Idealnya kita berbahagia sewaktu melihat pasangan meraih keberhasilan dalam kariernya. Dengan kata lain, seharusnyalah dampak keberhasilan pada pasangan bersifat positif. Namun pada kenyataannya tidak selalu kita berbahagia melihat keberhasilan pasangan. Tidak jarang keberhasilan pasangan malah mengundang masalah dalam pernikahan. Satu hal lain yang menarik adalah ternyata dampak keberhasilan suami dan istri pada pasangan tidaklah sama.
Berikut ini akan dibahas dampak keberhasilan suami pada istri:
Apa Yang Dapat Dilakukan Suami?
Seharusnyalah semua suami berbahagia dengan keberhasilan istri di dalam kariernya namun faktanya tidak semua merasa bahagia. Penyebabnya sudah tentu bukanlah keberhasilan itu sendiri melainkan dampak keberhasilan itu pada dirinya. Itu sebabnya kita perlu melihat hal ini dengan saksama agar kita dapat menghindar dari dampak buruk yang berpotensi merusak pernikahan.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa penyebab mengapa suami tidak menyambut keberhasilan istri dengan gembira.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah yang seharusnya dilakukan istri bila inilah yang terjadi ?
Ringkasan T318 A+B
Oleh: Pdt. Dr. Paul Gunadi
Ada cukup banyak judul lainnya
pada kategori Suami – Istri
di www.telaga.org [3]
PERTANYAAN :
Shalom tim hamba Tuhan di Telaga,
Saya sudah beberapa kali berkonsultasi disini dan merasa diberkati dengan kehadiran Telaga. Sekarang saya sedang dalam kebimbangan antara bekerja lagi atau tetap di rumah sebagai ibu rumah tangga. Saya MF berusia 30 tahun dengan 2 orang anak, yang sulung berusia 4,5 tahun dan yang bungsu berusia 1,5 tahun. Bisnis yang dikelola suami digunakan untuk mencukupi kebutuhan 3 keluarga, yaitu keluarga saya, mertua dan adik ipar yang membantu suami. Baru-baru ini adik ipar menggunakan uang Rp 30 juta untuk kontrak rumah karena istrinya tidak kerasan di rumah mertua (adik sudah punya bayi). Kami ingin memunyai penghasilan tambahan yang bisa digunakan untuk tabungan bagi anak-anak dan uang muka rumah idaman kami. Sekarang kami tinggal di Ruko. Ada tawaran dari paman suami untuk bekerja di bagian administrasi perusahaannya. Letaknya dekat rumah dan siang hari diperbolehkan untuk pulang menengok anak-anak.
Mohon masukan-masukannya, terima kasih.
Salam: MF
JAWABAN :
Ibu MF yang dikasihi Tuhan,
Maaf, kami agak terlambat membalas surat Ibu. Keputusan untuk bekerja atau tidak adalah keputusan yang multidimensional atau menuntut pertimbangan dari pelbagai sudut. Misalnya, sudut pertama adalah kebutuhan anak. Apakah kebutuhan anak akan tercukupi dengan baik bila Ibu bekerja?
Kedua, sudut kebutuhan rumah tangga. Apakah kebutuhan rumah tangga baru akan tercukupi apabila Ibu bekerja ?
Sudut ketiga adalah sudut kepuasan dan pengembangan diri. Apakah Ibu MF merasa tidak puas dan jenuh dengan tugas mengurus anak di rumah ? Apakah Ibu akan menjadi seorang mama dan istri yang lebih baik dan lebih terpenuhi bila bekerja di luar rumah?
Sudut terakhir adalah sudut relasi dengan suami. Apakah bekerja di luar akan memerkuat atau memerlemah relasi dengan suami ? Mudah-mudahan empat sudut atau pedoman ini dapat membantu Ibu mengambil keputusan yang tepat. Tuhan memberkati !!
Salam dan doa kami,
Tim Pengasuh Program Telaga
Berkatalah Elisa: ‘Demi TUHAN semesta alam yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu. Maka sekarang jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.’ Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia.-
(2 Raja-Raja 3:14-15 [4])
Musik, begitu kuat pengaruhnya. Dipercaya suara musik yang ditangkap telinga memiliki efek tertentu pada otak dan tidak hanya berhenti di situ, rangkaian nada yang terjalin dalam musik memengaruhi kerja otak dan bagaimana otak merespons stimulus baik dari dalam maupun luar tubuh. Dalam salah satu artikel tentang efek musik terhadap kinerja otak yang saya baca, setidaknya ada beberapa hal yang positif yang diperoleh dari musik.
Diyakini, musik memicu perkembangan otak. Tidak heran bila bayi-bayi disarankan untuk diperdengarkan suara musik dalam kesehariannya terlebih menjelang tidur. Bukan hanya pada bayi, pada orang-orang yang berlatih musik dapat merespons suara dan bahasa lebih baik. Hal positif lainnya dari musik adalah dapat merangsang otak berpikir lebih kreatif. Selain itu musik dapat juga memicu distraksi, yakni menghindari stimulus yang membuat kita berhenti beraktivitas. Contohnya saat berolah raga. Stimulus yang paling dominan saat berolah raga adalah rasa lelah dan itu membuat kita ingin segera berhenti. Musik menolong kita untuk tidak terfokus pada rasa lelah. Tidak heran bila senam-senam aerobik atau semacamnya menggunakan musik untuk memicu semangat. Yang tak kalah pentingnya musik menolong kita untuk dapat merasa lebih tenang, dapat terfokus pada satu hal yang kita inginkan bahkan musik menolong kita untuk dapat masuk dalam suasana rohani.
