Jangan Lupakan Anak-Anak

Versi printer-friendly
Oleh : Yusak Timothy, M.Th

Dalam kurun waktu 3 - 4 dasawarsa yang lalu, ada kebangunan rohani di berbagai pelosok negeri Indonesia ini dan begitu banyak gereja didirikan serta juga banyak anak muda yang dipanggil Tuhan untuk menyerahkan diri menjadi hamba-Nya secara purna waktu dan lain sebagainya.
Namun di era modern sekarang ini yaitu 3 - 4 dasawarsa kemudian dari masa kebangunan rohani yang pernah terjadi di Indonesia, hampir dapat dikatakan tanda-tanda tersebut tidak lagi terlihat, sama seperti istilah yang ditulis di kitab Wahyu "suam-suam kuku" kah?
Bila kebangunan rohani bagi orang dewasa hampir tidak lagi terlihat, bagaimanakah dengan penginjilan anak?

1. Adakah Usaha Membimbing Anak Kepada Kristus?

Bagaimanakah caranya supaya orang tua dan guru Sekolah Minggu juga guru-guru di sekolah Kristen dapat memperkenalkan Kristus kepada anak sebagai Juruselamat pribadinya? Hendaknya kehidupan dalam keluarga sebagai sarana utama dan pertama untuk anak mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Hendaknya orang tua menceritakan tentang Yesus sejak anak usia dini. Orang tua perlu berusaha secara terus menerus dan menggunakan setiap kesempatan untuk mengajar kepada anak-anak, tentang siapakah Yesus? Sebab Allah menghendaki setiap keluarga Kristen membimbing anak-anak untuk mengenal Kristus. Ini merupakan tanggung jawab orang tua yang pertama dan utama, seperti yang diperintahkan Allah kepada setiap keluarga Israel.

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.(Ul. 6:6-9).

Dalam usaha memperkenalkan Allah, itu juga perlu satu komitmen dan kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai orang tua, karena orang tua sebagai wakil Allah, usaha itu perlu disertai rasa tanggung jawab dan secara terus-menerus.

Homrighausen dan Enklaar menyatakan pentingnya orang tua mengenalkan anak-anak pada Allah :
Supaya mereka mengenal Allah sebagai Pencipta dan pemerintah seluruh alam ini, dan Yesus Kristus sebagai Penebus, pemimpin dan penolong mereka. Supaya mereka mengerti akan kedudukan dan panggilan mereka selaku anggota-anggota Gereja Tuhan, dan suka turut bekerja bagi perkembangan gereja di bumi ini. Supaya mereka mengasihi sesamanya oleh karena Tuhan telah mengasihi mereka sendiri. Supaya mereka insaf akan dosanya dan selalu mau bertobat pula, minta ampun dan pembaharuan dari Tuhan. Supaya mereka suka belajar terus mengenai berita Alkitab, suka mengambil bagian dalam kebaktian jemaat, dan suka melayani Tuhan di segala lapangan hidup. (Homrighausen E.G. dan Enklaar I.H., Pendidikan Agama Kristen, Jakarta : BPK Gunung Mulia,2001)

Dalam usaha itu perlu menggunakan alat atau sarana yang dapat menunjang dan menolong anak mengerti apa yang diajarkan. Sarana yang dapat digunakan di antaranya adalah: kaset dan CD, VCD lagu rohani, ibadah keluarga dan cerita Alkitab sebelum anak tidur, pertemuan rutin untuk menyelesaikan masalah sedini mungkin dan lain-lain. Dan anak sejak kecil dapat menerima Kristus juga perlu diingat setiap generasi menjadi tanggung jawab dari orangtua yang menjadi wakil Allah pada masanya.

