Orangtua/Anak

Mengenalkan Tuhan kepada anak adalah pekerjaan yang gampang-gampang-susah. Biasanya kita mengenalkan Tuhan kepada anak lewat PENGETAHUAN dan juga lewat PENGALAMAN. Walau kita sudah mengenalkan Tuhan lewat dua hal tersebut, ternyata banyak kendala yang kita jumpai di lapangan, apa saja kendala itu? Dan bagaimana untuk bisa menghadapi kendala tersebut ?
Salah satu hal yang menakutkan adalah mendengar berita bahwa anak kita terlibat masalah. Ada anak yang terlibat masalah narkoba, ada yang terlibat masalah pencurian, ada yang terlibat hubungan seks bebas sehingga menghamili pacarnya atau dihamili pacarnya. Sewaktu kita mendengar berita ini, tidak bisa tidak, kita merasa bahwa dunia telah runtuh. Kita akan memelajari apa saja reaksi orang tua dan apa yang akan dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi anak yang terlibat masalah.
Kadang tanpa disadari perlakuan kita kepada anak menimbulkan kepahitan. Akhirnya sampai besar anak terus menyimpan kepahitan dan tidak lagi bisa dekat dengan kita. Ada tiga tindakan orang tua yang dapat menimbulkan kepahitan mendalam pada diri anak dan ketiganya sebetulnya mempunyai akar yang sama yaitu penolakan.
Salah satu misteri dalam membesarkan anak adalah, tidak selalu apa yang ingin kita tanamkan, dapat diterima anak dengan BAIK dan TEPAT. Mungkin kita tidak menyampaikannya secara tepat sehingga anak tidak dapat menerima-nya dengan baik. Namun acap kali anak memang sulit untuk menerimanya oleh karena ia sudah memiliki keinginan yang berbeda. Kalau tak terjembatani, tidak bisa tidak, timbullah pemberontakan. Namun ada banyak alasan lain lagi mengapa anak memberontak. Dan pemberontakan anak bisa dilihat dalam beberapa hal, kemudian bagaimana kita sebagai orang tua menghadapi pemberontakan anak?
Salah satu misteri dalam membesarkan anak adalah, tidak selalu apa yang ingin kita tanamkan, dapat diterima anak dengan BAIK dan TEPAT. Mungkin kita tidak menyampaikannya secara tepat sehingga anak tidak dapat menerima-nya dengan baik. Namun acap kali anak memang sulit untuk menerimanya oleh karena ia sudah memiliki keinginan yang berbeda. Kalau tak terjembatani, tidak bisa tidak, timbullah pemberontakan. Namun ada banyak alasan lain lagi mengapa anak memberontak. Dan pemberontakan anak bisa dilihat dalam beberapa hal, kemudian bagaimana kita sebagai orang tua menghadapi pemberontakan anak?
Kita semua mafhum bahwa kekudusan adalah karakteristik yang penting. Kita pun menghendaki agar anak kita memiliki karakteristik tersebut. Pertanyaannya adalah, darimanakah anak belajar untuk hidup kudus dan tulus? Nah, jika anak belajar berjalan dan makan dari orang tua, tentulah anak belajar hidup kudus dari orang tua pula. Singkat kata, anak belajar kekudusan dari kekudusan kita, orang tuanya. Pembahasan ini menjelaskan dampak kehidupan yang kudus pada anak.
Di dunia ada dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang nyaring, hasilnya terlihat jelas dan cepat, dan pelayanan sunyi yaitu hasilnya tidak terlihat jelas dan lama. Membesarkan anak termasuk pelayanan yang sunyi. Kita tidak bisa melihat hasilnya dengan segera, bahkan adakalanya justru hasilnya mengecewakan hati. Kunci untuk tetap bertahan adalah kesabaran dan kesetiaan. Dua hal ini dapat diwujudkan dalam komitmen, disiplin dan mendemonstrasikan kasih Bapa yang tidak terbatas pada anak. Sebagai orang tua biarlah pedoman yang diuraikan di sini bisa menghasilkan kesabaran dan kesetiaan, sehingga buahnya bisa kita lihat dan kita nikmati.
Di dunia ada dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan yang nyaring, hasilnya terlihat jelas dan cepat, dan pelayanan sunyi yaitu hasilnya tidak terlihat jelas dan lama. Membesarkan anak termasuk pelayanan yang sunyi. Kita tidak bisa melihat hasilnya dengan segera, bahkan adakalanya justru hasilnya mengecewakan hati. Kunci untuk tetap bertahan adalah kesabaran dan kesetiaan. Dua hal ini dapat diwujudkan dalam komitmen, disiplin dan mendemonstrasikan kasih Bapa yang tidak terbatas pada anak. Sebagai orang tua biarlah pedoman yang diuraikan di sini bisa menghasilkan kesabaran dan kesetiaan, sehingga buahnya bisa kita lihat dan kita nikmati.
Seyogianya kita tidak merasa iri dengan saudara sendiri namun pada kenyataannya, kadang kita merasa iri. Ada beberapa penyebab mengapa adakalanya kita merasa iri kepada saudara sendiri, antara lain : Kita dibanding-bandingkan oleh orang tua, sanak saudara, guru atau teman. Kita membanding-bandingkan diri karena menginginkan sesuatu yang dimiliki oleh saudara sendiri. Kita dapat merasa iri kepada saudara sendiri bila apa yang tadinya kita punyai kemudian dialihkan kepada orang lain. Kalau itu yang terjadi apa yang akan dilakukan oleh orang tua dalam menghadapi anak yang iri seperti ini ?
Salah satu sumber penyesalan di masa tua berkaitan dengan hal membesarkan anak, meskipun ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK DENGAN DIRI SENDIRI. Dalam bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap menjadi penyesalan di kemudian hari antara lain tidak cukup waktu, terlalu keras, terlalu lunak, terlalu menyetir anak, terlalu bergantung pada anak. Untuk itu sebelum menyesal di kemudian hari, cara apa yang harus kita lakukan untuk mendidik anak sejak usia dini ?

Halaman