Hidup Tabah

Versi printer-friendly
Juni

Berita Telaga Edisi No. 127 /Tahun XI/Juni 2015


Diterbitkan oleh Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Sekretariat: Jl.Cimanuk 56 Malang 65122 Telp.: 0341-408579, Fax.:0341-493645 Email: telagatelaga.org Website: http://www.telaga.org Pelaksana: Melany N.T., Rr. Fradiani Eka Y. Bank Account: BCA Cab. Malang No. 011.1658225 a.n. Melany E. Simon




Hidup Tabah

Ketabahan bukanlah sesuatu yang dapat kita peroleh dengan hanya berdoa, terus tiba-tiba dari sorga Tuhan turunkan sesuatu yang bernama ketabahan. Ketabahan sebenarnya hasil dari penggemblengan karakter lewat proses waktu dan tekanan hidup. Sekali lagi saya ingin menegaskan bahwa ketabahan bukanlah sesuatu yang dapat kita peroleh dari luar diri kita. Tuhan akan menerjunkan kita ke dalam situasi-situasi yang berat atau keras sebab melalui penggemblengan itulah akhirnya akan keluar ketabahan dari dalam diri kita.

Di dalam II Korintus 11:23 dan seterusnya, Paulus memaparkan penderitaan yang pernah dilewatinya. Dia berkata, (23)"Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. (24) Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, (25) tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. (26) Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. (27) Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, (28) dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. (29) Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?"

Maka kemudian Paulus menyimpulkan, (30) "Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku. (31) Allah, yaitu Bapa dari Yesus, Tuhan kita, yang terpuji sampai selama-lamanya, tahu, bahwa aku tidak berdusta."

Pelajaran yang bisa kita ambil bahwa ketabahan bisa muncul melalui beberapa hal, yaitu:

Ketabahan muncul dari gesekan. Dalam menghadapi kesulitan biasanya reaksi awal kita adalah melarikan diri atau mencari jalan keluar secepat mungkin. Kadang memang kita berhasil, tapi adakalanya kita gagal mendapatkan solusi yang kita inginkan, pada akhirnya kita harus menghadapi kesulitan itu dan menanggung derita. Apa yang harus kita lakukan jika kita berhadapan dengan situasi seperti ini; kita harus diam, kita harus berdiri tegak, kita harus menahan derita dan sakit.

Kalau kita mau belajar untuk bertahan sehingga bisa melahirkan ketabahan dalam diri kita, kita tidak boleh mencari jalan pintas yang salah atau membentengi diri agar tidak terjerumus dalam penyelesaian masalah yang berdosa.

Orang yang akhirnya jatuh atau remuk adalah orang yang tidak lagi melihat Tuhan dalam menghadapi gesekan dengan kesulitan itu. Kalau kita tetap menatap Tuhan, tetap berpegangan pada-Nya, tidak meninggalkan dan melepaskan genggaman tangan Tuhan, maka kita tidak akan jatuh, kita tidak akan remuk karena tangan Tuhan akan terus menuntun kita. Dan buktinya adalah Paulus, dia menderita seperti itu tapi dia tidak kehilangan Kristus dalam hidupnya, dia terus-menerus memegang tangan Kristus.

Ketabahan muncul dari keputusan kita untuk tidak terikat oleh waktu. Sering kali kita menetapkan batas waktu dalam penderitaan bahwa kita hanya akan menderita sampai batas waktu tertentu. Misalkan kita berkata sampai bulan depan atau sampai dua bulan lagi atau sampai tahun depan, seolah-olah kita itu mempunyai kuasa menetapkan kapan penderitaan itu akan berakhir. Masalahnya adalah kita tidak selalu tahu sampai kapan kita akan menderita. Jadi kita harus berkata kepada diri sendiri bahwa kita tidak tahu kapan semua ini akan berakhir dan kita mesti berhenti menduga-duga. Sebab setiap dugaan yang meleset akan memperburuk kekecewaan kita dan malah memperlemah daya tahan kita.

Ketabahan adalah buah dari pengharapan pada kebenaran janji Tuhan. II Korintus 12:9-10, Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat."

