Mengikis Ketamakan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T250B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Sukar bagi manusia untuk merasa cukup; setiap kecukupan melahirkan keinginan baru sehingga pada akhirnya kita tidak merasa cukup. Jika tidak berhati-hati, rasa tidak cukup dapat menjadi benih ketamakan. Di sini akan dipaparkan kiat untuk menjaga diri tidak tamak.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernah seseorang bertanya kepada John D. Rockerfeller, salah seorang terkaya di Amerika pada awal abad 20, akan definisi kecukupan. Ia menjawab, "Mempunyai sedikit lebih dari apa yang saya miliki sekarang." Sukar bagi manusia untuk merasa cukup; setiap kecukupan melahirkan keinginan baru sehingga pada akhirnya kita tidak merasa cukup. Jika tidak berhati-hati, rasa tidak cukup dapat menjadi benih ketamakan. Berikut akan dipaparkan kiat untuk menjaga diri tidak tamak.

  • Ketamakan merupakan sifat dasar semua orang; jadi, jangan beranggapan bahwa kita tidak memiliki masalah dengan ketamakan. Ketamakan tidak selalu berkaitan dengan materi; ketamakan juga bisa mencakup hal lain seperti pujian dan perhatian. Ketamakan adalah ketidakpuasan tanpa batas; makin dipuaskan makin merasa tidak cukup. Kita tahu kita tamak tatkala kita telah mempunyai sesuatu namun ingin mempunyai lebih lagi.
  • Ketamakan dimulai dengan melihat apa yang tidak kita miliki; oleh sebab itu kita mesti melatih diri untuk melihat apa yang kita miliki dan menghargainya.
  • Ketamakan dipupuk dengan melihat apa yang orang lain miliki; oleh sebab itu kita mesti melatih diri untuk juga melihat apa yang orang lain tidak miliki.
  • Ketamakan tidak pernah berhasil memberi kepuasan sebab semua kepuasan mesti berasal dari dalam diri sendiri. Itu sebabnya buah Roh Kudus sebagaimana dipaparkan di Galatia 5:22-23 berasal dari hidup orang percaya itu sendiri, yakni "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."
  • Ketamakan mesti dilawan dengan ketaatan pada kehendak Tuhan. "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh dan janganlah kita gila hormat. . . ." (Galatia 5:24-26)