Penyebab Perselingkuhan Meluas

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T494B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu masalah yang tengah menggejala dewasa ini adalah perselingkuhan. Malangnya, masalah ini bukan saja menggejala di masyarakat umum, masalah ini pun menggejala di kalangan warga gereja. Berikut ini akan dipaparkan beberapa penyebab mengapakah persoalan ini begitu meluas sekarang dan bagaimanakah cara untuk menanggulanginya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu masalah yang tengah menggejala dewasa ini adalah perselingkuhan. Malangnya, masalah ini bukan saja menggejala di masyarakat umum, masalah ini pun menggejala di kalangan warga gereja. Berikut ini akan dipaparkan beberapa penyebab mengapakah persoalan ini begitu meluas sekarang dan bagaimanakah cara untuk menanggulanginya.

  1. KARENA BERTAMBAH MUDAHNYA DAN CEPATNYA SARANA BERKOMUNIKASI.
    Sebagaimana kita ketahui perselingkuhan adalah sebuah relasi dan semua relasi dibangun di atas komunikasi. Nah, dengan bertambah mudah dan cepatnya sarana berkomunikasi, bertambah mudah dan cepatnya pula relasi selingkuh berkembang. Jika di masa lampau kita harus bersurat-suratan atau berhubungan lewat telepon darat, sekarang kita dapat berhubungan suara atau pun tatap muka lewat layar kaca dalam waktu sekejap. Singkat kata, kemudahan berkomunikasi telah menyediakan kemudahan bagi kita untuk menjalin relasi dengan orang, bukan saja secara mudah, tetapi juga secara terahasia. Alhasil, relasi selingkuh pun lebih mudah disembunyikan dan ini makin menggoda orang untuk melakukannya karena sekarang risiko tertangkap basah berkurang secara drastik.
  2. KARENA PERUBAHAN NILAI MASYARAKAT YANG MAKIN PERMISIF,
    yang membuat perselingkuhan tidak terlalu tampak jahat dan buruk. Segala sesuatu akan menjadi biasa bila sering dilakukan. Itulah yang terjadi dengan perselingkuhan. Pada akhirnya kita menjadi lebih berani melakukan perselingkuhan karena konsekuensi yang mesti ditanggung secara sosial tidaklah terlalu berat lagi. Sesungguhnya perselingkuhan adalah sebuah dosa dan semua dosa berdampak langsung pada relasi kita dengan Tuhan. Dosa merusak relasi kita dengan Tuhan. Selain dari itu perselingkuhan juga berdampak langsung pada relasi kita dengan orang. Dosa merusak relasi kita dengan orangtua, pasangan, anak-anak serta kerabat dan saudara seiman lainnya. Singkat kata, perselingkuhan bukanlah hal biasa dan sepele. Ya, perselingkuhan bukan saja menyakiti hati, tetapi juga menghancurkan hidup orang yang mengasihi kita. Jadi, walau masyarakat tidak lagi menjatuhkan sanksi berat terhadap perselingkuhan, ingatlah bahwa perselingkuhan mengundang hukuman Tuhan. Tanggung jawab kita berakhir bukan dengan manusia melainkan Tuhan. Ia akan menuntut pertanggungjawaban kita atas perbuatan kita melanggar perintah-Nya dan menghancurkan hidup orang lain. Manusia boleh menoleransi dosa, Tuhan tidak pernah.
  3. KARENA MANUSIA MAKIN CEPAT TIDAK PUAS DAN MAKIN INGIN CEPAT DIPUASKAN.
    Pada masa sekarang daya tahan menanggung derita merosot drastik; kita tidak lagi tahan berlama-lama di dalam ketidakpastian dan kesusahan. Itu sebab godaan berselingkuh bertambah kuat karena perselingkuhan menawarkan jalan keluar dan pemuasan yang cepat. Masalahnya adalah segala sesuatu yang cepat cenderung tidak bertahan lama dan bersifat dangkal. Tidak semua perselingkuhan didahului oleh problem rumah tangga tetapi hampir semua perselingkuhan didahului oleh ketidakpuasan. Ketidakpuasan inilah yang mendorong kita untuk mencari pemuasan dan perselingkuhan menawarkan pemuasan yang segera. Itu sebab kita mesti cepat berbuat sesuai dengan ketidakpuasan yang kita rasakan. Mungkin kita harus mencari pertolongan untuk mencari akarnya dan menyelesaikan ketidakpuasan