Ketabahan tidak berarti selalu merasa kuat, ini adalah kesalahpahaman yang harus diluruskan. Sering kali kita beranggapan bahwa orang yang tabah itu selalu kuat atau kita harus merasa diri kuat baru kita menganggap diri kita tabah. Tidak! Berkali-kali Paulus berkata "di dalam kelemahanku" dengan kata lain Paulus mengakui perasaan lemah ini. Tapi yang dia ingin tekankan adalah pada waktu dia lemah kekuatan Kristus dinyatakan, artinya waktu dia benar-benar tergeletak di dalam kelemahan, Tuhan akan mengangkatnya, Tuhan memberikan kekuatan dengan cara yang tak pernah terpikirkan olehnya.

Jadi tabah dan lemah bergandengan tangan. Bukannya kalau kita tabah, kita tidak boleh sekalipun merasa lemah. Dari kelemahan, kita beralih pada pengharapan akan janji Tuhan bahwa kasih karunia-Nya cukup untuk kita. Dari pengharapan, kita akan menerima kekuatan, karena janji Kristus "kasih karunia-Ku cukup bagimu." Kita tidak tahu bagaimana cara Tuhan menyelesaikan penderitaan kita atau kesusahan kita. Yang kita tahu adalah bahwa Ia akan menyelesaikannya, tapi bagaimana caranya kita tidak tahu.

Oleh : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Audio dan transkrip secara lengkap bisa didapatkan melalui situs TELAGA dengan kode T167 B.



Doakanlah

  1. Bersyukur Radio Karina FM di Pematangsiantar masih menyiarkan program Telaga. Hal ini diketahui berdasarkan informasi melalui telepon dari Bp. Thomas Sinabariba yang sedang berada di Jakarta. Bp. Thomas sempat datang ke sekretariat Telaga tgl. 10 Juni yang lalu dan membeli 1 set CD Telaga yang akan disharingkan di lingkungan paroki gereja Katolik.

  2. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari Radio Suara Gratia FM di Cirebon sebesar Rp 200.000,-; dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 620.000,- dan dari Ibu Paulina Susanti sebesar Rp 5.000.000,-

  3. Bersyukur Telaga telah membuka stand selama 3 hari di SAAT dalam rangka acara retreat pendidikan dengan tema "Rethinking Christian Education", yaitu tgl. 22-24 Juni 2015. Cukup banyak CD Telaga dan booklet/buku yang telah terjual.

  4. Doakan untuk rekaman lanjutan pada bulan Juli 2015 dengan Ev. Sindunata Kurniawan sebagai nara sumber dan Sdri. Stella sebagai penanya.

  5. Pada tgl. 18 Juni 2015, ibu Judy Srirahayu Hartono, mama mertua dari Ibu Esther Tjahja, salah seorang konselor Telaga, telah meninggal dunia di Jakarta. Doakan untuk keluarga besar yang ditinggalkan.

  6. Doakan untuk penjualan e-book melalui P.T. Mahoni dan juga penjualan buku "Memaksimalkan Karier Anda" yang baru-baru ini diterbitkan oleh P.T.Visi Anugerah Indonesia.

  7. Bersyukur untuk donasi yang diterima dari donatur tetap dalam bulan ini, yaitu dari :

        001 - Rp 100.000,-
        011 - Rp 150.000,-


TELAGA Menjawab

Tanya?

Salam sejahtera,

Saya mengunjungi situs www.telaga.org dan membaca mengenai "Hidup Tabah". Sungguh sesuatu yang amat dekat dan menyentuh jiwa saya saat ini karena saya merasa sedang membutuhkan ketabahan. Saya ingin membagikan permasalahan saya dengan pengasuh Telaga.

Hampir 5 tahun saya berjuang melupakan masa lalu saya. Setiap hari masa lalu membayang-bayangi langkah saya dimana pun dan kapan pun. Masa lalu itu adalah seseorang yang ada dalam hati saya.

Pak, kenapa saya membiarkan seorang manusia menentukan kebahagiaan dan kesedihan saya? Saya merasa lemah dan gagal dalam hidup. Saya merasa ini terlalu berat. Saya mencoba untuk tabah namun untuk kesekian kalinya saya gagal lagi. Saya hidup dalam ruang kosong tanpa harapan dan iman pada Yesus, meskipun tiap hari saya berdoa kepada-Nya.

