Pranikah/Pernikahan

Empat sumber kemarahan yang dibawa ke dalam pernikahan, yaitu berasal dari orang tua atau keluarga asal, dari orang-orang penting dalam hidup kita, dari perbuatan orang jahat dalam hidup kita dan dari masalah jiwa yang tidak sehat di dalam diri kita sendiri.
Ketahanan, dapat beradaptasi, dapat menikmati hidup
Empati, komunikasi, banyaknya kesamaan di antara pasangan
Kedewasaan Pribadi dan Kebiasaan Hidup yang Sehat
Komitmen dalam pernikahan; pemahaman akan makna pernikahan.
Nilai moral dan gaya hidup yang berbeda, perlu ada pengakuan, ada permohonan, penyesuaian dan pertumbuhan dalam diri kita dan pasangan.
Problem dalam pernikahan seperti lalang, pertama watak yang buruk, kedua tuntutan dan pengharapan yang tidak terpenuhi.
Empati yang tulus memelihara dan menumbuhkan pernikahan, tanpa empati komunikasi mengalami hambatan, mendengar baik-baik, belajar menempatkan diri pada posisi pasangan, belajar introspeksi diri, fleksibel dan rendah hati.
Kemarahan adalah bagian yang tidak terpisah dari pernikahan, begitu pula pengampunan. Mengampuni tidak putus-putusnya bila kita bisa menerima pasangan apa adanya. Kita juga perlu mengingat bahwa kita adalah orang berdosa yang telah diampuni Tuhan. Dengan kita mau mengampuni, maka Tuhan akan memberi kuasa pada kita untuk bisa melakukannya.
Komitmen yang teguh menerima pasangan secara utuh, bertanggungjawab kepada Tuhan. Firman Tuhan akan selalu mengingatkan kita agar tetap memegang komitmen yang teguh.

Halaman