Menghargai dan Menerima Pasangan Kita

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T428B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Rasa penghargaan terhadap pasangan kita itu sangat penting dalam hidup suami istri. Namun kadangkala hal ini biasa merosot ketika waktu berjalan yang biasanya disebabkan karena kekaguman yang tipis terhadap pasangan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Dr. James Dobson mengatakan bahwa hampir semua masalah rumah tangga diawali oleh mulai merosotnya respek terhadap pasangan kita. Respek itu sangat berkaitan dengan masalah-masalah lainnya dan bisa menjadi awal merosotnya hubungan kita dengan pasangan kita.

Respek itu sebetulnya harus dipupuk dari yang lebih sederhana yaitu kekaguman, menikahlah dengan orang yang kita kagumi.

Kekaguman menjadi modal tumbuhnya respek, namun kalau tidak ada kekaguman yang sungguh-sungguh kagum, itu tidak akan bertumbuh menjadi respek.

Menghargai atau respek pada pasangan kita harus muncul atau harus didasari atas satu faktor yaitu PENERIMAAN, kita mesti menerima pasangan kita apa adanya, baik kekurangan maupun kelebihannya. Setelah menikah kalau kekurangannya itu berubah makin hari makin baik yaitu bonus, kalau tidak berubah tetap terima. Dengan kata lain sewaktu kita mau menikah yang baik adalah kita justru tidak menitikberatkan pada pengharapan pasangan kita akan berubah.

Jadi faktor penerimaan diri pasangan itu adalah prasyarat munculnya respek, selama kita belum bisa menerima pasangan kita apa adanya tidak mungkin kita akan respek kepada pasangan kita.

Kebanyakan kita mempunyai satu pengharapan bahwa pernikahan kita akan membawa kebahagiaan, dalam pengertian membuat hidup kita lebih bahagia. Tidak, itu tidak tepat, Alkitab tidak pernah berkata bahwa pernikahan dimaksudkan untuk membawa kebahagiaan kepada 2 anak manusia. Sebab mencocokkan diri dan menyesuaikan diri dan hidup dengan orang yang berbeda tidak selalu membawa kita kepada kebahagiaan tapi yang sudah pasti adalah tatkala kita bisa bekerja sama dan meluruskan garis-garis yang bengkok, kita akan bertambah dewasa.

Dan sekali lagi yang Tuhan minta adalah seseorang bisa mengasihi istri atau suaminya sedemikian rupa seperti dia mengasihi dirinya sendiri.

Hal yang sangat perlu kita perhatikan agar kita dapat menghargai dan menerima pasangan kita adalah kita mesti kembali memikirkan dengan teliti dan mengingat kembali hal-hal apa yang kita sukai tentang pasangan kita. Dan kita juga mesti menyadari dan menerima bahwa seringkali dibalik faktor kekuatan terdapat faktor kelemahan. Misalnya kita menyukai seseorang karena orangnya tegar, tidak pantang menyerah. Setelah menikah baru kita sadari dibalik kekuatan tersebut terdapat sikap yang bebal, tidak mudah mendengarkan masukan, keras kepala, tidak bisa menghargai komentar atau saran dari kita.

Nah memang kita mesti menyadari bahwa ini semua dalam paket yang sama, jadi waktu kita menghargai itu berarti kita menghargai sisi yang kuatnya. Dan menerima berarti kita menerima sisi yang satunya yang tidak kita sukai.