Dampak Keberhasilan Suami Pada Istri & Dampak Keberhasilan Istri Pada Suami

Versi printer-friendly
Agustus



Idealnya kita berbahagia sewaktu melihat pasangan meraih keberhasilan dalam kariernya. Dengan kata lain, seharusnyalah dampak keberhasilan pada pasangan bersifat positif. Namun pada kenyataannya tidak selalu kita berbahagia melihat keberhasilan pasangan. Tidak jarang keberhasilan pasangan malah mengundang masalah dalam pernikahan. Satu hal lain yang menarik adalah ternyata dampak keberhasilan suami dan istri pada pasangan tidaklah sama.

Berikut ini akan dibahas dampak keberhasilan suami pada istri:

  1. Salah satu dampak positif keberhasilan suami adalah timbulnya kebanggaan pada diri istri. Mungkin di masa lampau ia malu membicarakan tentang pekerjaan suaminya namun sekarang ia tidak lagi malu malah merasa bangga dengan peningkatan strata karier ini.
  2. Dampak keberhasilan yang positif lainnya adalah bertambahnya penghasilan. Apa yang tadinya tidak dapat dibeli atau dilakukan, sekarang dapat dibeli atau dilakukan. Masalahnya adalah, kepuasan material sering kali bersifat sementara. Begitu satu keinginan terpenuhi maka akan muncullah keinginan lainnya. Jadi, keberhasilan suami belum tentu mengurangi masalah yang sudah ada di antara suami dan istri.
  3. Keberhasilan suami dalam karier sering kali mengurangi waktu yang diberikan kepada pasangan dan keluarga. Tuntutan kerja bertambah dan tidak jarang, suami harus melakukan banyak perjalanan bisnis. Dengan bertambahnya jarak, maka akan bertambah pulalah kemungkinan terjadinya konflik sebab suami yang pada dasarnya tidak begitu suka berbicara makin jarang berbicara karena merasa letih. Istri pun acap kali merasa tidak lagi diperhatikan dan disayangi.
  4. Keberhasilan suami dalam karier dapat menambah rasa tidak aman pada istri. Itu sebabnya keberhasilan suami disikapi dengan kecurigaan, jangan-jangan ia akan berselingkuh. Dan jika itu terjadi, besar kemungkinan suami tidak takut untuk bercerai sebab ia merasa diri mapan.
  5. Keberhasilan suami dalam karier belum tentu membuat istri tambah menghormatinya—reaksi yang sudah tentu mengecewakan suami. Kadang oleh karena istri merasa sudah begitu terbiasa dengan suami, ia pun tidak menanggapi keberhasilan suami sebagai sesuatu yang bersifat luar biasa. Ia bahkan diam dan tidak memberi pujian apa pun.
  6. Keberhasilan suami dapat pula membuat istri merasa iri kepadanya. Mungkin rasa iri bersumber dari perasaan bahwa ia sendiri tidak memeroleh kesempatan yang sama untuk mengembangkan dirinya. Ia mengorbankan kariernya demi memelihara anak dan mengurus rumah tangga, namun sekarang suami yang mendapatkan kenaikan pangkat. Mungkin inilah alasan ia merasa iri kepada suami.


Apa Yang Dapat Dilakukan Suami?

  • Sebagai suami kita mesti menunjukkan penghargaan kepada istri yang telah memberikan dukungan atau setidaknya memungkinkan kita meraih keberhasilan dalam pekerjaan. Katakanlah bahwa oleh karena pengorbanannya maka kita dapat meraih keberhasilan. Dengan kata lain, jadikan istri bagian dari tim, bukan di luar tim.
  • Kita mesti memerlihatkan kasih dan kehangatan kepada istri, bukan malah menguranginya. Jangan sampai mengabaikannya; bila harus bepergian, jangan lupa untuk menghubunginya setiap hari. Lewat cara ini istri akan merasakan keterlibatannya dalam hidup dan keberhasilan suami.
  • Jangan lupa untuk mengajak istri untuk hadir dalam pertemuan yang melibatkan mitra kerja. Hargailah istri di hadapan mereka dan sekali lagi, jadikan istri bagian dari tim, bukan di luar tim.
  • Batasi relasi dengan lawan jenis. Jangan sampai keberhasilan karier membuat suami lupa diri sehingga makin bersikap bebas dengan lawan jenis.
  • Terakhir, hiduplah dengan penuh kerendahan hati. Jangan sampai takabur dan mengklaim bahwa kepandaian sendirilah yang membuat kita berhasil. Terapkanlah selalu Amsal 3:5-7 sebagai dasar hidup kita, Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan.

