Tidak Mau Mengalah

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T322B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Pernikahan menuntut pasangan untuk saling menyesuaikan diri. Di dalam proses menyesuaikan diri kadang kita terlibat konflik akibat perbedaan yang ada. Untuk dapat menyelesaikan konflik diperlukan sikap rela mengalah. Masalahnya adalah kadang kita tidak mudah mengalah dan memang ada sebagian yang memiliki sikap tidak mau mengalah. Sikap tidak mau mengalah bukanlah sikap kompetitif—kendati keduanya memunyai persamaan. Bila sikap kompetitif lahir dari keinginan untuk menjadi yang terutama alias nomor satu, sikap tidak mau mengalah lahir dari dua sumber yaitu tidak ingin mengaku salah dan tidak ingin dirugikan.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pernikahan menuntut pasangan untuk saling menyesuaikan diri. Di dalam proses menyesuaikan diri kadang kita terlibat konflik akibat perbedaan yang ada. Nah, untuk dapat menyelesaikan konflik diperlukan sikap rela mengalah. Masalahnya adalah kadang kita tidak mudah mengalah dan memang ada sebagian yang memiliki sikap tidak mau mengalah. Marilah kita lihat sikap tidak mau mengalah ini dengan lebih saksama.
Sikap tidak mau mengalah bukanlah sikap kompetitif—kendati keduanya memunyai persamaan. Bila sikap kompetitif lahir dari keinginan untuk menjadi yang terutama alias nomor satu, sikap tidak mau mengalah lahir dari dua sumber:

  1. tidak ingin mengaku salah dan
  2. tidak ingin dirugikan.

Marilah kita perhatikan kedua sumber yang melahirkan sikap tidak mau mengalah ini.

  1. Tidak ingin mengaku salah

  2. Bila kita dibesarkan di dalam keluarga yang sarat kritikan, besar kemungkinan kita akan mengembangkan sikap sensitif terhadap kritikan. Begitu pekanya kita terhadap kritikan, sehingga apa pun yang beraroma kritikan, pasti kita halau dan lawan. Bila pasangan kita seperti ini, tentulah sulit buat kita mencapai titik temu dalam perbedaan pendapat. Sasarannya hanyalah satu yaitu ia benar—tidak peduli apakah memang ia benar atau salah. Apa pun yang kita lakukan untuk menjelaskan duduk masalah, biasanya akan menemui jalan buntu. Pada akhirnya kita enggan untuk berdiskusi dengan pasangan.
  3. Tidak ingin dirugikan

  4. Ada pula orang yang tidak mau mengalah, sebab baginya mengalah berarti dirugikan. Mungkin orang ini memunyai masalah dengan ketamakan. Bagi orang seperti ini, mengalah berarti kehilangan sesuatu yang berharga. Masalahnya adalah, hampir semua hal dianggapnya berharga. Itu sebabnya ia terus memper-tahankan pendapat atau posisinya sebab baginya ia tidak boleh kehilangan suatu apa pun. Mungkin ia lahir dan besar dalam keluarga yang minim, sehingga ia harus berjuang untuk hidup. Itu sebabnya segala hal menjadi penting—termasuk dan mungkin terutama, harga dirinya. Sudah tentu tidak mudah hidup bersama dengannya. Pernikahan mengharuskan kita untuk melepaskan hal-hal yang kita anggap penting. Sebab, kalau dua-dua bersikeras bahwa segalanya penting dan tidak boleh dikompromikan, akhirnya kita tidak akan dapat mencapai keselarasan.

Menghadapi Pasangan yang Tidak Mau Mengalah
Jika pasangan adalah seorang pribadi yang tidak suka mengalah, beberapa tindakan berikut ini dapat dicoba untuk diterapkan.

  • Pertama, jangan terlibat dalam perdebatan dengannya, sebab perdebatan tidak akan membuahkan hasil. Jadi, berdiamlah sewaktu ia mulai memperlihatkan sikap tidak mau mengalah.
  • Kedua, setelah suasana menjadi lebih dingin, katakanlah kepadanya bahwa Anda tidak setuju dengan keputusannya itu dan bahwa Anda meminta waktu yang lebih panjang untuk berdiskusi dengannya. Oleh karena perdebatan verbal tidak membuahkan hasil, cobalah dengan diskusi lewat tulisan alias surat elektronik atau pesan singkat. Harapannya adalah, dengan media tulisan, ia tidak cepat terpancing emosinya sehingga lebih dapat mendengarkan sisi Anda. Coba hindarkan penggunaan kata, "kamu" terhadapnya; sebaliknya, bagikanlah dampak keputusan itu pada diri Anda. Ingat, ia sensitif dan cepat defensif bila merasa disalahkan.
  • Ketiga, bila ia tipe yang tidak mau dirugikan atau berkorban sama sekali, perlihatkanlah niat baik untuk berkorban kemudian tanyakanlah kesediaannya untuk juga berkorban. Pada dasarnya kita ingin mengajaknya untuk mengembangkan sikap rela berkorban atau menderita kerugian namun kita mesti melakukannya dengan hati-hati serta sedikit demi sedikit.
  • Terakhir, selalu biasakan untuk berdoa bersama tatkala menghadapi jalan buntu. Di dalam doa, pilihlah kata yang bijak sehingga ia tidak merasa dipojokkan. Sebaliknya, bawalah ke hadapan Tuhan persoalan yang dihadapi. Kita harus percaya bahwa di dalam doa, Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, sehingga hati yang keras dapat dilunakkan.
Nasihat Firman Tuhan: "Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat dan kerendahan hati mendahului kehormatan" (Amsal 15:33) Sikap tidak mau mengalah adalah buah dari kesombongan. Itu sebabnya cara untuk mengubahnya adalah dengan hidup takut akan Tuhan.

Comments

terima kasih bt renungan hi.. egois, besar kepala dan merasa dia lbh baik dan bener.itu adlh bebrpa dari sikap manusia.bgtu smbongnya ..aplgi saat dia brada di puncak.inginnya dia yg mengatur smua khdpan orang lain tnp memikirkan persaan orang lain.andai kita sadari bahwa jika Tuhan mau, Tuhan bisa merubah kita yg dia mau,,shgga tdk bgtu bnyk manusia yg sombg akibat keberhasilannya. Kita tidak bs merubah orang lain untuk berubah total dan mengikuti keinginan kita..hanya Tuhan...hanya Tuhan..berserah padNya..itu jauh lbh baik

Betul sekali, terima kasih untuk tulisannya. Gbu