Makin Tua, Makin Curiga

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T341B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Di usia lanjut kerap diperlihatkan sikap curiga yang besar, tidak hanya pada keluarga namun juga pada orang-orang lain di sekitarnya. Karena kecurigaan yang besar tersebut, mereka pun bertambah protektif—kadang posesif—terhadap apa yang dimilikinya. Mereka takut kehilangan barang kepunyaannya dan cepat menuduh orang berniat buruk terhadap mereka. Di sini akan dibahas mengapa mereka menjadi seperti itu dan apakah yang dapat kita perbuat untuk menghadapi sikap ini.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu sikap yang kerap diperlihatkan oleh orang berusia lanjut adalah sikap curiga yang besar. Sepertinya, makin tua, makin bertambah kecurigaannya terhadap orang di sekitar. Dan, sebagai reaksi terhadap kecurigaan yang besar, mereka pun bertambah protektif kadang posesif terhadap apa yang dimilikinya. Mereka takut kehilangan barang kepunyaan dan cepat menuduh orang berniat buruk terhadap mereka. Berikut akan dibahas mengapakah mereka menjadi seperti itu dan apakah yang dapat kita perbuat untuk menghadapi sikap ini.

1. Hal pertama yang mesti kita ketahui adalah tidak semua orang berusia lanjut mengembangkan kecurigaan yang besar. Ada sebagian yang bertumbuh tua tanpa mengembangkan kecurigaan. Singkat kata hampir dapat dipastikan bahwa ada penyebab atau setidaknya benang merah yang menghubungkan sikap curiga sekarang dengan diri mereka di masa lampau. Misalkan, seorang ibu yang hidup terkekang di masa lalu oleh suami, mau beli atau memiliki sesuatu harus seizin suami. Nah, pada masa tua setelah suami meninggal, si ibu menjadi orang yang begitu protektif dengan milik kepunyaannya.

2. Masa tua adalah masa hilangnya kemandirian dan kendali atas hidup. Tidak bisa tidak, makin tua kita akan makin harus bergantung pada orang untuk menolong kita. Bila pada masa muda kita tidak terbiasa bergantung pada orang, kondisi ini akan membuat kita tidak nyaman. Itu sebabnya mudah sekali timbul kecurigaan atau prasangka buruk bahwa sebenarnya orang tidak suka direpotkan oleh kita. Pada akhirnya kita menjadi perasa; kita peka dengan gerak-gerik orang oleh karena kita ingin memastikan bahwa kita tidak usah ditolak oleh orang.

3. Pada dasarnya perasaan yang mendasari kecurigaan adalah ketakutan. Untuk menghilangkan rasa takut kita berusaha memastikan bahwa segalanya berjalan baik dan sesuai harapan. Itu sebabnya bila pada dasarnya kita adalah orang yang penuh ketakutan, pada masa tua kita akan dikuasai rasa takut.

Berikut akan dibahas beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menghadapi masalah ini.

1. Kita harus menyadari bahwa penjelasan rasional tidak memberi dampak berarti. Itu sebabnya janganlah mencoba berdebat dan meyakinkan mereka bahwa kecurigaan mereka keliru. Jadi, biarkanlah.

2. Sebaiknya kita membiarkannya mengatur milik kepunyaannya sesuai seleranya dan sedapatnya hindarilah godaan untuk memindahkan atau meminjam barang kepunyaannya. Besar kemungkinan mereka akan menuduh kita mengambil barangnya sewaktu ia tidak dapat menemukannya jika memang pernah sekali waktu kita memindahkan atau meminjam barang kepunyaannya. Kita mesti menyadari bahwa pada masa tua kemandirian makin terbatas dan rasa memegang kendali berkurang. Itu sebabnya mereka menjadi peka sewaktu teritori mereka terusik.

3. Satu hal lagi yang mesti ketahui adalah pada masa tua orang tidak terlalu antusias untuk bertemu orang baru. Mereka jauh lebih nyaman bersama dengan orang yang telah dikenalnya. Salah satu penyebabnya adalah karena pada masa tua kita tidak terlalu ingin menyesuaikan diri dengan wajah baru. Orang baru membuat mereka merasa tidak aman dan defensif. Itu sebabnya bila memungkinkan kita tidak sering-sering mengganti perawat. Memang masalahnya adalah jika mereka sudah telanjur merasa nyaman dengan kita, mereka pun tidak ingin orang lain untuk ganti merawatnya. Jadi, jika memungkinkan dari awal kita merawatnya, kita sudah melibatkan beberapa orang lain untuk secara rutin terus terlibat.

4. Terakhir adalah kita sering-sering menghubungkan mereka dengan masa lalu. Artinya, silakan tanyakan tentang pengalaman masa lalu dan jangan bosan untuk mendengarkan mereka bercerita tentang masa lalu. Kita mesti menyadari bahwa ingatan tentang masa lalu adalah tali yang mengikat mereka dengan diri mereka yang sesungguhnya. Memang adakalanya kita jenuh mendengarkan cerita mereka yang sama namun biarkanlah, sebab makin mereka terkoneksi dengan masa lalu, makin mereka merasa sejahtera dan ini dapat mengurangi kecurigaan mereka yang berlebihan.

Firman Tuhan di Mazmur 102:28-29 berkata, Tetapi Engkau tetap sama dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. Anak-anak hamba-Mu akan diam dengan tenteram dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu. Betul, Tuhan tetap sama, jadi selalu kabarkanlah berita tentang Tuhan dan kasih-Nya yang sama kepada orang tua yang lanjut usia.