Rasa Malu dan Rendah Diri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T081A
Nara Sumber: 
Heman Elia, M.Psi.
Abstrak: 

Rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan, kalau ditelusuri ada cukup banyak orang yang merasa malu, latar belakangnya adalah karena dia merasa rendah diri. Rasa malu digambarkan semacam perasaan yang tidak nyaman sementara orang yang menderita rendah diri adalah kalau orang tersebut merasa kurang berharga dibandingkan dengan orang lain.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Rasa malu dapat digambarkan seperti semacam perasaan tidak nyaman. Biasanya berkaitan dengan membuka diri kepada orang lain, jadi rasa malu timbul seolah-olah kita sedang disoroti dan seolah-olah dinilai rendah oleh orang lain.

Perbedaan rasa takut dan rasa malu:

  1. Rasa takut, kita melarikan diri karena kita takut pada sesuatu, kita ingin menghindari sesuatu.
  2. Rasa malu, biasanya terjadi dalam relasi sosial; lebih berkaitan bagaimana saya dilihat oleh orang lain.

Orang dikatakan menderita rendah diri adalah kalau orang tersebut merasa kurang berharga, dibandingkan dengan orang lain, kita kelihatannya kalah terus. Antara rasa malu dan rendah diri memiliki keterkaitan, kalau ditelusuri ada cukup banyak orang yang merasa malu, latar belakangnya adalah karena dia merasa rendah diri. Rasa malu juga diperlukan bagi kita terutama untuk mengendalikan diri kita hal ini berkaitan dengan etiket pergaulan dan sopan santun dan juga rasa malu untuk berdosa itu perlu kita miliki. Amsal 7:13, mencontohkan perilaku seorang wanita yang tidak tahu malu. Jadi di sini memang rasa malu perlu juga untuk mengendalikan tingkah laku. Rasa malu akan sedikit demi sedikit mencair kalau orang itu kemudian merasa lebih aman, lebih diterima dan dia merasa orang lain sebetulnya tidak memandang rendah dirinya.

Dalam batas tertentu rasa malu diperlukan namun jika kelebihan pun hal ini justru akan menyiksa. Dalam pengertian orang menjadi tidak berani untuk bertemu dengan orang lain, lebih cenderung menarik diri, tidak merasa nyaman kalau bersama-sama dengan orang lain, akibatnya akan dirasakan dalam pergaulan. Lingkungan sering kali yang menciptakan rasa malu yang berlebihan, lingkungan juga yang menyebabkan asal mulanya seseorang kurang bisa menghargai dirinya sendiri atau merasa rendah diri. Dan lingkungan berperan besar untuk seseorang mulai mengurangi rasa malunya.

Cara berpikir kita kadang-kadang juga mengakibatkan kita merasa rendah diri atau rasa malu. Biasanya cara-cara berpikir seperti ini cara berpikir yang mengevaluasi diri secara negatif. Cara berpikir orang yang merasa malu itu kadang-kadang membesarkan hal yang negatif dari dirinya. Misalnya saja kita sekali waktu gagal kemudian kita mengatakan : "Saya orang yang gagal, saya tidak mungkin berhasil ya sudah saya tidak perlu tampil deh".

Perbedaan rendah hati dengan rendah diri:

  1. Orang yang rendah diri, selalu tidak nyaman menerima kelebihan dirinya dan selalu membesarkan hal yang negatif dari dirinya.

  2. Orang yang rendah hati, cukup merasa nyaman meskipun dia tidak berusaha menonjol-nonjolkan kelebihan dirinya, tapi kalau dipuji orang ya terima kasih tanpa berusaha membangga-banggakan berlebihan dirinya dan merendahkan orang lain.

Dalam kisah pribadi Yesus, Yesus sangat mengenali diri-Nya sebagai Anak Allah, sebagai Allah sendiri yang mempunyai kemuliaan yang luar biasa dan Dia tidak terpengaruh oleh evaluasi dari orang lain. Dia sama sekali tidak merasa direndahkan oleh orang lain bahwa Dia bisa mengampuni orang-orang yang telah mengolok-olok Dia. Nah inilah yang harus kita teladani bahwa kita sebagai manusia itu seharusnya menjadi manusia-manusia yang berharga di hadapan Allah. Kita sesungguhnya manusia yang berharga dan apapun yang dikatakan orang lain itu tidak harus menjadikan kita malu untuk merasa rendah.

Mazmur 22:5,6, "Kepada-Mu nenek moyang kami percaya, mereka percaya dan Engkau meluputkan mereka. kepada-Mu mereka berseru-seru dan mereka terluput, kepada-Mu mereka percaya dan mereka tidak mendapat malu." Ini penghiburan bagi mereka yang percaya kepada Tuhan.