Seharusnyalah semua suami berbahagia dengan keberhasilan istri di dalam kariernya namun faktanya tidak semua merasa bahagia. Penyebabnya sudah tentu bukanlah keberhasilan itu sendiri melainkan dampak keberhasilan itu pada dirinya. Itu sebabnya kita perlu melihat hal ini dengan saksama agar kita dapat menghindar dari dampak buruk yang berpotensi merusak pernikahan.

Berikut ini akan dipaparkan beberapa penyebab mengapa suami tidak menyambut keberhasilan istri dengan gembira.

  1. Penyebab pertama mengapa suami tidak menyambut gembira keberhasilan istri adalah dikarenakan ketakutannya sendiri bahwa ia tidak lagi dapat menjadi kepala keluarga. Kita hidup di dalam dunia yang menjadikan uang dan kedudukan sebagai penentu kekuasaan dan pengaruh. Itu sebabnya menanjaknya karier istri dapat menciutkan kepercayaan diri suami yang merasa bahwa sekarang ia berada di bawah kendali istri. Alhasil, ia menjadi sensitif dan cenderung menafsir tindakan istri sebagai upaya untuk mengendalikannya dan sebagai sikap yang tidak menghormatinya.
  2. Berikut, mengapa suami tidak menyambut gembira keberhasilan istri adalah karena sekarang ia harus memikul beban mengurus rumah tangga. Sering kali keberhasilan istri dalam karier mengharuskannya untuk meninggalkan keluarga. Sebagai akibatnya tugas rumah tangga mesti ditanggung suami dan sudah tentu tidak semua suami menyambutnya dengan gembira
  3. Kadang ada pula suami yang malah menjadi malas oleh karena keberhasilan istri. Ia beranggapan bahwa sekarang ia tidak lagi harus bekerja sekeras dulu dan mulai mengandalkan istri untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Singkat kata, ia memanfaatkan istri untuk mengongkosi kebutuhannya dan keluarga.
  4. Ada pula suami yang karena istri bertambah berhasil dalam karier malah mengembangkan kebiasaan buruk seperti berjudi, bermabuk-mabukan, atau berzinah. Salah satu penyebabnya adalah tersedianya kesempatan untuk melakukan semua itu.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah yang seharusnya dilakukan istri bila inilah yang terjadi ?

  1. Pertama, istri harus bersikap biasa kepada suami setelah peningkatan kedudukan dan penghasilan. Dengan kata lain, usahakanlah agar keberhasilan ini tidak memunculkan sikap atau tindakan yang dapat digunakan suami untuk menuduh bahwa istri telah merendahkan dan tidak lagi menghormati dirinya.
  2. Sebaliknya, jangan sampai istri merasa takut untuk membicarakan tentang uang. Bila memang harus dilakukan pembahasan tentang pemakaian atau penyimpanan uang, lakukanlah. Sekali lagi, hiduplah seperti biasanya. Jangan membesarkan perihal kenaikan penghasilan atau kedudukan.
  3. Sebelum menerima promosi sebaiknya istri merundingkannya terlebih dahulu dengan suami. Bicarakanlah dampaknya pada tugasnya di rumah dan mengurus anak. Tanyakanlah pendapatnya dan berilah waktu kepadanya untuk memertimbangkan hal ini. Jangan memaksanya untuk cepat mengiyakan permintaan ini. Keterlibatan suami dalam pengambilan keputusan akan membuatnya merasa berandil dalam proses ini dan lebih siap untuk menanggung konsekuensinya.
  4. Sering-seringlah memberi penghargaan kepada suami yang harus memikul beban keluarga. Jangan berkata bahwa memang sudah semestinyalah ia menanggung beban keluarga. Hargailah dan berterima kasihlah atas kesediaannya mendukung istri sejauh ini.
  5. Kemukakan kepada suami bahwa keluarga menempati prioritas atas. Jadi, bila sampai terjadi masalah dalam keluarga yang menuntut pengorbanan istri untuk mengurangi atau bahkan melepaskan pekerjaannya, istri siap untuk melakukannya.
  6. Apabila terlihat jelas bahwa suami memanfaatkan istri, tolaklah permintaannya. Jangan takut untuk dituduh bahwa istri terlalu menghina suami. Sekali lagi, hal ini hanya boleh dilakukan bila memang terlihat jelas suami berubah malas dan memanfaatkan istri sebagai pemenuh kebutuhannya.
  7. Jika suami terlibat perilaku berdosa karena istri jarang di rumah, ajaklah suami untuk menjalani bimbingan agar rumah tangga dipulihkan kembali. Ingatlah Firman Tuhan yang berkata, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Ringkasan T318 A+B

Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi

Ada cukup banyak judul lainnya

pada kategori Suami – Istri

di www.telaga.org

PERTANYAAN :

Shalom tim hamba Tuhan di Telaga,

Saya sudah beberapa kali berkonsultasi disini dan merasa diberkati dengan kehadiran Telaga. Sekarang saya sedang dalam kebimbangan antara bekerja lagi atau tetap di rumah sebagai ibu rumah tangga. Saya MF berusia 30 tahun dengan 2 orang anak, yang sulung berusia 4,5 tahun dan yang bungsu berusia 1,5 tahun. Bisnis yang dikelola suami digunakan untuk mencukupi kebutuhan 3 keluarga, yaitu keluarga saya, mertua dan adik ipar yang membantu suami. Baru-baru ini adik ipar menggunakan uang Rp 30 juta untuk kontrak rumah karena istrinya tidak kerasan di rumah mertua (adik sudah punya bayi). Kami ingin memunyai penghasilan tambahan yang bisa digunakan untuk tabungan bagi anak-anak dan uang muka rumah idaman kami. Sekarang kami tinggal di Ruko. Ada tawaran dari paman suami untuk bekerja di bagian administrasi perusahaannya. Letaknya dekat rumah dan siang hari diperbolehkan untuk pulang menengok anak-anak.


Apabila saya bekerja, anak-anak saya titipkan di rumah mertua yang kebetulan rumahnya juga dekat. Suami sangat ingin saya menerima tawaran kerja itu, tapi saya pribadi setiap berdoa selalu mendapat jawaban agar saya berada di rumah menjaga anak-anak. Kadang saya merasa bingung dengan ungkapan -- Cukupkan dirimu dengan apa yang ada-. Saya sangat ingin mengambil keputusan yang benar, tanpa penyesalan. Saya juga merasa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, karena selain terakhir bekerja 4 tahun yang lalu, bos saya dulu juga sering tidak puas dengan pekerjaan saya.

Mohon masukan-masukannya, terima kasih.

Salam: MF


JAWABAN :

Ibu MF yang dikasihi Tuhan,


Maaf, kami agak terlambat membalas surat Ibu. Keputusan untuk bekerja atau tidak adalah keputusan yang multidimensional atau menuntut pertimbangan dari pelbagai sudut. Misalnya, sudut pertama adalah kebutuhan anak. Apakah kebutuhan anak akan tercukupi dengan baik bila Ibu bekerja?

Kedua, sudut kebutuhan rumah tangga. Apakah kebutuhan rumah tangga baru akan tercukupi apabila Ibu bekerja ?

Sudut ketiga adalah sudut kepuasan dan pengembangan diri. Apakah Ibu MF merasa tidak puas dan jenuh dengan tugas mengurus anak di rumah ? Apakah Ibu akan menjadi seorang mama dan istri yang lebih baik dan lebih terpenuhi bila bekerja di luar rumah?

Sudut terakhir adalah sudut relasi dengan suami. Apakah bekerja di luar akan memerkuat atau memerlemah relasi dengan suami ? Mudah-mudahan empat sudut atau pedoman ini dapat membantu Ibu mengambil keputusan yang tepat. Tuhan memberkati !!


Salam dan doa kami,

Tim Pengasuh Program Telaga



Berkatalah Elisa: ‘Demi TUHAN semesta alam yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu. Maka sekarang jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.’ Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia.-

(2 Raja-Raja 3:14-15)

Musik, begitu kuat pengaruhnya. Dipercaya suara musik yang ditangkap telinga memiliki efek tertentu pada otak dan tidak hanya berhenti di situ, rangkaian nada yang terjalin dalam musik memengaruhi kerja otak dan bagaimana otak merespons stimulus baik dari dalam maupun luar tubuh. Dalam salah satu artikel tentang efek musik terhadap kinerja otak yang saya baca, setidaknya ada beberapa hal yang positif yang diperoleh dari musik.

