Hikmat dalam Pengambilan Keputusan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T090A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Pengambilan keputusan bukanlah suatu hal yang mudah untuk dikerjakan, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan agar keputusan yang kita ambil nantinya benar-benar bisa bermanfaat. Karena itulah sangat diperlukannya hikmat di dalam kita mengambil suatu keputusan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Prinsip-prinsip yang bisa kita gunakan dan kita timba dari Firman Tuhan untuk menolong kita mengambil keputusan. Yang mendasarinya diambil dari cerita kisah Raja Rehabeam. Yaitu di 1Raja-raja 12:3-11. Ada beberapa prinsip pengambilan keputusan yang bisa kita petik yaitu:

  1. Keputusan yang benar tidak mesti dikaitkan dengan bagaimana orang lain melihat diri kita. Di sini kita lihat Rehabeam ingin menunjukkan kekuasaannya dan keinginannya untuk dipandang berkuasa telah membuatnya mengambil keputusan yang salah. Dengan kata lain adakalanya keputusan kita itu menjadi sangat salah, karena yang memotivasi kita mengambil keputusan itu bukanlah kita mempertimbangkan keputusan yang benar, namun kita lebih mempedulikan bagaimanakah orang lain melihat kita. Kita ingin agar orang melihat kita sesuai dengan citra yang kita coba proyeksikan kepada orang lain. Yang penting adalah kita ini memfokuskan mata kita pada permasalahannya.

  2. Keputusan yang benar didasari atas masukan dari sumber yang memahami duduk masalahnya. Kadang-kadang kita mempunyai pandangan dalam mengambil keputusan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, saya kira itu tidak tepat, bukan kumpulkan data sebanyak-banyaknya, melainkan kumpulkan data setepat-tepatnya. Tepat dalam pengertian kita mencari sumber yang memang kompeten atau memahami duduk masalahnya, jangan sampai kita kumpulkan terlalu banyak pandangan dari orang-orang yang tidak kompeten.

  3. Keputusan yang benar berpijak pada konsep kebajikan yang universal, yaitu harus adil, harus ada kasihnya, dan juga harus baik. Jadi dalam pengambilan keputusan kita mesti tanya juga aspek etisnya, aspek moralnya, apakah keputusan kita itu baik, apakah juga adil. Kadang-kadang baik, baik untuk kita tidak baik untuk orang lain. Adil, apakah adil untuk kita dan untuk orang lain dan apakah ada unsur kasihnya, karena kasih adalah isi hati Tuhan yang paling dalam yang juga mesti harus kita miliki. Tuhan pernah mengajarkan kepada kita suatu perintah yang disebut hukum emas yaitu perbuatlah kepada orang sebagaimana kita inginkan orang perbuat kepada kita. Jadi kita bisa gunakan prinsip ini juga dalam pengambilan keputusan.

  4. Keputusan yang benar mesti mempertimbangkan dampak dari keputusan itu. Orang yang bijaksana akan selalu mengingat apa akibat keputusan saya ini pada saya, pada relasi saya dengan orang lain dan pada orang-orang lain juga.

  5. Keputusan yang benar muncul dari pergumulan dalam doa. Rehabeam tidak mencari Tuhan. Kita ingat sebelum Salomo menunaikan, mengemban tugasnya sebagai seorang raja, dia berdoa, dia meminta Tuhan memberikan dia hikmat dan itu yang Tuhan karuniakan kepada dia. Jadi dalam kita mengambil keputusan jangan lupa untuk bergumul dalam doa, meminta Tuhan memimpin kita dan kita harus yakin setelah kita berdoa meminta pimpinan Tuhan, mulai detik itu Tuhan akan memimpin kita.

  6. Keputusan yang benar tidak selalu tampak dengan jelas. Kita hidup dalam masyarakat yang instan kita ingin segala sesuatu muncul dengan seketika. Tapi keputusan yang baik sering kali menuntut waktu yang panjang, tidak selalu jelas apa itu keputusan yang baik yang kita bisa ambil. Jadi perlu adanya waktu untuk mendinginkan kita dan membuktikan motivasi kita yang sebenarnya.

  7. Keputusan yang benar tidak menutup kemugkinan muncul dari keputusan yang salah. Jadi adakalanya kita keliru mengambil keputusan yang salah kita belajar kesalahannya apa dan belajar mengenal yang benar itu apa. Nah justru keputusan yang salah menjadi batu pijakan atau batu loncatan membawa kita masuk ke dalam keputusan yang benar. Jadi intinya adalah bersedialah untuk meminta maaf jika menyadari bahwa kita telah membuat keputusan yang salah.