Tragedi Pada Anak 2

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T224B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Lanjutan dari T224A

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tragedi bisa menimpa siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak. Dan kita tidak bisa memperhitungkan bagaimana dampaknya kalau tragedi itu dialami oleh seorang anak.

Dampak yang dialami anak-anak ialah kehilangan, kesedihan dan kebingungan.

Misalkan temannya yang meninggal, anak-anak belum siap untuk menerima fakta kehidupan yang memilukan ini, bahwa seorang temannya bisa pergi meninggalkan mereka, bisa meninggal duni. Mereka belum terekspos dengan kematian apalagi kematian sesama teman.

Kita sebagai orang yang lebih dewasa, yang lebih bisa mengerti masalah itu, dapat menyampaikan kepada anak-anak yaitu :

  1. Jangan berjalan di depan atau di belakang anak, namun berjalanlan di samping anak. Maksud saya dengan berjalan di depan anak adalah terlalu membesar-besarkan tragedy. Berjalan di belakang anak artinya kita tidak terbuka untuk membicarakannya,
  2. Pekalah dengan reaksi-reaksi yang dialami anak dan kemudian berilah tanggapan atau bersikaplah sesuai dengan reaksi yang dialaminya itu.

Bentuk kecemasan yang dialami anak ialah :

  • Anak susah tidur sendirian
  • Anak sering sakit perut
  • Anak sering mual dan muntah

Ada peristiwa anak meninggal karena dibunuh oleh orang tuanya, dan itu membuat bingung anak.

Dan reaksi kita sebagai orang tua adalah :

Jangan tergesa-gesa mengatakan bahwa orang tuanya itu pasti jahat

  • Karena perlu melihat seseorang secara utuh dan menyeluruh.
  • Karena kenyataan hidup memperlihatkan bahwa adakalanya orang yang baik melakukan perbuatan yang jahat, dan orang yang jahat kadang melakukan perbuatan yang baik. Dengan kata lain, satu perbuatan jahat bukanlah bukti bahwa seseorang itu jahat, sebaliknya satu perbuatan baik bukanlah bukti bahwa seseorang itu baik.

Didalam kebingungannya itu sering kali anak bertanya banyak hal yang antara lain :

  1. Apakah orang tua yang membunuh anaknya itu masuk neraka?
    Kita sebagai orang tua seharusnya menjawab :
    Dalam II Timotius 2:19, Yohanes 3:16 dan II Timotius 1:9 artinya Tuhanlah yang empunya surga dan Dia memegang hak tunggal untuk menentukan siapa yang diterimanya di pintu surga. Jadi kalau anak berkata apakah orang tua yang melakukan perbuatan seperti itu akan masuk ke neraka? Maka kita katakan "Tidak tahu," Dan kita katakan kepada anak-anak kita, "Tuhan nanti yang akan menentukan, Tuhan adil, Tuhan tidak akan salah menilai manusia." Dan untuk anak dibawah usia enam tahun kita menjawab, "Mereka sudah berada dalam pelukan Tuhan di surga, Tuhan mengasihi mereka. Jadi pasti Tuhan menyambut dan memeluk mereka, saat ini mereka sudah bersama Tuhan."
  2. Kenapa Tuhan membiarkan tragedi itu terjadi?
    Kita sebagai orang tua seharusnya menjawab :
    Kita tidak bisa memberi semua penjelasan karena rencana Tuhan terlalu besar, kita tidak bisa selalu mengertinya. Namun kita tegaskan kepada anak-anak kita bahwa Tuhan mengasihi kita semua. Dan yang kedua ialah Tuhan selalu ingin menolong kita tapi kita tidak selalu bersedia di tolong Tuhan, kita tidak selalu bersedia datang kepada Tuhan meminta pertolonganNya.
  3. Seringkali saat anak itu tidur, mereka memimpikan temannya yang meninggal itu!
    Kita sebagai orang tua seharusnya menjawab :
    "Kamu itu sangat kehilangan temanmu, maka akhirnya kamu memimpikan temanmu." Ada hal-hal yang baik yang bisa dilakukan yaitu pergi kemakamnya yaitu untuk mengatakan "Selamat tinggal," karena mungkin dia belum sempat mengucapkan kata perpisahan kepada temannya itu.

Sebagai orang dewasa kita itu begitu berdosa, begitu lemah, kadang kita akan melakukan hal yang benar-benar tak terpikirkan, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh orang lain mungkin saja bisa dilakukan oleh kita pula. Namun kenapa tidak terjadi pada diri kita :

  1. Ada kemurahan Tuhan yang masih menjaga kita
  2. Karena kita masih mencari pertolongan Tuhan karena firman Tuhan dalam Surat Petrus berkata "Serahkan segala kekhawatiranmu," Dan firmanNya pun dengan tegas berkata "Dia tidak akan mencobai kita melebihi kemampuan kita."

Firman Tuhan :
Galatia 6:2, "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikian kamu memenuhi hukum Kristus."
Kalau saja kita melakukan ini semua, kita bisa dipakai Tuhan untuk mencegah terjadinya sebuah tragedi.