Memaafkan Dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T236A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

"Pernikahan adalah kesatuan antara dua pribadi yang saling memaafkan." Karena pernikahan terdiri dari berlaksa-laksa "Kesalahan". Berapa tolerannya kita terhadap "Kesalahan" akan menentukan kualitas pernikahan. Di sini ada beberapa masukan untuk mengembangkan sikap toleran yang memaafkan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Almarhum Ruth Graham, istri Pendeta Billy Graham, berkata, "Pernikahan adalah kesatuan antara dua pribadi yang saling memaafkan." Sungguh benar! Pernikahan terdiri dari berlaksa-laksa "Kesalahan" - cara atau sikap hidup yang tidak berkenan di mata pasangan, mulai dari kealpaan sampai kekhilafan. Berapa tolerannya kita terhadap "Kesalahan" akan menentukan kualitas pernikahan. Berikut adalah beberapa masukan untuk mengembangkan sikap toleran yang memaafkan.

Berapa mudah atau sukarnya kita memaafkan bergantung pada berapa mudah atau sukarnya kita berubah. Orang yang kaku akan lebih sukar memaafkan sebab itu berarti ia harus mengadakan perubahan akibat perbuatan orang lain. Kita tidak bisa selalu berubah karena orang lain, namun sedapatnya belajarlah untuk fleksibel.

Berapa tepatnya kita menilai keseriusan suatu kesalahan juga akan mempengaruhi pemberian maaf. Jika kita secara membabi buta menganggap semua kesalahan sebagai kesalahan yang serius, maka kita akan sulit memberi maaf. Sebelum bereaksi, berdiamlah terlebih dahulu. Kerap kali setelah bersiam diri untuk sesaat, kita akan lebih dapat melihat masalah dengan lebih jernih. Bukankah "Kesalahan" yang kerap dilakukan lebih bersifat gaya hidup atau kebiasaan?

Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak? Ada sebagian dari kita yang menganggap bahwa semua kesalahan dilakukan dengan sengaja untuk membuat kita marah. Kita perlu menyadari bahwa justru dalam pernikahan kebanyakan kesalahan dilakukan tanpa disengaja untuk membuat kita marah.

Apakah kita telah memberi cukup masukan dan waktu untuknya? Pada prinsipnya kita harus memberinya cukup masukan dan waktu. Kita pun perlu menyadari bahwa perubahan menuntut waktu yang tidak singkat. Jadi, bersabarlah dan maafkanlah.

Apakah kita telah memberinya pujian dan dorongan? Perubahan terjadi secara lebih cepat jika diberikan pujian dan dorongan. Jadi, sewaktu memberi maaf, berilah pujian dan dorongan pula.

Firman Tuhan :

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang. Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu (Matius 6:14-15)

Comments

keren ... hwhwhw ... ^^