Masalah Wanita Paro Baya

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T044A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Banyak perubahan yang dialami oleh wanita paro-baya baik perubahan hubungan dengan suami, dengan anak maupun keharusan untuk menerima fakta bahwa dia makin menua.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Yang dimaksud usia setengah baya dapat dikategorikan antara usia 45 tahun hingga usia 55 tahun. Pria dan wanita ketika memasuki usia paro-baya memiliki perbedaan-perbedaan yang mendasar.

Diantaranya adalah:

  1. Pria, pada usia paro-baya memasuki usia kemapanan pada umumnya.

  2. Wanita, pada usia paro-baya memasuki usia perubahan.

Banyak sekali perubahan-perubahan yang akan dilalui oleh wanita dan ini mesti dia sadari. Perubahan tersebut adalah:
  1. Perubahan fisik, jadi akan ada beda yang nyata antara wanita usia 45 tahun ke bawah dan usia 45 tahun ke atas. Misalnya kesulitan wanita untuk menjaga tubuhnya ramping, kecenderungan mudah bertambah gemuk, di leher mulai kelihatan kendor.

  2. Perubahan relasi dengan anak/perubahan hubungan dengan anak. Di mana anak tidak lagi terlalu bergantung pada orang tua, tidak bisa tidak hal ini akan menimbulkan perubahan dalam relasi antara ibu dengan anaknya. Seorang ibu kehilangan peran dan harus mengubah perannya yang semula sebagai pengasuh sekarang sebagai pengayom, pengarah, teman. Lain dengan ayah, kalau ayah perannya tetap sama mulai anak kecil hingga dewasa.

  3. Perubahan relasi dengan suaminya. Baik secara positif maupun negatif. Pada usia setengah baya biasanya suami mengalami kemapanan dan mendapatkan kepuasan yang luar biasa dalam pekerjaannya karena dia sudah menempati posisi yang lumayan terhormat, akibatnya dia tidak terlalu bergantung pada yang di rumah untuk menyediakan support/dukungan, penghargaan kepadanya sebab dia sudah dapatkan di luar. Berarti makin tidak terlalu bergantung kepada si istri.

  4. Perubahan dalam hal kenakalan anak-anak. Pada masa kecil anak-anak nakal tapi nakal kanak-kanak, waktu anak-anak sudah mulai remaja memasuki dewasa awal nakalnya mulai nakal moral misalnya berbohong, menipu orangtua, atau melakukan hal-hal yang memang dosa.

Untuk mengatasi perasaan-perasaan tidak nyaman yang timbul dalam wanita paro-baya adalah:

  1. Menggunakan waktu luang untuk lebih banyak dipakai dalam pelayanan di gereja.

  2. Wanita harus mendefinisi ulang yang namanya berharga. Biasanya wanita mendefinisikan berharga itu dilihat secara fisik apalagi yang memang secara fisik cantik. Namun pada usia paro-baya dia akan meredefinisi ulang apa yang namanya indah, apa yang namanya berharga di mata Tuhan.

Yang harus dilakukan sebelum memasuki usia paro-baya adalah sebagai berikut:

  1. Mempersiapkan diri, jadi mengantisipasi bahwa hal ini akan terjadi. Dia harus siap terima bahwa suatu waktu nanti dia tidak akan lagi cantik, tidak akan lagi menarik seperti dulu.

  2. Fungsinya di rumah juga akan berubah dia harus siapkan itu, bahwa dia tidak akan terlalu dibutuhkan lagi. Jadi dia harus menempatkan diri dalam fungsi yang lain.

  3. Suami istri harus mengantisipasinya bersama-sama. Misalkan istri harus memberitahukan suami tentang gejala-gejala fisik menopause, supaya suami mengerti bahwa inilah gejala menopause dia akan merasa panas, merasa sensitif, emosi mudah naik, mudah tersinggung, bisa marah, dalam waktu sekejap bisa menangis, nah ini memang harus disadari oleh pria.

Mazmur 73:21-24 "Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu ; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan." Saya kira ini mungkin merefleksikan sebagian perasaan setengah baya, merasa hati pahit, merasa buah pinggang itu menusuk-nusuk, merasa diri dungu tak ada harganya, tidak mengerti apa-apa. Tapi dia berkata aku tetap didekat-Mu, Engkau memegang tangan kananku, dan nasihat Tuhanlah yang menuntun aku.

Comments

Transkrip diatas membuka wacana dalam kehidupan saya sekaligus didalam kami menghadapi pergumulan pada usia paro baya saya. sekalipun sampai saat ini masalah yang kami hadapi belum selesai dan sudah berlangsung selama 4 tahun, ketika saya ditugaskan ke luar kota dan istri tetap di banyuwangi. sekiranya ada nasehat yg dapat memotifasi saya, untuk terus merebut kembali keutuhan dalam kehidupan keluarga ,saya sangat berterima kasih. usia perkawinan saya 26 tahun. saya berusia 46 tahun, dan istri 43 tahun. Yohanes As

Sebelum kami menanggapi pertanyaan Bapak, apakah bisa diperjelas apa yang Bapak alami saat ini ? Silakan menghubungi kami lewat telaga@indo.net.id , terima kasih. Salam : Tim Pengasuh Program TELAGA