Ketika Tuhan Terlambat 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T355B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Seringkali kita merasa pertolongan Tuhan terlambat atas diri kita, ketika kita membutuhkan pertolongannya, Tuhan tidak segera mengulurkan tangan. Demikian juga yang dialami oleh Marta dan Maria ketika meminta kesembuhan kakaknya Lazarus, hingga akhirnya kakaknya meninggal. Pengalaman yang cukup pahit dialami oleh mereka tapi itu diizinkan oleh Tuhan. Disini kita akan belajar dari pengalaman mereka mengenai keterlambatan Tuhan menolong kita, sehingga ketika kita menghadapi hal serupa, kita bisa mengerti dan lebih siap untuk menjalaninya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tidak mudah untuk mengerti tindakan Tuhan, terutama tatkala kita tengah membutuhkan pertolongan-Nya. Kadang kita merumuskan Tuhan dan berharap bahwa Ia akan bertindak sesuai rumus tersebut. Namun pada akhirnya kita menyadari bahwa IA MELAMPAUI RUMUS YANG TELAH KITA BUAT. Marilah kita melihat pengalaman dua sahabat Kristus—Marta dan Maria—yang juga pernah mengalami kebingungan memahami tindakan Tuhan Kita Yesus yang datang terlambat untuk menyembuhkan Lazarus, sebagaimana dicatat di Injil Yohanes 11.

  • Hal pertama yang dapat kita lihat adalah, Marta dan Maria BERINISIATIF MEMANGGIL TUHAN Kita Yesus sewaktu Lazarus sakit. Ini memperlihatkan bahwa mereka mempunyai IMAN bahwa Kristus sanggup menyembuhkan orang yang sakit.
  • Hal kedua yang dapat kita lihat adalah Marta dan Maria memanggil Kristus dengan cara mengingatkan-Nya bahwa Lazarus adalah orang yang dikasihi-Nya, "Tuhan, dia yang Kau kasihi, sakit." Dari sini kita dapat memetik satu pelajaran yaitu DIKASIHI TUHAN TIDAK MEMBEBASKAN KITA DARI SAKIT PENYAKIT ATAU MUSIBAH LAINNYA.
  • Hal ketiga yang dapat kita lihat adalah bahwa Maria adalah perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dengan kata lain, Maria adalah orang yang pernah memberi persembahan yang sangat bernilai. Dari sini kita dapat menarik satu pelajaran yaitu KENYATAAN BAHWA KITA PERNAH MEMBERI PERSEMBAHAN KEPADA KRISTUS TIDAK MEMBEBASKAN KITA DARI MASALAH KEHIDUPAN.
  • Hal keempat yang dapat kita lihat adalah, Tuhan Yesus tidak langsung pergi mengunjungi Lazarus. Singkat kata, IA MENOLAK untuk memenuhi permohonan Marta dan Maria. Penolakan ini pastilah mengecewakan mereka. Mereka tahu mereka dikasihi Tuhan dan mereka pun tidak segan-segan mengorbankan persembahan yang besar buat Tuhan. Namun sekarang Tuhan menolak permohonan mereka.
  • Hal kelima, oleh karena Tuhan tidak datang, Lazarus pun meninggal dunia. Masalah dengan kematian Lazarus adalah, Tuhan Yesus sendiri pernah berujar, "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Singkat kata, dengan matinya Lazarus, PERKATAAN TUHAN TIDAK TERGENAPI—setidaknya berdasarkan pemahaman manusia yang terbatas.
  • Hal keenam yang dapat kita lihat adalah, Tuhan Yesus datang empat hari setelah Lazarus meninggal dunia. Dengan kata lain, TUHAN DATANG TERLAMBAT. Tidak bisa tidak, tindakan Tuhan Yesus sungguh membingungkan dan mengecewakan mereka. Marta dan Maria mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan namun secara tiba-tiba, Tuhan memanggil pulang kakaknya, Lazarus. Bukan hanya itu, Tuhan pun menolak permohonan mereka dan sampai titik kematian Lazarus, Tuhan tidak memenuhi janji-Nya—bahwa Lazarus tidak akan mati. Sungguh membingungkan dan mengecewakan!
  • Hal ketujuh yang dapat kita lihat adalah, Tuhan membangkitkan Lazarus yang telah mati dan dikubur selama empat hari. Sebagaimana dikatakan-Nya, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." Singkat kata, Tuhan melakukan mujizat yang jauh lebih besar daripada menyembuhkan. Ia menghidupkan orang mati! Ini membuktikan bahwa YESUS ADALAH TUHAN sebab hanya Tuhan yang mempunyai kuasa untuk memberi hidup.

Ada tiga hal tentang Tuhan yang mesti dipahami:

  1. Karakter Tuhan,
  2. Cara Kerja Tuhan, dan
  3. Rencana Tuhan. Sekilas tampaknya mudah buat kita memahami ketiga hal ini namun pada kenyataannya tidaklah demikian.
Saya kira kita semua pernah mengalami betapa tidak mudahnya memahami karakter, cara kerja, dan rencana Tuhan dalam hidup kita.

Apa yang terjadi sebelum Lazarus dibangkitkan sesungguhnya merupakan ujian berat buat Marta dan Maria, yang mengharuskan mereka untuk bergumul. Ada tiga pergumulan yang dihadapi mereka.

