Empat sumber kemarahan yang dibawa ke dalam pernikahan, yaitu berasal dari orang tua atau keluarga asal, dari orang-orang penting dalam hidup kita, dari perbuatan orang jahat dalam hidup kita dan dari masalah jiwa yang tidak sehat di dalam diri kita sendiri.
Empati yang tulus memelihara dan menumbuhkan pernikahan, tanpa empati komunikasi mengalami hambatan, mendengar baik-baik, belajar menempatkan diri pada posisi pasangan, belajar introspeksi diri, fleksibel dan rendah hati.
Kemarahan adalah bagian yang tidak terpisah dari pernikahan, begitu pula pengampunan. Mengampuni tidak putus-putusnya bila kita bisa menerima pasangan apa adanya. Kita juga perlu mengingat bahwa kita adalah orang berdosa yang telah diampuni Tuhan. Dengan kita mau mengampuni, maka Tuhan akan memberi kuasa pada kita untuk bisa melakukannya.