Tinggal Seatap Dengan Mertua

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T414B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Memiliki rumah sendiri adalah harapan dari semua pasangan nikah, namun banyak penyebab sehingga hal itu tidak bisa terwujud, atau terwujud tapi dalam jangka waktu yang lama. Sehingga mau tidak mau pasangan nikah yang masih baru harus tinggal serumah dengan mertua. Untuk itu, disini akan di paparkan beberapa tips untuk pasangan nikah yang terpaksa harus tinggal bersama mertua agar mereka bisa hidup harmonis ketika tinggal bersama. Apa saja itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Pada umumnya setiap pasangan nikah bercita-cita untuk mempunyai tempat tinggal sendiri. Namun cita-cita itu tidak selalu terkabulkan. Nah, salah satu alternatif yang kerap dipilih adalah tinggal dengan mertua atau orangtua pasangan. Tidak bisa tidak, tinggal serumah dengan mertua menuntut penyesuaian, yang kadang tidak mudah.

Faktor pertama yang perlu diperhatikan adalah faktor PENYEBAB mengapa kita tinggal serumah dengan mertua, berikut akan dipaparkan beberapa di antaranya:

• Kondisi ekonomi. Ini adalah penyebab paling umum mengapa kita tinggal seatap dengan mertua.

Mungkin kita tidak mampu untuk tinggal mandiri atau mungkin kita berusaha menabung uang untuk membeli tempat tinggal sendiri.

• Kesehatan mertua. Demi menjaga orang tua yang sakit atau mulai memerlukan penjagaan yang lebih intensif, kita memutuskan untuk tinggal seatap dengan mereka.

• Kedekatan emosional. Adakalanya pasangan meminta kita tinggal dengan orang tua karena kedekatannya. Atau sebaliknya, mertualah yang meminta kita tinggal bersamanya karena ia dekat dengan anaknya.

• Kebutuhan khusus. Adakalanya kita memutuskan tinggal serumah dengan mertua karena kita memerlukan bantuan mertua menjaga anak sewaktu kita pergi bekerja. Atau, kadang kita tinggal serumah dengan mertua karena kehadiran orang tua membuat pasangan lebih stabil secara emosional.

Apa pun penyebabnya, hal yang akan menentukan dalam penyesuaian adalah kerelaan kita tinggal bersama mertua.

Faktor kedua yang mesti diperhatikan adalah faktor KECOCOKAN, baik gaya dan kebiasaan hidup maupun kepribadian. Misalkan mertua terbiasa masak dan hampir tidak pernah makan di luar, sedangkan kita terbiasa makan di luar secara berkala, nah, tidak bisa tidak, hal seperti ini memerlukan penyesuaian dari kedua belah pihak.

Selain dari gaya dan kebiasaan hidup, hal lain yang penting diperhatikan adalah perbedaan kepribadian. Ada orang yang terbiasa memperhatikan hal yang kecil dan ada yang tidak. Ada yang mudah marah dan ada yang panjang sabar. Semua ini merupakan faktor yang dapat memengaruhi keharmonisan kita tinggal bersama pula.

Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah DAMPAK PADA RELASI PERNIKAHAN. Adakalanya hidup bersama mertua dapat memberikan dampak buruk terhadap pernikahan. Sudah tentu duduk masalah tidak selalu berada pada mertua. Mungkin saja kitalah yang mempunyai masalah sehingga tidak bisa hidup bersama mertua. Nah, dalam kondisi seperti itu, jika memungkinkan, pindahlah sebab pada akhirnya kita harus memilih menyelamatkan pernikahan kita.

Nasihat Firman Tuhan

Di dalam Roma 15:5 Firman Tuhan berpesan, "Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus

sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus." Setidaknya ada dua nasihat yang disampaikan Paulus di sini yang berkaitan dengan cara bagaimanakah kita dapat memelihara kerukunan, sebagaimana tertera di Roma 15:1, "Kita yang kuat wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan diri sendiri" dan

Roma 15:7, "Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah."

Nasihat pertama menjaga kerukunan adalah menerima dan menanggung kelemahan masing-masing. Firman Tuhan menjelaskan bahwa dasar penerimaan adalah kenyataan bahwa Kristus juga telah menerima kita. Yang tidak bisa dikerjakan, kita yang mesti mengerjakan. Yang menjadi kekurangannya, kitalah yang melengkapinya.

Nasihat kedua adalah jangan mencari kesenangan sendiri. Ini berarti kita mesti memikirkan kesenangan mertua dan berusaha melakukannya. Apa yang diharapkannya, kita coba penuhi. Apa yang membuatnya bahagia, kita coba kerjakan. Sebaliknya, apa yang membuatnya tidak suka, janganlah lakukan. Apa yang

berpotensi menimbulkan konflik, janganlah lakukan. Inilah petunjuk Firman Tuhan bagi kita semua untuk menjaga kerukunan.