Memahami Autisme

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T212B
Nara Sumber: 
Ibu Winny Soenaryo, M. A.
Abstrak: 

Pada awalnya ditemukan bahwa anak-anak autisme mempunyai otak yang lebih kecil daripada anak-anak normal. Yang membuat orangtua merasa takut adalah karena sampai sekarang belum ada satu penyembuhan yang pasti untuk anak yang menderita autisme. Apakah ciri-ciri anak autis dan apa yang harus dilakukan oleh orang tuanya?

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Bagi banyak orangtua, diagnosa autisme merupakan diagnosa yang sangat menakutkan. Ibaratnya seperti dokter berkata bahwa anak kita itu menderita kanker, begitu menakutkan. Autisme dulu didiagnosa salah sebagai keterbelakangan mental atau schizophrenia. Maka sebelum ada kata autisme, mereka disebut "childhood schizophrenia".

Pada awalnya diketemukan bahwa anak-anak autisme mempunyai otak yang lebih kecil daripada anak-anak normal. Yang membuat orangtua merasa takut adalah karena sampai sekarang belum ada satu penyembuhan yang pasti untuk anak yang menderita autisme. Namun kita bisa membantu anak itu semaksimal mungkin.

Ciri-ciri anak autis adalah sbb:

  • o Kesulitan untuk berinteraksi sosial
  • o Kesulitan berkomunikasi
  • o Mempunyai kelakuan yang sangat kaku
  • o Keterlambatan dalam bergaul atau motoriknya
  • o Mereka senang berada dalam dunianya sendiri

Ada dua tipe autis, yaitu

  • o Regresif, yaitu terlambat diketahui. Pada waktu bayi, mereka normal tapi setelah 2 atau 3 tahun baru diketahui bahwa anak terkena autis.
  • o Sudah bisa dilihat mulai usia 3,4,6 bulan

    Yang bisa dilakukan oleh orangtua adalah :

  • o Memasukkan mereka ke sekolah yang mempunyai penanganan khusus untuk anak autis.
  • o Kita mengarahkan perhatian mereka yang cenderung terfokus.
  • o Menggunakan terapi misalnya terapi okupasi atau terapi tingkah laku.

    Mazmur 100:2,3 berkata, "Beribadahkah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya." Anak autis adalah ciptaan Tuhan, kepunyaan Tuhan. Orangtua hanya dititipi untuk memelihara dan membesarkannya. Dengan cara demikian orangtua bisa bersyukur, tidak menyesali atau menyalahkan diri.