Love Beyond Reason

Versi printer-friendly

BONEKA PANDAKU MALANG, TAPI KUSAYANG
Waktu saya kecil, saya pernah mendapat hadiah ulang tahun sebuah boneka panda berwarna coklat. Boneka ini bukan boneka biasa karena dia adalah boneka saya yang pertama. Bagi saya, boneka ini adalah boneka tercantik yang pernah saya terima waktu saya berumur 3 tahun. Saya selalu membawanya tidur, memeluknya ke mana-mana, dan menyayanginya sepenuh hati saya. Meskipun saya mendapat boneka-boneka yang lain, boneka panda ini tetaplah boneka yang paling istimewa bagi saya.

Sampai suatu ketika karena terlalu sering dipeluk, boneka ini mulai patah tangannya, hilang matanya, dan kotor bulunya. Saya merengek meminta ibu saya menjahit tangannya dan mengganti matanya. Ibu saya yang sayang pada saya, tentu saja mengabulkan permintaan saya karena tahu bahwa boneka itu berharga bagi saya. Bahkan saya ingat bahwa ibu saya berusaha menemukan mata pengganti yang mirip dengan mata aslinya ke toko-toko kerajinan tapi tidak menemukannya, karena boneka itu boneka impor.

Tahu berganti tahun, tangan boneka itu telah berkali-kali patah dan matanya hanya tinggal satu selama bertahun-tahubn, tapi saya tetap menyayanginya. Waktu saya mulai remaja, boneka itu tetap dipajang di almari hias di ruang tamu (meskipun sudah cacat dan tua). Ibu saya memajangnya di situ karena itu adalah boneka kesayangan saya. Ibu saya menghargai boneka itu, karena boneka itu berharga bagi saya. Bahkan ibu saya terlibat dalam ‘berbagai operasi’ untuk memperbaiki dan memulihkan keadaan boneka itu, karena dia tahu saya menginginkannya.

Boneka itu mengingatkan saya akan kasih Tuhan terhadap saya. Saya bahkan tidak menciptakan boneka itu, tapi Tuhan menciptakan manusia dengan tangan-Nya sendiri. Saya jadi mengerti mengapa Tuhan mengasihi saya. Kasih Tuhan tidak berubah setelah manusia jatuh dalam dosa. Kasihnya tetap sempurna seperti awal waktu Dia menciptakan manusia. Meski kita sudah rusak, Dia tetap mengasihi manusia. Kasih itu bukan hanya tetap ada, tapi kasih-Nya itu membuat manusia yang sudah rusak menjadi sesuatu yang sangat berharga, sehingga makhluk lain juga menghargai manusia (seperti ibu saya menghargai boneka saya). Seseorang yang mencintai Tuhan juga akan mencintai manusia berdosa (=boneka rusak) itu, karena tahu Tuhan mengasihinya.

Kasih juga bukan hanya tidak berubah dan membuat sesuatu menjadi berharga (boneka rusak tadi menjadi berharga bagi ibu saya dan dipajang di ruang tamu karena kasih saya kepadanya, bukan karena boneka itu cantik atau berharga mahal), kasih juga mengharapkan yang terbaik. Sebagaimana saya selalu ingin tangan boneka saya kembali utuh, Tuhan merindukan kita dipulihkan kembali menjadi sempurna. Kasih memang melebihi akal kita untuk dapat mencernanya!!!