Suami/Istri

Romans adalah perasaan cinta yang kuat. Sering kali kita mendengar bahwa dengan berjalannya waktu, cinta yang kuat ini bisa menipis dan akhirnya hilang. Romans mempunyai 2 fungsi yang dapat kita katakan 2 sisi dari 1 koin yang sama. Banyak orang menganggap bahwa romans ini tidak perlu dibangun seperti dulu waktu pacaran, tetapi akhirnya malah menghancurkan pernikahan mereka.

Dalam suatu pernikahan, Tuhan memiliki rencana untuk keselamatan yang terbagi dalam 3 tahap : Pembenaran: Upah percaya, Pengudusan: Bukti percaya, Pemuliaan: Puncak percaya

Rasa penghargaan terhadap pasangan kita itu sangat penting dalam hidup suami istri. Namun kadangkala hal ini bias merosot ketika waktu berjalan yang biasanya disebabkan karena kekaguman yang tipis terhadap pasangan.

Pencemburu ada kemungkinan besar dapat ditolong, dan sudah seharusnya bagi pasangan suami istri untuk menciptakan kehidupan pernikahan tanpa adanya suatu alasan bagi pasangan untuk cemburu.

Ada perbedaan antara makna ditemani pada pria dan wanita. Dan inilah yang sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan masalah dalam pernikahan. Dan melalui materi ini kita akan mengetahui perbedaan-perbedaan tesebut.

Tapi kadang-kadang di dalam hubungan suami-istri pun mereka masih canggung atau bahkan enggan untuk membicarakan sehingga akhirnya banyak timbul masalah.

Prinsip komunikasi adalah satu yaitu kejelasan, apakah berhasil berkomunikasi atau tidak diukur dari apa didengar, dipahami dengan jelas.

Memelihara cinta lebih baik daripada menghidupkan cinta yang mati, karena itu suatu pekerjaan yang tidak mudah. Memerlukan pergumulan dan proses atau tahapan-tahapan yang perlu dilakukan, dan memerlukan komitmen yang luar biasa tingginya, tanpa komitmen yang tinggi, maka akan ambruk di tengah jalan.

Banyak suami-istri merasa kebutuhannya tak terpenuhi, akhirnya bertengkar bahkan berselingkuh dan bercerai, karena mereka tidak tahu yang dibutuhkan oleh pasangannya itu sebetulnya apa dan bagaimana cara memelihara kehadiran pasangannya di dalam hidup ini.

Salah satu sumber konflik dalam rumah tangga adalah komunikasi yang tidak tepat sasaran. Meski kita tidak dapat menggeneralisasi semua, namun ada pola komunikasi tertentu yang lebih sering ditemukan pada pria dan wanita. Memahami pola ini bisa membantu kita memperlancar arus komunikasi, seperti dalam berkomunikasi dengan pasangan, pada umumnya istri lebih mementingkan proses pembahasannya dibanding hasil akhir atau keputusannya.

Halaman