Apakah saya punya harapan untuk bisa "mematikan" orang tersebut dari hati dan pikiran saya? Apa saya begitu mengecewakan Tuhan Yesus sehingga Dia membiarkan saya hidup sendirian?

Jawab

Salam sejahtera dalam kasih Kristus,

Terima kasih atas kesediaan Anda berbagi persoalan dengan kami. Kami sangat menghargai keberanian Anda mengungkapkan secara jujur apa yang Anda rasakan.

Dari surat Anda, kami menangkap bahwa rupanya Anda sedang dihantui oleh masa lalu sehubungan dengan seseorang yang pernah sangat Anda cintai dan itu membuat Anda sangat menderita. Dari kalimat bahwa Anda ingin "mematikan" orang tersebut dari hati dan pikiran Anda, kami menduga mungkin Anda sedang menderita luka batin yang mendalam. Mungkin Anda pernah disakiti oleh orang tersebut sehingga menimbulkan sakit hati yang begitu dalam, membekas dalam kenangan Anda sampai sekarang. Mungkin saat ini Anda sangat membencinya.

Luka batin adalah pengalaman kejiwaan yang dapat dialami oleh setiap orang. Luka batin tidak boleh disepelekan. Memang ada pengalaman sakit hati yang bisa segera kita maafkan, namun ada pula pengalaman sakit hati yang tetap bertahan seperti noda membandel di kain, pada kenangan kita. Mengabaikan, membiarkan dan melupakan pengalaman terluka bukanlah tindakan yang baik, tetapi justru merupakan tindakan yang tidak sehat.

Kalau benar dugaan kami, maka Anda membutuhkan seorang ahli terapi yang dapat membimbing masuk ke dalam proses pengampunan. Karena pengampunan merupakan kunci utama untuk penyembuhan luka batin atau sakit hati yang mendalam. Pengampunan adalah proses perubahan dimana orang yang disakiti memutuskan untuk tidak membalas dendam atau menghindarinya, tetapi ia membebaskan orang yang menyakiti itu dari hutangnya. Secara emosi orang yang disakiti mengubah emosi negatif menjadi emosi positif.

Mengapa harus mengampuni? Selain ini adalah perintah Tuhan, mengampuni bermanfaat bagi Anda. Melalui pengampunan kita dapat mengurangi kekuatiran, depresi, stress, kebencian, kemarahan, kedengkian dan tindakan kekerasan untuk menuntut balas dendam serta mengurangi gangguan-gangguan fisik akibat stres seperti pusing, sakit punggung, sulit tidur, sakit perut, penyakit jantung, hipertensi dan membebaskan kita dari jerat rasa bersalah. Mengampuni meningkatkan harapan, harga diri dan kekuatan diri, menurunkan tekanan darah, memperbaiki hubungan yang retak, menyehatkan tubuh secara fisik. Dan sesungguhnya mengampuni membuat hidup lebih adil, adil kepada diri sendiri.

Namun terapi untuk proses mengampuni tidak cukup melalui surat ini. Anda perlu segera menghubungi konselor atau pendeta yang dapat membimbing Anda masuk dalam proses mengampuni. Demikian tanggapan kami, Kami berdoa Tuhan menolong Anda bertemu dengan ahli yang tepat.

Salam: Pengasuh Program Telaga



Masih Menyiarkan TELAGA!!

Setelah hampir setengah tahun kehilangan komunikasi, bersyukur Program TELAGA ternyata masih disiarkan melalui dua radio berikut:

  1. Radio Pemulihan Kasih FM - Bajawa, Flores

    Mengudara pada frekuensi 96,5 MHz. Program TELAGA disiarkan setiap hari pada pukul 11.00 dan 20.00 WITA.

  2. Radio Karina FM - Pematangsiantar

  3. Mengudara pada frekuensi 98,7 MHz. Program TELAGA disiarkan setiap hari pada pukul 10.00 dan 17.00 WIB.

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus.