Lagu rohani, bisa Anda saksikan di youtube.com.
(Sisilia Lilies Lie)
Orangtua/Anak
Semakin berusia dini dalam penggunaan smartphone akan semakin parah sewaktu dewasa dalam hal kesehatan mental, para orang tua diminta untuk mengatur penggunaan sosmed dengan bijaksana, anak-anak tidak ingin melakukan apa yang orang tua katakan, mereka ingin melakukan apa yang orang tua lakukan.
Orang yang sehat mental sadar akan kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, bekerja produktif dan bermanfaat, mampu membuat keputusan yang tepat, berkontribusi terhadap komunitasnya, berguna bagi masyarakat terutama bagi kerajaan Tuhan, gangguan mental secara umum disebabkan oleh faktor keturunan, situasi lingkungan sebelum lahir dan kimia dalam otak, tiga hal yang memengaruhi kesehatan mental seseorang, yaitu hubungan keluarga, makan yang bergizi dan sehat serta penggunaan smartphone atau HP dengan bijaksana.
Menghadapi karakter anak yang buruk, akui dan sebut yang buruk itu buruk, akui andil kita dalam pembentukan karakter buruk anak, jangan mundur atau menghindar dari tanggungjawab mengubah karakter anak yang buruk, jangan bereaksi berlebihan dan kita harus konsisten.
Anak berkembang secara fisik, berubah secara mental dan rohani, tiga fase perubahan, masa kecil – remaja, masa dewasa, masa paro baya, camkan prinsip tabur tuai, terima kondisi anak apa adanya, didik semasa muda, semakin tua semakin kecil harapan untuk berubah.
Pertama menyenangkan hati orang tua, kedua memikul tanggungjawab orang tua, ketiga menyerap derita orang tua, keempat tidak boleh ada cacat cela, terimalah latar belakang kita sebagai penetapan dan dalam rencana Tuhan, seimbangkan hidup bukan hanya untuk orang tua atau orang lain tetapi juga untuk kita sendiri, teruslah mengabdi kepada orang tua dan menjadi berkat, tetapi lakukanlah demi Tuhan.
Kendalikan anak dengan fleksibel, buka pintu dialog dan dengarkan pendapatnya, meskipun anak berada di luar kendali orang tua, tapi tidak pernah berada di luar kendali Tuhan, gabungkan kasih dan ketegasan, penerimaan dan pendisiplinan.
Anak memerlukan disiplin bukan saja dalam hal sekolah tapi juga dalam hal kerohanian, kehidupan rohani tidak sama dengan aktivitas rohani, kenali anak dalam kekuatan dan kelemahannya, pentingkan perubahan dan perbuatan di dalam bukan di luar, beri kebebasan yang cukup untuk menyatakan dirinya, anak harus menyenangkan Tuhan, bukan hanya orang tua.
Orang tua harus menjaga sikap dan perilaku diri sendiri supaya bisa dihormati oleh anak, orang tua perlu konsisten dan relatif sama dalam pandangan terhadap prinsip hidup serta cara mendidik anak, orang tua perlu menunjukkan keteladanan dalam hal kasih dan berkata-kata, dari sudut perkembangan anak, kita lebih mendekatkan hukuman atau disiplin secara lisan daripada secara fisik
Dalam mendidik anak perlu menyeimbangkan antara kelembutan dan kekerasan, diharapkan anak tumbuh jadi dewasa dengan sifat-sifat yang lebih seimbang dan lebih baik, keseimbangan dalam diri anak untuk menghormati sekaligus mengasihi orang lain
Sejak kecil kita mulai mendoakan anak, percayakan anak kepada Tuhan, mengarahkan secara jasmani, mental, moral dan rohani serta melepaskan sedikit demi sedikit.