Diyakini, musik memicu perkembangan otak. Tidak heran bila bayi-bayi disarankan untuk diperdengarkan suara musik dalam kesehariannya terlebih menjelang tidur. Bukan hanya pada bayi, pada orang-orang yang berlatih musik dapat merespons suara dan bahasa lebih baik. Hal positif lainnya dari musik adalah dapat merangsang otak berpikir lebih kreatif. Selain itu musik dapat juga memicu distraksi, yakni menghindari stimulus yang membuat kita berhenti beraktivitas. Contohnya saat berolah raga. Stimulus yang paling dominan saat berolah raga adalah rasa lelah dan itu membuat kita ingin segera berhenti. Musik menolong kita untuk tidak terfokus pada rasa lelah. Tidak heran bila senam-senam aerobik atau semacamnya menggunakan musik untuk memicu semangat. Yang tak kalah pentingnya musik menolong kita untuk dapat merasa lebih tenang, dapat terfokus pada satu hal yang kita inginkan bahkan musik menolong kita untuk dapat masuk dalam suasana rohani.


Mungkin keuntungan terakhir itulah yang dimanfaatkan oleh Elisa ketika Yoram datang kepadanya bersama Yosafat dan raja Edom untuk meminta petunjuk Tuhan. Elisa kesal melihat Yoram yang hatinya tidak berpaut pada Tuhan. Dalam kata-katanya kepada Yoram, Elisa menegaskan bahwa tanpa Yosafat ia tidak sudi memandang pada Yoram. Elisa meminta pemain kecapi datang untuk memainkan musik baginya. Apakah karena irama musik yang dialunkan lewat kecapi itu yang membuat kekuasaan Tuhan meliputi Elisa? Saya yakin tidak. Hati Elisa mendapat ketenangan dengan bantuan musik dan ketenangan itu membuatnya mampu mengarahkan mata rohaninya pada Allah. Yang membuat kuasa Allah dinyatakan adalah hati yang tertuju pada Allah dan musik salah satu sarana yang menolong mencapai hal tersebut.

Saudaraku, tidak jarang hati kita merasa kalut, cemas, kuatir, marah atau muncul perasaan-perasaan negatif lainnya yang membuat kita tidak dapat fokus dalam relasi kita dengan Tuhan. Ada baiknya kita mengikuti tindakan yang dilakukan Elisa itu, menggunakan musik untuk menolong kita untuk memeroleh kembali ketenangan. Bukankah saat ini ada begitu banyak musik-musik yang didedikasikan khusus untuk Tuhan sebagai pujian dan pengagungan? Kita dapat memilih salah satunya dan mendengarkannya, siapa tahu hal itu akan menolong kita untuk merasakan hadirat Tuhan dan mengalami jamahan Tuhan.

Renungan oleh :
Ev. Sudarmadji, M.Th.
Salah seorang konselor PKTK Sidoarjo yang berdomisili di Tulungagung



  1. Jempol adalah yang terdekat dengan Anda. Awali doamu dengan mendoakan orang yang terdekat dengan Anda.
  2. Jari telunjuk. Doakan untuk mereka yang mengajar, mengarahkan dan menyembuhkan termasuk para guru, dokter dan hamba Tuhan. Mereka memerlukan dukungan dan kebijaksanaan dalam mengarahkan orang lain pada arah yang benar.
  3. Jari tengah adalah yang paling tinggi, mengingatkan kita pada peran pemimpin. Doakan presiden, pimpinan perusahaan dan para administrator. Orang-orang ini membentuk bangsa kita dan mengarahkan pendapat masyarakat.
  4. Jari manis yang paling lemah, mengingatkan kita untuk mendoakan mereka yang lemah, yang sedang menghadapi masalah dan sakit-penyakit. Mereka membutuhkan Anda siang dan malam.
  5. Jari kelingking. Setelah mendoakan untuk 4 kelompok tersebut di atas, doakanlah diri Anda sendiri.




JUDUL-JUDUL REKAMAN KATEGORI SUAMI – ISTRI

T 033 Kecemburuan dalam Hubungan Suami Istri/Menolong Pasanganku Yang Pencemburu
T 074 Menjadi Sahabat Buat Suami /Menjadi Sahabat Buat Istri
T 115 Belajar Untuk Mengasihi /Belajar Untuk Tunduk
T 144 Makna Ditemani /Kebutuhan Yang Tak Terpenuhi
T 172 Memulihkan Kepercayaan /Terus Mencintai
T 178 Pubertas II: Mitos Atau Realitas ? (I + II)
T 201 Siapa Yang Harus Berubah ? (I + II)
T 228 Membangun Dari Reruntuhan (I + II)
T 236 Memaafkan dalam Pernikahan /Mengasihi dan Menuntut
T 246 Kudus dan Setia /Pergaulan Sesudah Pernikahan
T 255 Sayang Tapi Benci /Relasi yang Tidak Seimbang
T 257 Minta Maaf Saja Tidak Cukup (I + II )
T 320 Suami yang Memimpin & Istri yang Menolong (Memimpin adalah Mengarahkan) /Suami yang Memimpin & Istri yang Menolong (Memimpin adalah Memecahkan Masalah)
T 371 Bisakah Mengubah Pasangan ? /Sikap Hidup Reaktif
T 437 Mencabut Duri Pernikahan /Relasi yang Tidak Direstui
T 522 Pasangan Beremosi Tinggi /Pasangan yang Berfungsi Secara Tidak Efektif
T 523 Pasangan Yang Jauh Secara Emosional /Pasangan Yang Menuntut Tinggi
T 524 Pasangan Yang Menyiksa /Pasangan yang Mudah Stres
T 525 Pasangan Yang Tidak Aman Secara Sosial /Pasangan Yang Tidak Bertanggungjawab
T 526 Pasangan Yang Tidak Konsisten Secara Moral dan Spiritual/Pasangan Yang Tidak Setia
T 527 Pasangan Yang Sakit /Pasangan Yang Menderita Gangguan Jiwa
T 573 Kedukaan Karena Covid-19 /Ujian Kesabaran

Tidak terasa bulan -- Merah-Putih -- sudah akan berakhir. Pada tanggal 17 Agustus 2021 kita sudah memeringati HUT kemerdekaan R.I. yang ke-76
Dirgahayu Republik Indonesia, Indonesia Tangguh….Indonesia Bertumbuh !!

Pemerintah masih memperpanjang PPKM sampai tanggal 6 September 2021. Beberapa pokok doa yang dapat kita doakan adalah sebagai berikut:

  1. Bersyukur Radio streaming Askara di Batu pada awal Agustus 2021 memeringati ulangtahun-nya yang ke-21, Telaga disiarkan setiap hari Selasa dan Jumat pk.10.30 WIB.
  2. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dalam bulan ini dari Ibu Gan May Kwee di Solo sebesar Rp 500.000,- dan dari NN di Tangerang sejumlah Rp 1.000.000,-.
  3. Doakan untuk kebutuhan dana bagi perpanjangan kontrak rumah Telaga Kehidupan di Sidoarjo.
  4. Bersyukur program Bina Iman Anak telah dimulai pada tanggal 7 Agustus 2021, doakan kerjasama guru yang mengajar dan orangtua yang mendampingi agar Tuhan menolong program Bina Iman Anak ini bisa lebih berkembang.
  5. Bersyukur Bp.Rudy Tejalaksana sekeluarga yang berada di Wamena sudah pulih dari Covid-19. Rumah sakit dan Puskesmas hampir tidak ada dokter, hanya perawat dan bidan yang -- standby-. Di pedalaman belum ada informasi tentang vaksin.
  6. Doakan untuk masyarakat di Bajawa dan Ruteng, Flores yang sampai saat ini masih menunggu ketersediaan vaksin Covid-19. Informasi ini diperoleh dari Pdm.Hana Simanjuntak, Radio Pemulihan Kasih FM di Bajawa dan Ibu Lilik Suharmini yang tinggal di Ruteng.
  7. Doakan juga untuk bagian Administrasi dari R-radio di Tulungagung yang terpapar Covid-19 dan masih isolasi mandiri, belum masuk kantor.
  8. Doakan untuk para konselor agar mereka dapat menolong klien-klien dalam pergumulan hidup yang dialami.
  9. Doakan untuk para tenaga kesehatan di berbagai Rumah Sakit dalam dedikasi mereka menangani pasien Covid-19 secara khusus.
  10. Bersyukur untuk sumbangan yang diterima dari donatur tetap di Malang dalam bulan Agustus 2021, yaitu dari : :
    015 untuk 3 bulan: Rp 2.250.000,-
    006 untuk 2 bulan: Rp 300.000,-