ini. Atau, setidaknya kita harus berbicara dengan pasangan kita supaya ketidakpuasan ini tidak berlanjut. Tetapi, terpenting adalah kita mesti berusaha mencukupkan diri dengan apa yang kita miliki dan terima dalam pernikahan kita. Kita harus menggali dan memaksimalkan apa yang ada di dalam pernikahan, bukan mencari pemuasan di luar pernikahan. Dan, kita pun patut mengingat bahwa rumput di pekarangan tetangga selalu lebih hijau daripada rumput di pekarangan sendiri. Sewaktu mendekat, barulah kita melihat bahwa rumput di pekarangan tetangga sama hijau dan sama tidak hijaunya dengan rumput di pekarangan sendiri.
  4. KARENA PIHAK YANG BERINISIATIF MELAKUKANNYA BUKAN HANYA LELAKI TETAPI JUGA WANITA.
    Pada masa lampau, umumnya lelakilah yang berinisiatif untuk berselingkuh dan wanita hanya menanggapinya. Sekarang, baik lelaki maupun wanita sama-sama berinisiatif untuk berselingkuh. Tidak bisa tidak, makin banyaklah kasus perselingkuhan. Seiring dengan perkembangan persamaan hak dan makin banyaknya wanita yang masuk ke dunia kerja, maka makin terbukalah pintu interaksi antara wanita dan pria. Sekat-sekat sosial yang dulu memisahkan pria dan wanita satu per satu tumbang sehingga kontak sosial lebih mudah terjadi. Akhirnya kontak sosial pun berkembang menjadi kontak personal; lelaki berinisiatif mendekati, di saat bersamaan wanita pun berinisiatif memulai.
  5. KARENA SEKS TELAH MERAJALELA DI HAMPIR SEMUA LINI KEHIDUPAN.
    Tanpa disadari seks telah menjadi tolok ukur kepuasan hidup, seakan-akan hidup tidak akan lengkap bila tidak disertai seks yang memuaskan. Itu sebab pada akhirnya kita mencari-cari seks untuk memaksimalkan kepuasan hidup. Dan, perselingkuhan menjadi sarananya. Meski seks bukanlah satu-satunya faktor penyebab terjadinya perselingkuhan, seks adalah faktor pengikat perselingkuhan yang kuat. Dengan kata lain, salah satu penghalang terbesar putusnya perselingkuhan adalah ikatan seksual yang telah terjalin. Sekali kita menikmatinya, kita terus menginginkannya dan tidak rela melepaskannya.
  6. KARENA TAKUT AKAN TUHAN TELAH BERKURANG.
    Tanpa disadari kita telah menyekat-nyekat ruang kehidupan sehingga pada akhirnya Tuhan hanyalah menempati satu ruang, bukan seluruh ruang kehidupan kita. Alhasil di dalam satu ruang kita bisa berdosa, di dalam ruang yang lain kita dapat berdoa. Teguran Tuhan pun dengan mudah kita kesampingkan sehingga tidak lagi mengganggu hati nurani. Pada akhirnya doa jalan, dosa pun jalan. Ada banyak alasan mengapa kita berdosa. Tetapi, apa pun itu alasannya, pada hakikinya dosa hanya dapat terjadi jika kita tidak lagi takut akan Tuhan. Dan, karena kita tidak lagi takut akan Tuhan, dengan gampangnya kita mendistorsi perselingkuhan. Kita tidak melabelkannya sebagai dosa terhadap Tuhan dan sesama melainkan sebagai masalah keluarga belaka. Kalaupun kita memandangnya sebagai dosa, kita cenderung menyebutnya sebagai suatu kekhilafan sesaat. Singkat kata, karena tidak takut Tuhan, kita dapat berbuat apa pun seturut kata hati kita.

Nasihat Firman Tuhan
Amsal 5 berisikan nasihat mengenai perzinahan. Ayat 21-23 adalah tiga ayat akhir dari peringatan Tuhan kepada kita supaya tidak berzinah, "Karena segala jalan orang terbuka di depan mata Tuhan, dan segala langkah orang diawasi-Nya. Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya dan terjerat dalam tali dosanya sendiri. Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat." Kita dapat menyembunyikan dosa dari mata manusia tetapi kita tidak dapat menyembunyikannya dari mata Tuhan. Jika kita tidak bertobat suatu saat Ia akan menyingkapkannya untuk dilihat oleh semua orang. Selain dari itu, Ia pun akan membiarkan kita tertangkap dan terjerat dalam tali dosa sendiri. Tuhan akan bertindak—menghukum yang berdosa dan membela yang tertindas.