Sulitnya Mengampuni Orang Lain

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T220A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo
Abstrak: 

Orang yang sudah dilukai itu cenderung sulit untuk mengampuni. Ada juga orang yang tidak mau mengampuni orang yang telah melukainya karena dia telah dilukai hingga cacat. Ternyata dalam mengampuni orang lain dibutuhkan tahapan-tahapan. Saat kita bisa mengampuni orang lain, kita akan mendapatkan banyak manfaat.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Orang yang sudah dilukai itu cenderung sulit untuk mengampuni. Hal itu disebabkan karena pandangan yang tidak menyeluruh tentang pengampunan. Mereka merasa mengampuni itu merugikan diri sendiri, tetapi sebetulnya pengampunan itu menguntungkan karena hatinya damai.

Faktor-faktor yang menyebabkan orang sulit untuk mengampuni :

  1. Telah dilukai hingga cacat.
  2. Masa kecilnya sulit untuk memaafkan orang lain, jadi terbawa hingga dewasa.
  3. Mulai dari kecil perkembangan kejiwaannya belum menyeluruh, belum berkembang dengan baik sehingga dia belum bisa mempercayai orang dan ini membuat dia sulit untuk mengampuni orang lain.

Untuk bisa mengampuni orang lain, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui :

  1. Ia harus tahu bahwa apa yang mengganggu adalah suatu masalah dan harus diselesaikan.
  2. Dia bisa mengidentifikasikan semua perasaannya dan mengeluarkan semuanya.
  3. Membuat satu batasan agar tidak lagi diperlakukan seperti ini.
  4. Setelah itu mengampuni dengan kasih Tuhan Yesus.

Manfaat dari mengampuni orang lain yaitu orang lebih sehat, jantungnya lebih sehat, tekanan darahnya lebih rendah, hidupnya lebih bahagia, hubungan suami istri lebih baik, hubungan dengan anak-anak lebih baik, hubungan dengan Tuhan lebih baik, bahkan penjual di toko-toko itu banyak untungnya karena dia menjadi orang yang lebih ramah. Dia menjadi bahagia karena bebannya hilang.

Pengampunan itu tidak sama dengan rekonsiliasi, Rekonsiliasi artinya berhubungan baik kembali dan menjalin hubungan baik. Rekonsiliasi terjadi dua arah, jadi antara kita dan orang lain harus ada unsur pengampunan, sedangkan mengampuni itu tidak harus dua arah.

Pada umumnya, kecenderungan kita berkata sudah mengampuni tetapi saat bertemu dengan orang itu kita menjadi sakit hati lagi. Untuk menghadapi hal ini kita perlu belajar kepada Tuhan Yesus yaitu kita bisa mendoakan musuh kita, belajar berempati. Maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita, sehingga saat kita bertemu orang itu kita tidak lagi membenci.

Firman Tuhan :
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu”.
(Efesus 4:32)

Bahkan di atas kayu salib, Tuhan Yesus masih mengatakan, “Bapa ampuni mereka yang tidak tahu apa yang mereka perbuat”.