Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga Kristen

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T026A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo
Abstrak: 

Pola pendidikan anak di tengah-tengah keluarga tidak cukup hanya dengan perkataan atau ucapan tetapi orangtua harus terlebih dahulu memberikan teladan kepada putra-putrinya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ulangan 11:19, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."

Mengajarkan Firman Tuhan kepada anak perlu dilakukan secara berulang-ulang, tidak bosan-bosan karena ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan.

Di dalam mendidik anak seharusnya bukan hanya banyak bicara tetapi sebagai orangtua lebih banyak meneladani atau memberikan teladan kepada anak. Jadi seandainya kita mengajarkan Firman Tuhan, orangtua harus melakukan terlebih dahulu dan memberikan contoh kepada anak dan ini akan lebih memudahkan dalam mengajarkan kepada anak.

Anak sejak kecil sudah bisa mengerti atau tanggap terhadap teladan yang diberikan orangtua, misalnya diajarkan berdoa. Namun ketika anak sudah mulai lebih besar saya mengajarkan tentang kesaksian hidup, hidup yang dipimpin Tuhan, hidup di dalam Tuhan dan juga mengajarkan tentang melakukan Firman Tuhan di dalam kehidupan yang sebenarnya.

Mengajarkan Firman Tuhan secara berulang-ulang juga bisa dilakukan dalam ibadah keluarga yaitu dengan bersama-sama membaca Firman Tuhan. Selain di dalam rumah, Firman Tuhan juga dapat diajarkan di luar rumah, misalnya pada saat di perjalanan sambil melihat ciptaan Tuhan orangtua mengajarkan atau menceritakan Firman Tuhan, menghubungkan Firman Tuhan dengan kehidupan nyata.

Dalam pendidikan anak pun tidak hanya dilakukan oleh salah satu pihak, ibu saja atau ayah saja, akan tetapi kedua belah pihak, baik ayah maupun ibu. Meskipun Firman Tuhan mengatakan ayah yang mendidik anak, karena memang ayahlah yang menjadi kepala keluarga yang harus bertanggung jawab, tetapi pelaksanaannya adalah dua-duanya.

Pola pendidikan bagi anak balita yaitu usia di bawah 5 tahun, yang dapat dilakukan kita sebagai orangtua adalah menanamkan nilai iman Kristen melalui kasih. Dan tentunya orangtualah yang harus memberikan teladan bagaimana menyatakan kasih, mereka nggak akan mengerti tentang kasih kalau tanpa ada teladan dari orangtua untuk menyatakan kasih.

Untuk anak usia remaja memang lebih sulit, namun kita dapat melakukan lebih banyak pendekatan pribadi dengan bicara mengenai masalah khusus atau masalah yang dihadapi di luar. Contoh-contoh yang baik dan yang tidak yang perlu diketahui oleh anak remaja.

Ada 3 prinsip yang perlu kita perhatikan di dalam melakukan ibadah keluarga:

  1. Kreatifitas, ibadah yang kreatif lebih bisa diterima oleh anak-anak.

  2. Menyenangkan, ibadah keluarga bukan sebagai tempat untuk tegur-menegur atau penyampaian nasihat-nasihat, anak cenderung nggak begitu menikmati.

  3. Singkat.