Marjorie L. Thompson berkomentar dalam bukunya yang berjudul "Keluarga sebagai Pusat Pembentukan" sebagai berikut :

Banyak keluarga mempunyai semacam proses pertemuan keluarga. Di beberapa rumah tangga, pertemuan dilaksanakan hanya untuk masalah-masalah serius. Dalam rumah tangga-rumah tangga lainnya pertemuan keluarga dilaksanakan secara mingguan atau bulanan tanpa memertimbangkan apakah ada masalah khusus yang perlu dibicarakan atau tidak. Pada umumnya, tujuan pertemuan-pertemuan tersebut adalah untuk memberi kesempatan kepada setiap anggota keluarga yang ingin berbagi masalah, kesedihan, pergumulannya, membahas peraturan-peraturan keluarga dan pelaksanaannya, memberikan saran-saran kreatif dan mencari tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan anggota keluarga lainnya. Seringkali suatu masalah muncul ke permukaan dari pertemuan-pertemuan rutin itu, sehingga dapat diselesaikan sebelum masalah itu menjadi besar. (Thompson, Marjorie R, Keluarga sebagai Pusat Pembentukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001)

2. Pentingnya Penginjilan Anak.

Mungkin banyak orang dewasa dan orang tua bertanya mengapa harus kita yang menginjili anak? Charles Spurgeon menulis :
Anak-anak memerlukan Injil, seluruh Injil, Injil yang tidak tercemar; mereka harus mempunyai itu, dan kalau mereka diajar oleh Roh Allah mereka mampu menerimanya seperti orang dewasa.
Ajarkanlah kepada anak-anak kecil bahwa Yesus mati, yang tidak berdosa untuk orang berdosa, untuk membawa kita kepada Allah. Lebih bersemangatlah; Allah yang telah menyelamatkan banyak anak-anakmu akan menyelamatkan lebih banyak lagi, dan kita akan bersukacita besar melihat ratusan anak yang dipimpin kepada Kristus.

Sam Doherty mengungkapkan dalam bukunya "Mengapa Menginjili Anak-anak" sebagai berikut :
Namun satu jawaban yang jelas dan pasti terhadap pertanyaan ini dapat diberikan sekarang dalam segala terang yang telah kita lihat. Kita harus menginjili anak-anak karena Yesus telah memerintahkan kita untuk melakukannya. Perintah terakhir-Nya kepada kita, "Beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Markus 16:15). Ini termasuk anak-anak semua usia. (Doherty, Sam,Mengapa Menginjili Anak-anak, Jakarta, Lembaga Penginjilan Anak-anak Indonesia, 1996)

Penginjilan adalah perintah Yesus termasuk menginjili anak. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." ( Mat 28:19-20)

Yang harus menginjili anak-anak adalah semua orang Kristen, pendeta, guru-guru Sekolah Minggu, pekerja-pekerja pelayanan anak dan pekerja tetap pelayanan anak-anak terutama orang tua bagi anak-anaknya. Melalui tulisan ini saya secara spesifik menekankan pentingnya orang tua menginjili anak-anak mereka.
Adakalanya pihak gereja dan orang tua kurang menyadari tanggung jawabnya sebagai penginjil bagi anak-anak. salah satu bukti pelayanan Sekolah Minggu kurang diperhatikan, justru lebih memperhatikan pelayanan bagi orang dewasa. Penginjilan anak seharusnya mendapat perhatian yang sama seperti pelayanan jemaat lainnya. Charles Spurgeon memberikan penekanan pada penginjilan anak, perlu mendapat perhatian yang sama seperti yang lainnya.

Menginjili anak-anak sudah seharusnya menjadi tanggung jawab utama orang tua, bukan hanya tanggung jawab dari bidang pelayanan yang berada di bawah naungan Gereja. Bagaimana pun juga orang tua harus lebih fokus untuk melaksanakan penginjilan agar anak-anak sedini mungkin percaya kepada Yesus.
Bila anak-anak percaya Yesus, mereka akan menikmati anugerah keselamatan. Oleh sebab itu orang tua wajib menginjili anak-anak mereka supaya sedini mungkin mereka sudah percaya Yesus dan mengalami pertumbuhan rohani melalui pembinaan orang tuanya

NB :
Naskah ini pernah dimuat di Buletin "BERKAT", Gereja Kristus Ketapang, Maret-April 2007