Perselingkuhan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T031A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Perselingkuhan pada hakekatnya merupakan perzinahan, yaitu suatu tindakan yang dilarang oleh Tuhan, dan sekaligus perbuatan yang tidak mendatangkan berkat dan damai sejahtera.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Perselingkuhan adalah suatu hubungan pribadi di luar nikah, di dalamnya ada unsur relasi yang pribadi dan melibatkan sekurang-kurangnya satu individu, baik yang satu berstatus sudah menikah dan yang satunya belum/tidak menikah, atau dua-duanya sudah menikah. Perselingkuhan bisa terjadi karena dua pihak saling tertarik pada saat yang bersamaan, tapi bisa juga diawali hanya oleh satu pihak yang merasa tertarik kepada orang lain. Orang ini kemudian mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendekatkan diri dengan orang yang diminatinya. Misalkan, dalam suatu pernikahan suami tidak lagi mendapatkan kepenuhan kebutuhannya dari si istri, dia mendapatkan semua itu dari wanita yang lain.

Perselingkuhan mempunyai beberapa lapisan atau kategori:

  1. Lapisan yang pertama dan merupakan awal dari perselingkuhan, yaitu yang bersifat emosional. Ini terjadi dimana seseorang mengalami ketertarikan dan begitu memikirkan orang lain melebihi pasangannya sendiri. Dan orang lain itu menjadi penyedia kebutuhan-kebutuhan emosionalnya. Pada tahap ini biasanya belum sampai pada kontak fisik.(Anak-anak diminta menulis jawabnya dan mendiskusikannya di kelas.)

  2. Lapisan yang lebih dalam yaitu perselingkuhan yang melibatkan keduanya, secara emosional dan juga fisik. Pada tahap ini umumnya kaum pria akan condong kepada sasaran atau tujuan akhir yaitu, hubungan seksual. Di sini sudah terjadi hubungan suami istri antara dia dengan orang lain.

  3. Kategori iseng-iseng, yaitu perselingkuhan yang dimulai dan diakhiri hanya dengan hubungan fisik belaka. Ketertarikan fisik pada orang lain itu begitu kuat sehingga tidak lagi mengenal perbedaan status ekonomi dan pendidikan. Jadi tidak ada ketertarikan emosional, dan ini bisa dikatakan sekedar iseng-iseng saja. Ini merupakan tipe yg cukup umum, dalam kategori ini si pelaku itu kemungkinan besar tidak ada ketertarikan emosional, jadi hubungan selingkuhnya adalah untuk memenuhi keinginan seksualnya belaka.

Sekurang-kurangnya ada tiga unsur yang terkandung dalam perselingkuhan, yaitu:
  1. Saling ketertarikan

  2. Maka masuklah mereka ke tahap berikutnya, yaitu tahap saling ketergantungan. Dia benar-benar mulai mencurahkan dirinya dan bagian hidupnya kepada si orang itu, sehingga pada waktu orang itu tidak ada dia sangat merasa kehilangan.

  3. Tahap ketiga adalah tahap yang mengandung unsur saling memenuhi.

Pada tahap ini masing-masing dengan sadar mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang satunya. Jadi bukan saja secara natural, otomatis, tapi sekarang sudah terencana, bagaimana saya bisa dan mau membahagiakan engkau, bagaimana saya mencoba untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhanmu, secara sadar ini saya lakukan.

Beberapa tipe pasangan atau keluarga yang mudah tergoda atau mempunyai kecenderungan untuk berselingkuh:

  1. Keluarga yang si suami atau isteri memang seseorang yang membutuhkan kontak seksual yang lebih variatif.

  2. Pasangan atau seseorang yang hidup dalam lingkungan yang toleransi terhadap perbuatan selingkuh

  3. Pasangan yang rawan terhadap perselingkuhan adalah mereka yang memiliki dan mengalami perubahan sangat besar dalam kehidupannya.

  4. Keluarga yang rentan terhadap perselingkuhan adalah orang-orang tertentu yang merasa sungkan, tapi salah kaprah.

Firman Tuhan dalam Matius 5:31, 32 berkata: "Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberikan surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah." Ini jelas sekali melarang perbuatan perselingkuhan.

Apa yang Tuhan larang harus kita taati. Kita mungkin bisa mengajukan seribu satu alasan, kenapa saya harus bersama dengan wanita atau pria lain, tapi tetap Tuhan lah yang harus kita hormati dan FirmanNya melarang kita untuk berzinah. "Jangan berzinah" merupakan salah satu dari hukum taurat yang Allah berikan melalui Nabi Musa dan juga merupakan larangan dari Tuhan Yesus. Tiada yang hidup yang lebih bahagia dan diberkati selain jika kita mentaati firmanNya.