Dewasa
Menjadi tua adalah bagian dari kehidupan yang tak dapat kita cegah atau hindari. Untuk menangani gejolak dan kebutuhan masa tua, marilah kita lihat beberapa hal : Berusahalah untuk hidup sehat dan hidup dalam keterbatasan, kurangilah jumlah peran sesuai dengan kondisi dan keterbatasan, bentuklah lingkup sosial yang baru atau perkuatlah jalinan relasi dengan anak dan kerabat yang ada, isilah waktu yang tersedia dengan kegiatan yang "menggembirakan".
Yonatan mewakili karakteristik seorang pria yang bijak. Seorang pria yang bijak adalah dia bersahabat hanya dengan sesama pria, dia adalah seorang yang membela kebenaran dan dia juga adalah seorang yang lepas dari ambisi pribadi dan dia juga adalah seorang yang setia.
Relasi kakek-nenek dan cucu berpotensi menjadi relasi yang sehat namun bisa pula menjadi relasi yang tidak sehat. Beberapa masukan untuk kakek-nenek agar relasi mereka dengan cucu menjadi relasi yang sehat. Kasih sayang tidak boleh menjadi dalih untuk tidak mendisiplin cucu, jikalau terjadi perbedaan dalam cara membesarkan anak, kakek-nenek mesti mengonsultasikannya dengan orangtua, Hati-hatilah berbicara di hadapan anak tentang orangtuanya, dsb.
Ambisi itu suatu dorongan di dalam diri kita yang membuat kita terpacu untuk mengerjakan sesuatu dengan hasil yang baik dan kita mempunyai tujuan di dalam ambisi itu, kita mempunyai sasaran akan apa yang ingin kita capai.
Kita melihat pernikahan bermasalah di hari tua dan kita pun bertanya, mengapa? Ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mempersiapkan diri melewati masa tua bersama pasangan: Hidup terbagi dalam beberapa fase, masa tua adalah masa mengingat dan menuai, masa tua adalah masa perubahan prioritas.
Gejala post power sindrome umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan atau menjabat satu jabatan dan ketika tidak menjabat lagi seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang stabil, yang biasanya bersifat negatif.
Beberapa prinsip yang mesti kita pahami guna menciptakan relasi orangtua-anak yang indah di hari tua, yaitu di hari tua anak cenderung bersikap terhadap orangtua sesuai dengan kondisi relasi itu sekarang. Orangtua kembali menjadi seperti anak dalam pengertian ia sekarang dibatasi oleh kelemahan fisiknya. Kalaupun relasi orangtua-anak baik, tetap saja akan ada ketegangan yang mesti dihadapi bersama.
Pada awalnya pabriklah yang harus produktif menghasilkan banyak produk, tapi pada masa sekarang ini pindah ke dalam diri manusianya yang harus produktif menghasilkan sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tapi yang jadi pertanyaan, apakah itu yang menjadi tujuan hidup kita?
Setelah ayah atau ibu meninggal, orangtua kembali hidup sendiri. Selang beberapa waktu, orangtua memutuskan untuk menikah. Apakah yang seharusnya menjadi sikap kita sebagai anak tatkala orangtua memutuskan untuk menikah kembali? Anak memiliki tugas untuk mengingatkan orang tua. Apa saja harus diingatkan?
Pria mudah jatuh dalam keangkuhan karena pengkondisian sejak awal untuk memegang peranan pelindung, pemimpin, penanggung jawab. Pria juga mempunyai ketakutan kalau dianggap takut kepada istri. Seorang suami harus membangun wibawa rohani yaitu meneladani Kristus Yesus di dalam hidupnya.
Halaman
- « awal
- ‹ sebelumnya
- …
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- selanjutnya ›
- akhir »