Blog Betty Tjipta Sari

Budaya Otonomy Versus Budaya Kelompok

Beberapa hari yang lalu saya menerima surat dari lembaga pemerintah Belanda yang isinya mengatakan bahwa semua orang yang berusia di atas 18 tahun yang tinggal di Belanda diharapkan memberi informasi kepada lembaga pemerintah apakah bersedia mendonorkan organ tubuhnya ketika meninggal.

Rindu Bakso

Cuaca mendung dan hujan rintik-rintik selalu mewarnai musim gugur seperti hari ini. Saya mencoba untuk merevisi manuskrip pertama saya untuk dikirim ke salah satu jurnal penelitian. Namun suasana mendung dan gigi yang senut-senut karena goyang akibat gusi saya yang lemah, membuat saya jadi enggan untuk berpikir keras menemukan cara bagaimana memperbaiki tulisan saya agar sesuai dengan standar publikasi ilmiah. Suasana di sekitar juga begitu sepi. Pikiran saya melayang ke Indonesia dan terbayang masa-masa ketika saya bekerja di sebuah universitas swasta di Jogja.

Bagaimana Mendapat Cinta?

“A gift cannot be earned, it is given. Don’t take it for granted but handle it with loving care”. Saya baca tulisan ini dari posting salah satu teman di Facebook. Yang spontan muncul dalam ingatan saya adalah ‘cinta juga sebuah pemberian dan anugerah’. Kita tidak bisa meraihnya dengan prestasi, tidak bisa membelinya dengan uang, tidak dapat menundukkannya dengan kuasa dan tidak dapat menariknya dengan popularitas. Kita mendapatkan cinta karena itu diberikan dengan sukarela.

Ingin Mengerti Kehendak Tuhan??

Apakah arti memahami kehendak Tuhan? Banyak orang menanyakan hal ini lebih karena kita ingin mendapatkan ‘rumusan yang jelas’ dan kepastian. Kejelasan dan kepastian memberi kita rasa aman dan nyaman. Ini adalah hal yang manusiawi dan normal karena pada dasarnya manusia tidak menyukai ketidakpastian dan oleh karenanya cenderung mencari cara untuk memegang kendali atas hidupnya. Banyak cara kita lakukan untuk mengurangi ketidakpastian dalam hidup kita, misalnya dengan memiliki asuransi, memiliki tabungan, dan jaminan hari tua. Tentu saja semua hal itu baik dan wajar untuk dilakukan.

Tulang dari Tulangku

“Anak laki-laki ngga boleh kerja di dapur!” teriak nenek ke adik laki-laki saya dan adik saya pun segera berlari kembali bermain. Dalam benak saya bertanya-tanya, mengapa harus anak perempuan yang membantu di dapur sementara anak laki-laki bebas bermain tanpa harus membantu di dapur atau melakukan pekerjaan rumah lainnya. Meskipun saya tidak mengerti alasannya, tapi saya tidak pernah berani bertanya karena mempertanyakan aturan orang dewasa dianggap tidak menghormati otoritas orang dewasa. Jadi meskipun saya tidak suka dengan perbedaan itu, saya selalu taat mengikuti semua perintah orang tua.

Ketika Tuhan Campur Tangan secara Nyata

2 tahun yang lalu saya tidak pernah berpikir untuk study lagi, saya merasa bahwa Tuhan memanggil saya untuk ‘visi’ tertentu. Ketika Tuhan berbicara lain (tentu saja dengan berbagai cara yang misterius), dan meminta saya untuk pergi ke tempat lain, itu bukan hal yang mudah buat saya. Saya perlu waktu untuk banyak bertelut di bawah kaki-Nya dan merendahkan diri untuk taat. Saya tidak tahu apa maksud-Nya, dan apa rencana-Nya buat saya. Yang saya tahu hanyalah, saya harus mengerjakan apa yang Dia perintahkan untuk saya kerjakan, yang nanti akan Dia beritahukan.

Mimpi di Atas Pohon Jambu

Saya paling senang pergi ke tempat tinggi untuk mengamati pemandangan sekitar dan menikmati berdiam dengan pikiran saya saat menikmati pemandangan itu. Tanpa saya sadari, kegemaran saya itu dimulai dari sebuah pohon jambu. Saya teringat masa kecil dulu, di belakang rumah kami ada pohon jambu air yang batangnya agak miring sehingga mudah dipanjat oleh anak kecil. Saya sering memanjat pohon itu untuk bermain, mencari jambu air, atau untuk menyendiri. Dari kecil saya sudah menikmati waktu menyendiri dan berimajinasi membangun mimpi.

The Hiding Place; Tempat Persembunyian di Kala Derita yang Tak Terbayangkan

Beberapa waktu yang lalu, saya membaca buku yang mengisahkan sebuah perjalanan hidup seorang wanita luar biasa yang bernama Corrie Ten Boom (The Hiding Place. 1974. New York: Bantam Book). Bab demi bab buku ini membuat saya begitu terpaku dan tidak dapat berhenti untuk membaca kisahnya. Buku saya habiskan dalam waktu 2 hari.

Arti Melayani

Dalam sebuah cerpennya, Leo Tolstoy menceritakan seorang anak petani miskin yang sepanjang hidupnya bekerja untuk melayani sebagai pembantu, dimulai membantu ayahnya, kemudian membantu di tempat tuannya yang kaya. Hingga akhir hidupnya dia selalu mengerjakan pekerjaannya dengan gembira dan tidak pernah mengeluh. Satu-satunya yang pernah membuat dia sedih adalah tidak dapat menikahi gadis yang dia cintai, karena dilarang oleh tuannya yang merasa dirugikan dengan pernikahan itu dan ayahnya yang takut bahwa pemasukan dari anaknya akan hilang jika anaknya menikah.

Menghargai dengan Harga Sebenarnya

Suatu kali teman saya menyatakan betapa kagetnya dia mengetahui bahwa tanaman yang dia letakkan di halaman rumahnya selama beberapa tahun adalah tanaman yang bernilai jutaan rupiah. Dia sulit mengerti mengapa tanaman yang hanya berupa kumpulan daun, tanpa bunga yang indah atau buah yang lezat dapat bernilai jutaan rupiah. Yang menarik hati saya, bukan alasan mengapa tanaman tersebut berharga tinggi, namun perubahan perlakuan teman saya terhadap tanamannya setelah mengetahui harga tanamannya.

Halaman

Berlangganan RSS - Blog Betty Tjipta Sari