Mungkin keuntungan terakhir itulah yang dimanfaatkan oleh Elisa ketika Yoram datang kepadanya bersama Yosafat dan raja Edom untuk meminta petunjuk Tuhan. Elisa kesal melihat Yoram yang hatinya tidak berpaut pada Tuhan. Dalam kata-katanya kepada Yoram, Elisa menegaskan bahwa tanpa Yosafat ia tidak sudi memandang pada Yoram. Elisa meminta pemain kecapi datang untuk memainkan musik baginya. Apakah karena irama musik yang dialunkan lewat kecapi itu yang membuat kekuasaan Tuhan meliputi Elisa? Saya yakin tidak. Hati Elisa mendapat ketenangan dengan bantuan musik dan ketenangan itu membuatnya mampu mengarahkan mata rohaninya pada Allah. Yang membuat kuasa Allah dinyatakan adalah hati yang tertuju pada Allah dan musik salah satu sarana yang menolong mencapai hal tersebut.
Saudaraku, tidak jarang hati kita merasa kalut, cemas, kuatir, marah atau muncul perasaan-perasaan negatif lainnya yang membuat kita tidak dapat fokus dalam relasi kita dengan Tuhan. Ada baiknya kita mengikuti tindakan yang dilakukan Elisa itu, menggunakan musik untuk menolong kita untuk memeroleh kembali ketenangan. Bukankah saat ini ada begitu banyak musik-musik yang didedikasikan khusus untuk Tuhan sebagai pujian dan pengagungan? Kita dapat memilih salah satunya dan mendengarkannya, siapa tahu hal itu akan menolong kita untuk merasakan hadirat Tuhan dan mengalami jamahan Tuhan.
JUDUL-JUDUL REKAMAN KATEGORI SUAMI – ISTRI
Pemerintah masih memperpanjang PPKM sampai tanggal 6 September 2021. Beberapa pokok doa yang dapat kita doakan adalah sebagai berikut:
Links
[1] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Ams+3:5-7
[2] https://alkitab.mobi/ayt/passage/Mat+6:33
[3] http://www.telaga.org
[4] https://alkitab.mobi/ayt/passage/2Ra+3:14-15
[5] https://www.telaga.org/audio/kecemburuan_dalam_hubungan_suami_istri
[6] https://www.telaga.org/audio/menolong_pasanganku_yang_pencemburu
[7] https://www.telaga.org/audio/menjadi_sahabat_buat_suami
[8] https://www.telaga.org/audio/menjadi_sahabat_buat_istri
[9] https://www.telaga.org/audio/belajar_untuk_mengasihi
[10] https://www.telaga.org/audio/belajar_tunduk
[11] https://www.telaga.org/audio/makna_ditemani
[12] https://www.telaga.org/audio/kebutuhan_yang_tak_terpenuhi
[13] https://www.telaga.org/audio/memulihkan_kepercayaan
[14] https://www.telaga.org/audio/terus_mencintai
[15] https://www.telaga.org/audio/pubertas_2_mitos_atau_realitas_1
[16] https://www.telaga.org/audio/pubertas_2_mitos_atau_realitas_2
[17] https://www.telaga.org/audio/siapa_yang_harus_berubah_1
[18] https://www.telaga.org/audio/siapa_yang_harus_berubah_2
[19] https://www.telaga.org/audio/membangun_dari_reruntuhan_1
[20] https://www.telaga.org/audio/membangun_dari_reruntuhan_2
[21] https://www.telaga.org/audio/memaafkan_dalam_pernikahan
[22] https://www.telaga.org/audio/mengasihi_dan_menuntut
[23] https://www.telaga.org/audio/kudus_dan_setia
[24] https://www.telaga.org/audio/pergaulan_sesudah_pernikahan
[25] https://www.telaga.org/audio/sayang_tapi_benci
[26] https://www.telaga.org/audio/relasi_yang_tidak_seimbang
[27] https://www.telaga.org/audio/meminta_maaf_saja_tidak_cukup_i
[28] https://www.telaga.org/audio/meminta_maaf_saja_tidak_cukup_ii
[29] https://www.telaga.org/audio/suami_yang_memimpin_dan_istri_yang_menolong_i
[30] https://www.telaga.org/audio/suami_yang_memimpin_dan_istri_yang_menolong_ii
[31] https://www.telaga.org/audio/bisakah_mengubah_pasangan
[32] https://www.telaga.org/audio/sikap_hidup_reaktif
[33] https://www.telaga.org/audio/mencabut_duri_pernikahan_0
[34] https://www.telaga.org/audio/relasi_yang_tidak_direstui_0
[35] https://www.telaga.org/audio/pasangan_beremosi_tinggi
[36] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_berfungsi_secara_tidak_efektif
[37] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_jauh_secara_emosional
[38] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_menuntut_tinggi
[39] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_menyiksa
[40] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_mudah_stres
[41] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_tidak_aman_secara_sosial
[42] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_tidak_bertanggungjawab
[43] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_tidak_konsisten_secara_moral_dan_emosional
[44] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_tidak_setia
[45] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_sakit
[46] https://www.telaga.org/audio/pasangan_yang_menderita_gangguan_jiwa
[47] https://www.telaga.org/audio/kedukaan_karena_covid19
[48] https://www.telaga.org/audio/ujian_kesabaran
[49] https://www.telaga.org/jenis_bahan/berita_telaga