Menghadapi Pribadi yang Berbeda

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T265A
Nara Sumber: 
Pdt.Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu tantangan terbesar dalam bekerja sama adalah bagaimanakah kita dapat menghadapi pribadi yang begitu berbeda dari kita. Termasuk perbedaan gaya hidup dan sudut pandang membuat konflik tak terelakkan bila kedua belah pihak tidak rela mengalah. Disini akan dipaparkan beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menghadapi pribadi yang berbeda dari kita.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu tantangan terbesar dalam bekerja sama adalah bagaimanakah kita dapat menghadapi pribadi yang begitu berbeda dari kita. Berikut akan dipaparkan beberapa prinsip yang dapat gunakan untuk menghadapi pribadi yang berbeda dari kita.

  • Pada dasarnya kita adalah manusia yang mempunyai kesamaan dan perbedaan antara satu sama lain. Di dalam kesamaan kita akan menemukan perbedaan dan di dalam perbedaan kita akan menjumpai kesamaan.
  • Tatkala kita menjumpai perbedaan kita mesti membedakan antara perbedaan dan kelemahan akibat dosa. Perbedaan menyangkut (a) gaya hidup dan (b) sudut pandang sedangkan kelemahan akibat dosa merupakan nilai moral, sikap, atau tindakan yang melawan Tuhan dan perintah-Nya, seperti keangkuhan, ketamakan, kebohongan, dsb.
  • Perbedaan gaya hidup berasal dari perbedaan latar belakang kehidupan dan cara melakukan hal-hal tertentu. Perbedaan ini bisa berhulu dari budaya maupun keluarga atau lingkungan. Sebagai contoh, di dalam budaya kita, tinggal bersama orangtua bahkan sampai tua sekalipun bukanlah sesuatu yang salah atau tidak semestinya. Di belahan dunia Barat, tinggal bersama orangtua pada masa dewasa dilihat sebagai sesuatu yang tidak semestinya dan menyiratkan adanya masalah dalam diri kita. Sudah tentu dalam hal ini, kita tidak bisa mengatakan mana yang benar dan mana yang salah sebab keduanya mempunyai alasan yang baik.
  • Perbedaan sudut pandang merupakan hasil dari nilai yang ditanamkan dan pembelajaran dari pengalaman hidup. Jadi, ada orang yang berkata bahwa kita tidak boleh mempercayai orang yang baru dikenal sedangkan ada orang yang mengatakan bahwa selama orang belum menunjukkan niat buruk, maka kita tidak boleh berprasangka buruk.
Perbedaan gaya hidup dan sudut pandang membuat konflik tak terelakkan bila kedua belah pihak tidak rela mengalah. Itu sebabnya beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan.
  1. Jika jelas bahwa hal ini bukanlah masalah benar-salah dan kudus-dosa, maka kita perlu menetapkan kepemimpinan. Siapa yang memimpin berhak meneruskan gaya dan sudut pandangnya dan mereka yang berada di bawah kepemimpinannya mesti tunduk. Sudah tentu sebagai pimpinan yang baik seyogianyalah ia memberi kesempatan kepada bawahannya untuk memberinya masukan. Namun bila memang terdapat perbedaan yang tidak dapat disatukan, maka orang yang berada di bawah kepemimpinannya harus mengalah dan mengikuti keputusan si pemimpin. Masalah timbul bila semua orang merasa bahwa mereka mempunyai hak yang sama dengan si pemimpin.
  2. Bila si pemimpin bijak dan tanggap, secara berkala ia pun harus mengalah demi menjaga kesatuan dan rasa dihargai pada bawahannya. Alhasil bawahan merasa bahwa pandangannya didengarkan dan dihargai.
  3. Jika kedua belah pihak setara, sebaiknya ditentukan sistem giliran. Jadi, jika terdapat perbedaan yang tidak menyangkut benar-salah, maka masing-masing berinisiatif untuk mengalah sesuai giliran. Problem timbul bila satu pihak terus mengalah dan pihak lainnya tidak mau mengambil giliran mengalah. Di sini kita dapat melihat bahwa sesungguhnya pertemanan dibangun di atas prinsip timbal-balik. Jika tidak ada timbal-balik maka pertemanan pun niscaya terbalik.
  4. Kadang perbedaan dapat diperdekat lewat penjelasan dan pencarian alternatif. Jadi, kita harus mengkomunikasikan alasan di belakang pandangan dan gaya hidup yang kita anut. Sering kali pemahaman menolong kita untuk berkompromi karena makin mengerti makin tinggi penghargaan kita akan satu sama lain. Juga, kita mesti memelihara semangat pencarian alternatif sebab jalan ini akan dengan cepat menyelesaikan perbedaan. Alternatif kerap memuaskan dan menghilangkan kebutuhan akan giliran sebab kedua belah pihak berada di posisi yang setara.

Kesimpulan:
Perbedaan tidak harus menyebabkan perpecahan selama kedua belah pihak jelas akan peran masing-masing dan memelihara komunikasi antara satu sama lain. Firman Tuhan mengingatkan, "Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat." (Amsal 13:10)