  • PERTAMA ADALAH PERGUMULAN MEMAHAMI KARAKTER TUHAN.
    Kita tahu bahwa Tuhan adalah pengasih dan bahwa Ia mengasihi kita. Namun, bagaimanakah mungkin Ia tega membiarkan sesuatu yang buruk menimpa kita bila Ia mengasihi kita? Atau, mungkin kita harus bergumul memahami karakter Tuhan yang lain yaitu bahwa Ia adil. Bukankah sering kali kita mesti menyaksikan ketidakadilan dalam dunia ini ? Jika demikian, bagaimanakah kita dapat melihat bahwa Ia adil ?
  • Berikut, kita pun mafhum bahwa Ia adalah yang Maha Kuasa. Masalahnya adalah, mengapakah Ia tidak selalu menunjukkan kuasa-Nya secara nyata ? Mengapakah Ia tidak mencegah yang buruk menimpa kita bila Ia berkuasa penuh ? Semua ini adalah bagian dari pergumulan mengenal karakter Tuhan dan memang ini tidak mudah.

    Pada akhirnya dasar pengenalan kita akan Tuhan bersumber dari fakta bahwa Ia rela turun ke dunia, menjadi manusia yang terbatas, dan akhirnya mati di kayu salib.
    Semua dilakukan-Nya demi kita! Kayu salib memperlihatkan tiga hal:

  1. Ia adalah Allah yang mengasihi kita,
  2. Ia adalah Allah yang adil sehingga dosa mesti dibayar dan
  3. Ia adalah Maha Kuasa sebab semua terjadi di dalam kehendak-Nya yang sempurna.
  • KEDUA, PERGUMULAN MENGENAL CARA KERJA TUHAN.
    Tuhan tidak menjawab permohonan Maria dan Marta sesuai dengan keinginan mereka. Ia malah menunda keberangkatan-Nya sehingga Ia baru datang empat hari setelah Lazarus meninggal dunia. Tuhan bekerja sesuai dengan cara dan waktu-Nya yang sempurna.
  • Cara dan waktu Tuhan bekerja menunjukkan kesempurnaan-Nya. Pada saat kedatangan-Nya, bagi Marta dan Maria, Yesus tidak lagi dibutuhkan. Kakaknya sudah meninggal dunia. Singkat kata, pada saat itu mereka sudah tidak lagi memunyai pengharapan. Apa yang mereka dambakan sudah pupus sampai di titik terendah. Ternyata itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus. Ia mengosongkan Marta dan Maria supaya mereka dapat menyaksikan kemuliaan Anak Allah di titik tertinggi!

    Kadang Tuhan pun mengosongkan kita dari segala konsep tentang siapakah Tuhan dan dari segala pengharapan supaya kita dapat menyaksikan kemuliaan Anak Allah yang terbesar. Pada saat terendah kita barulah dapat melihat kekuasaan Allah yang tertinggi! Pada saat Ia membuka jalan sewaktu kita menemui jalan buntu, di situlah kita melihat bahwa Ia adalah Allah yang Maha Kuasa dan Ajaib.

  • DAN KETIGA, PERGUMULAN MENGENAL RENCANA TUHAN.
    Saat itu Marta dan Maria tidak dapat melihat rencana Tuhan yang utuh. Mereka hanya dapat melihat rencana mereka sendiri yaitu kesembuhan kakaknya. Namun Tuhan mempunyai rencana lain yakni membangkitkan Lazarus dari kematian.
  • Kebanyakan rencana kita manusia jauh lebih sederhana dan terbatas ketimbang rencana Tuhan. Kita hanya dapat melihat sejauh mata memandang. Tuhan melihat melampaui mata manusia. Kebangkitan Lazarus menjadi bukti dan pengharapan iman kita—beribuan tahun setelah Lazarus mati dan dibangkitkan.

    Salah satu hal tersulit yang mesti kita alami adalah menerima rencana Tuhan yang LAIN. Kita berharap Tuhan mempunyai rencana yang SAMA dengan rencana kita. Namun, itu tidak selalu terjadi. Rencana Tuhan yang lain bukan berisikan niat jahat; rencana-Nya selalu berisikan hati yang mengasihi kita.

    Untuk dapat melihat dan menerima rencana Tuhan yang lain dibutuhkan iman yang besar. Lewat peristiwa kebangkitan Lazarus, Tuhan menumbuhkan iman Marta dan Maria. Inilah yang Tuhan lakukan di dalam hidup kita pula. IA SENANTIASA BERUSAHA MENUMBUHKAN IMAN KITA SUPAYA KITA DAPAT BERELASI DENGAN-NYA PADA LEVEL KEINTIMAN TERDALAM.

    Tantangan Tuhan Yesus kepada Marta adalah, "Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah." Tantangan yang sama Ia berikan kepada kita pula. Ia rindu memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada kita namun untuk itu diperlukan iman—bahwa Ia sanggup melakukan semua yang tak terbayangkan. Rencana Tuhan yang lain bukan sama baiknya dengan rencana kita; rencana Tuhan yang lain JAUH LEBIH BAIK daripada rencana kita semula.