Kita mungkin mencintainya namun bila inilah yang terjadi, itu menunjukkan ketidakcocokan yang berada di depan mata. Ingat, cinta sendiri tidak akan cukup kuat menopang pernikahan tanpa adanya keharmonisan.
  • Jika kita membenci aspek tertentu tentang dirinya sekarang sebelum pernikahan, jangan beranggapan bahwa setelah menikah maka kebencian itu akan segera hilang. Kenyataan kita membenci hal tersebut, itu memperlihatkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang penting bagi kita. Jadi, jika kita membenci kekasarannya itu menandakan kita meninggikan nilai kesantunan dan itu berarti, kita sukar menghormati orang yang tidak memiliki kesantunan. Sebesar-besar cinta kita kepadanya, pada akhirnya hal yang kita benci berpotensi mengubah semuanya itu. Dengan berjalannya waktu cinta cenderung lapuk dan malah tergantikan dengan rasa tidak suka akan karakteristiknya yang kita benci itu. Jadi, jangan sepelekan ketidaksukaan kita sebab itu tidak akan hilang dengan sendirinya.
Jadi, apa yang harus dilakukan bila inilah yang terjadi?
  • Jangan mengabaikan rasa tidak suka yang kuat ini. Cinta kepadanya menunjukkan bahwa ada hal tentang dirinya yang kita sukai, namun kebencian memperlihatkan ketidakcocokan yang serius. Jadi, berikanlah waktu untuk memfokuskan pada ketidakcocokan dan kalau perlu carilah pertolongan dari seorang konselor pernikahan. Bila tetap tidak ada perubahan, sebaiknya pertimbangkan perpisahan. Ingat, cinta sendiri tidak cukup kuat untuk menopang pernikahan yang sehat.
  • Komunikasikan tuntutan dan pengharapan yang terkandung di hati secara terbuka. Jangan meremehkan reaksi tidak suka atas sikap atau perilaku pasangan yang tidak berkenan. Dan, jangan takut kehilangan dirinya. Kalau memang ia tidak bisa berubah dan tidak berniat meneruskan relasi, bukankah itu jauh lebih baik ketimbang mempertahankannya. Makin banyak yang diselesaikan sebelum pernikahan, makin ringan tugas setelah pernikahan.
  • Jangan melupakan hal yang penting ini: Tuhan memelihara hidup kita! Ia tahu semua kebutuhan kita bahkan sebelum kita mengatakannya. Jadi, percayalah bahwa Ia memberi yang terbaik kepada kita dan bersandarlah pada rencana-Nya. Firman Tuhan mengingatkan, "Istri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata." (Amsal 31:10) Carilah istri dan suami yang cakap, bukan secara fisik namun secara jiwani agar ia sungguh menjadi belahan jiwa.

Comments

maaf, salah upload file mp3 seharusnya T255A tetapi yang terupload T245A Terapi Bermain pada anak semoga saya bisa segera mendengar T255A TQ, GBU -yohana

Kami minta maaf atas kesalahan ini dan sudah kami perbaiki. Silahkan berkunjung kembali. Terima kasih atas perhatiannya. GBU