Hilangnya Respek

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T298A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Salah satu tonggak dalam pernikahan adalah respek. Tanpa respek mustahil kita dapat mengasihi dan memercayai pasangan. Respek bukan saja perlu dibangun, respek pun perlu dipertahankan agar tidak luntur. Masalahnya adalah, kadang respek hilang sehingga timbullah problem dalam pernikahan. Mengapa respek dapat hilang? Apakah kita bisa memertahankan atau membangun respek itu? Bagaimana caranya?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Salah satu tonggak dalam pernikahan adalah respek. Tanpa respek mustahil kita dapat mengasihi dan memercayai pasangan. Respek bukan saja perlu dibangun, respek pun perlu dipertahankan agar tidak luntur. Masalahnya adalah, kadang respek hilang sehingga timbullah problem dalam pernikahan. Mengapa respek bisa hilang? Berikut akan dipaparkan penyebab dan proses terjadinya penurunan respek dalam relasi nikah.

  • Pada awal relasi kita cenderung menampilkan diri terbaik. Mohon dipahami bahwa pada umumnya maksud menampilkan diri terbaik di sini bukanlah untuk membohongi pasangan. Menampilkan diri terbaik biasanya keluar dari keinginan untuk menciptakan kesan positif pada pasangan.
  • Lambat laun sisi baik ini mulai luntur diterpa problem yang muncul dalam pernikahan. Ketika suasana hati mulai tidak enak, mulai keluar pulalah segala sisi buruk yang tersimpan dalam diri kita. Mungkin sebelumnya kita berusaha keras untuk bersabar namun sekarang kita tidak bisa lagi bersabar. Nah, tatkala sisi buruk ini mulai tampak, reaksi pasangan umumnya adalah terkejut.
  • Tahap berikut sebenarnya lebih merupakan sebuah perhitungan aritmatis. Bila pasangan melihat bahwa masih banyak hal dalam diri kita yang tetap baik, maka ia pun akan menoleransi sisi buruk kita. Sebaliknya bila pasangan lebih banyak menemukan sisi buruk ini, maka dengan cepat ia menolak kita. Pada titik inilah respek turun mencapai titik terendahnya.

Apakah yang dapat kita perbuat untuk memertahankan dan membangun respek dalam pernikahan? Berikut adalah beberapa masukan untuk memelihara respek dalam pernikahan.

  1. Membangun respek :
    • Respek dibangun di atas perkataan yang benar di hadapan Tuhan dan manusia, jadi berkatalah benar seorang kepada yang lain. Firman Tuhan di Efesus 4:25 menasihati kita, "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain karena kita adalah sesama anggota." Tidak ada yang lebih cepat menghancurkan respek daripada dusta. Sewaktu kita melihat pasangan berbohong, bukan saja kepercayaan menurun, respek pun langsung merosot.
    • Respek dibangun di atas hidup yang bertanggung jawab, jadi pertahankanlah hidup yang bertanggung jawab. Firman Tuhan di 1 Tesalonika 4:11-12 mengajarkan, "Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu sehingga kamu hidup sebagai orang-orang yang sopan di mata orang luar dan tidak lagi bergantung pada mereka." Kata, "sopan" di sini juga bermakna respek, jadi artinya kita mesti hidup dengan bertanggung jawab agar dapat menerima respek dari orang. Setidaknya ada dua hal yang disebut Paulus di sini: hidup tenang memfokuskan pada persoalan sendiri dan bekerja. Orang yang repot mengurusi masalah orang lain dengan cepat akan kehilangan respek. Kita harus mengenal dan menghormati batas sehingga tidak seenaknya masuk wilayah pribadi orang. Inilah sikap yang mengundang respek.
  2. Paulus memesan jemaat Tesalonika untuk bekerja.
    Dengan kata lain hiduplah rajin dan cukupkanlah kebutuhan sendiri. Jangan sampai kita menjadi benalu yang bergantung pada orang untuk memenuhi kebutuhan kita. Bila kita malas dan bergantung pada orang untuk bekerja buat kita, respek orang kepada kita pastilah luntur.

Sebagai pasangan Kristen, kita pun harus mengembangkan sikap yang sama. Betapa seringnya respek pasangan terhadap kita hilang akibat kecerobohan kita masuk ke wilayah pribadi orang tanpa diundang. Mungkin kita cepat dibuat marah oleh perbuatan mertua atau adik ipar, kemudian memutuskan untuk mendampratnya. Nah, tindakan seperti inilah yang akan menguras respek pasangan. Atau, kita terlalu bergantung pada pasangan untuk mengerjakan banyak hal untuk kita. Tidak bisa tidak, pasangan akan dibuat repot oleh kita dan inilah yang akhirnya membuatnya kehilangan respek pada kita. Jadi, untuk mendapatkan respek, kita harus menjaga batas dan tidak sembarangan masuk ke wilayah orang seenaknya dan kita mesti berusaha memenuhi kebutuhan sendiri.