Batasan Sehat Berpacaran

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T549A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K
Abstrak: 
Pacaran yang benar harus mengarah ke pernikahan. Berpacaran memerlukan batasan sehat untuk saling melindungi dari: sakit hati yang tidak perlu, perlakuan yang merendahkan martabat dan nilai, perilaku mendominasi, menguasai, menindas dan ketergantungan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
dpo. Ev. Sindunata Kurniawan, M.K. Berpacaran Membutuhkan Status

Ketika relasi makin dekat, beranilah untuk konfirmasi, apakah memang relasi romantik atau bukan. Khususnya para pria bisa mengabaikan bahwa perhatian-perhatian dan pujian-pujiannya bisa menumbuhkan perasaan cinta pada pihak wanita. Sementara dirinya sesungguhnya tidak bermaksud serius untuk menjadi pasangan kekasih. Karena itu, para pria perlu menyadari hal ini sehingga tidak lugu menciptakan harapan palsu pada wanita. Sementara para wanita berhak dan perlu memertanyakan apakah sang pria memang sedang bermaksud melakukan pendekatan dan berniat membangun relasi romantik. Bisa bertanya langsung atau bisa melalui teman dekat yang bisa dipercayai. Kedua pihak baik pria maupun wanita perlu bersikap asertif.

Berpacaran Membutuhkan Keutuhan Diri

Berpacaran bukanlah jawaban atas hati yang kesepian. Pacaran tidak akan menyembuhkan rasa kesepian. Rasa takut akan kesepian menyebabkan tidak adanya batasan-batasan terhadap relasi yang buruk. Lebih rela memunyai relasi yang buruk ketimbang sama sekali tidak memiliki relasi dan mengalami kekosongan mendalam.

Tanda-tandanya:
  • Bergegas berpacaran tanpa kriteria sehat dan tujuan ke arah pernikahan
  • Membiarkan perlakuan merendahkan terjadi: kata-kata penghinaan, kekerasan fisik, sentuhan dan pemaksaan seksual
  • Memertahankan dan merajut kembali relasi yang buruk
Rasa depresi dan kesepian yang dialami saat putus pacaran. Maka, pacar yang diputusnya diterimanya kembali, meski kembali berkonflik tidak sehat dan mengalami kekerasan dalam pacaran. Atau cepat berpacaran dengan yang lain.
  • Mengompromikan nilai-nilai yang selama ini dijunjung
  • Menguasai dan mengendalikan relasi demi pemuasan diri
Oleh karena itu, sembuhkan terlebih dulu kesepian itu. Hal ini menjadi batasan yang baik dalam berpacaran. Berpacaran adalah relasi dari dua orang yang dewasa.
Caranya :
  1. Perkuat relasi dengan Tuhan
  2. Perkuat relasi dengan Tubuh Kristus. Milik teman-teman sejenis yang bisa membangun ikatan sehat.
  3. Miliki kehidupan yang bertumbuh dinamis: pertumbuhan pribadi, pertumbuhan intelektual, pertumbuhan rohani, pengembangan hobi dan pekerjaan.

Berpacaran Membutuhkan Jarak dengan Lawan Jenis Lainnya

Berani pacaran, berani untuk menjaga jarak relasi dengan lawan jenis lainnya. Kasus curhat dengan lawan jenis lainnya di saat konflik dengan pacar, malah akhirnya perasaan cinta bersemi terhadap lawan jenis lainnya. Demikian juga dalam konteks pernikahan nantinya, juga memerlukan batasan serupa.

Berpacaran Membutuhkan Pendampingan

Sejak awal berpacaran sebaiknya menyepakati untuk bersedia menerima pendampingan dari pihak ketiga yang sudah dewasa dan sudah menikah atau sosok lajang yang memang matang. Bisa itu pembimbing di gereja, pendeta, konselor, mentor pemuridan. Agenda pendampingan antara lain melakukan penilaian kepribadian masing-masing untuk mengenali potensi kesesuaian dan potensi konflik dalam berpasangan. Mengenali rekam jejak keluarga asal dan kualitas pernikahan orangtua masing-masing. Umumnya kita akan memilih pasangan dan menjalani pernikahan tidak jauh dari kondisi pernikahan orangtua masing-masing. Dengan mengenali sejak dini, bisa melakukan pembelokan secara sengaja lewat pendampingan jika memang memiliki rekam jejak yang kurang baik. Pendamping memastikan bahwa kita memiliki kehidupan berpacaran yang sehat, bergerak ke arah kematangan relasi dan berujung pada keyakinan menikah atau tidak. Jika akhirnya memilih relasi putus, akan putus secara terhormat, bukan secara emosional menyakiti satu sama lain.

Pendamping menolong pasangan bisa membahas hal-hal yang sensitif dan mungkin enggan disinggung. Misal, berkenaan batasan waktu keputusan menikah, beban di masa lalu, dan rancangan masa depan. Pendampingan akan melindungi kedua pihak yang berpacaran.

Amsal 30:19, " Jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis."