Lagu rohani, bisa Anda saksikan di youtube.com.
(Sisilia Lilies Lie)
Pengembangan Diri
Toleransi adalah suatu keniscayaan, kita bertoleransi terhadap pelakunya bukan ajarannya, ada titik temu dalam masalah etika dan moral, untuk membangun toleransi antar umat beragama kita perlu mengembangkan sikap dasar untuk saling terbuka, menghargai dan mau berdialog satu dengan yang lain.
Kita tidak bisa memisahkan Injil dan Politik, bagi orang percaya dunia politik bukanlah panggung haram, malah sangat penting untuk digumuli dan ditekuni demi kemajuan bangsa dan kebaikan masyarakat luas.
Menjadi orang percaya dan berpolitik sangat terkait erat, dalam Perjanjian Baru kita tidak dapat memisahkan Injil dan politik, ada kesatuan yang terjadi dimana Injil lahir, tumbuh, berkembang dan menyebar, disanalah ada situasi politik yang menyebar di dalamnya.
Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.
Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.
Manusia didesain oleh Allah sebagai makhluk sosial dimana, manusia perlu berelasi, baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Namun demikian tanpa adanya relasi dengan batasan yang benar maka kita akan membangun sebuah relasi tidak sehat dengan batasan yang tidak jelas, dengan cara mengikari apa yang menjadi milik kita dan mencoba mengaku-aku apa yang menjadi tanggung jawab orang lain. Oleh karena itu hal yang perlu dipelajari ialah kita perlu berelasi tanpa kehilangan identitas kita dan keunikan kita. Jadi setiap manusia membutuhkan relasi yang dalam, dimana relasi tersebut menerima keunikan dan identitas kita dengan berlandaskan pada kasih karunia.
Rencana Tuhan tidak akan berhenti hanya karena kesalahan yang kita buat. Lewat kesalahan kita belajar bersandar pada Tuhan bukan pada pengertian sendiri. Lewat kesalahan kita belajar, jika kita menghormati dan taat pada kehendak Tuhan dalam semua langkah yang kita ambil maka Tuhan akan memakai kesalahan kita untuk memenuhi rencana-Nya.
Otoritas keputusan Tuhan merupakan alasan seseorang bisa sukses secara ekonomi maupun karir. Tapi bukan alasan harta dan karir yang Tuhan inginkan ketika kita berelasi dengan-Nya. Tuhan ingin agar orang yang beriman kepada-Nya adalah orang yang taat dan beriman sepenuhnya bahwa Dia itu Bapa yang baik dan Tuhan yang berdaulat.
Pada umumnya kita ingin didengarkan ketimbang mendengarkan, namun jika ingin berhikmat kita mesti mendisiplin diri untuk mendengarkan. Makin banyak kita mendengarkan, makin bertambah pengetahuan kita akan permasalahan, makin lega lawan bicara kita. Mendengarkan menambah hikmat karena kita masuk ke alam pikiran orang dan mencoba untuk memahaminya. Mendengarkan juga erat hubungannya dengan kerendahan hati. Kerendahan hati adalah langkah menuju hikmat. Jadikanlah mendengarkan sebagai gaya hidup bukan sekadar keterampilan. Makin kita mendengarkan-Nya, makin kita berhikmat.
Jika ingin didengarkan dan dihargai kita mesti membuktikan lewat perbuatan nyata. Makin berbuat atau menaati Firman Tuhan, makin berhikmat. Pemahaman akan Firman Tuhan menyebabkan kita semakin mengerti menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadikanlah Firman Tuhan sebagai prioritas hidup. Hikmat yang diperoleh lewat Firman Tuhan tidak didapat lewat teori, hikmat baru merekah bila Firman dilakukan secara konsisten. Orang yang berhikmat baru berkata banyak setelah mengalaminya sehingga perkataannya lebih berbobot.