Audio
Audio
Memahami HIV AIDS
Pemulihan Korban Pemerkosaan
Dampak pemaksaan hubungan seksual tidak dapat dianggap enteng. Musibah ini mampu meninggalkan luka yang sangat dalam pada korbannya, baik itu luka fisik maupun luka psikis. Perbincangan ini memaparkan lima langkah pemulihan yang ditempuh korban pemerkosaan dan saran-saran bagi kita sebagai orang yang mendampingi dalam proses pemulihan tersebut.
Memahami dan Mencegah Pemerkosaan
Pemerkosaan disini diartikan sebagai pemaksaan hubungan seksual. Siapapun bisa menjadi pelaku pemerkosaan dan siapapun bisa menjadi korban pemerkosaan. Perbincangan ini membawa kita pada pemahaman tentang realitas-realitas pemerkosaan, cara mencegah pemerkosaan, serta langkah-langkah yang patut ditempuh bila musibah itu menimpa kita atau orang yang kita kasihi.
Orang Dewasa, Belajarlah
Belajar tidak hanya diperlukan bagi anak kecil, orang dewasa pun perlu terus menerus belajar. Ketika orang dewasa tidak lagi belajar dan mengembangkan dirinya, yang rugi bukan saja dirinya tetapi juga keturunannya. Lantas, apa saja yang perlu terus kita pelajari dan bagaimana melakukannya ?
Orang Dewasa, Bermainlah
Bermain lebih mudah diidentikkan dengan dunia anak-anak. Tak jarang orang dewasa dianggap kekanak-kanakan bila suka bermain. Benarkah orang dewasa tidak perlu bermain ?
Kerugian Dapat Menjadi Keuntungan
Kita pasti pernah mengalami kerugian. Mungkin kita pernah mengalami kerugian uang atau kerugian waktu, merasa bahwa pernikahan kita adalah suatu kerugian dan berharap bahwa kita menikah dengan orang lain. Ya, kerugian membuat kita merasa kehilangan sesuatu yang seharusnya kita miliki. Pertanyaannya adalah apakah di mata Tuhan kerugian selalu adalah kerugian ? Dari kehidupan Yakub, kita dapat menyimpulkan bahwa di tangan Tuhan kerugian tidak selalu berekor kerugian.
Tuhan Memakai Orang yang Minder
Tuhan memakai orang yang minder sama seperti Ia memakai orang yang percaya diri. Mari kita mengontraskan dua tokoh Alkitab yang minder, yakni Musa dan Saul, dan menarik pelajaran darinya.
Kerapuhan Hidup
Hidup itu rapuh. Begitu rapuhnya hidup sehingga kapan waktu, hidup—sebagaimana kita kenal—dapat berhenti. Tadinya kita bisa berjalan, sekarang tidak. Tadinya kita bisa bekerja, sekarang tidak. Tadinya kita bisa memercayai istri atau suami, sekarang tidak. Tadinya kita bisa melihat orang tua, sekarang tidak. Itulah hidup. Berikut akan dipaparkan beberapa masukan untuk menolong kita menghadapi kerapuhan hidup.
Suami yang Bertanggungjawab
Dalam memilih suami, ada satu persyaratan yang mesti diperhatikan yaitu bertanggung jawab. Berikut ini akan diuraikan secara lebih mendetail cakupan dari bertanggung jawab.

