Pernikahan Dibangun Di Atas Pertumbuhan, Bukan Hanya Kerukunan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T544A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Pernikahan yang rukun-rukun saja bukan berati tanda pernikahan sehat. Namun pertumbuhan setiap anggota keluarga ialah tanda pernikahan yang sehat. Bangunlah pernikahan di atas kebenaran dan kehendak Tuhan agar bertumbuh dan berbuah di kehidupan ini.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
dpo. Pdt. Dr. Paul Gunadi

Pertanda bahwa pernikahan sehat bukanlah kerukunan; kita bisa hidup rukun tanpa kasih alias tanpa relasi. Selama kita menjaga batas dan bersedia patuh pada syarat gencatan sejata, kita dapat memertahankan kerukunan. Namun kita tahu kerukunan seperti itu bukanlah pertanda bahwa pernikahan kita sehat. Pertanda bahwa pernikahan sehat ialah adanya pertumbuhan—pernikahan sehat jika anggotanya terus bertumbuh .Berikut beberapa masukan untuk memelihara pertumbuhan dalam pernikahan.

  1. Kita mesti menghadapi masalah. Kita boleh menunda atau mendinginkan hati sewaktu menghadapi masalah; kita pun boleh melindungi diri dari bahaya yang timbul dari masalah yang dihadapi. Namun, kita tidak boleh menghindar atau melarikan diri dari masalah.Pertumbuhan baru terjadi pada saat kita menghadapi masalah. Bukan saja kita menjadi lebih kuat dan tabah, kita pun dipaksa untuk menjadi lebih kreatif dan bijak sewaktu menghadapi masalah. Hubungan denganTuhan pun diperkuat sebab kita akan lebih bergantung pada-Nya. Saya sadar, tidak mudah memaksa diri — apalagi memaksa pasangan—menghadapi masalah. Kadang kita tergoda untuk mendiamkan masalah—tidak menghadapinya—dan berharap masalah bisa selesai dengan berjalannya waktu. Adakalanya kita letih dan tidak tahu mesti berbuat apa, akhirnya kita berdiam diri. Tidak apa berdiam diri dan tidak apa beristirahat sewaktu letih dan kehabisan akal. Tidak apa untuk datang kepada Tuhan dan menantikan tuntunan yang lebih jelas dari-Nya. Namun, setelah itu, jika kita sudah tahu apa yang mesti dilakukan, kita harus bertindak. Kita mesti menghadapi masalah.
  2. Kita mesti berubah. Pertumbuhan baru terjadi sewaktu kita berubah atau beradaptasi dengan kondisi yang dihadapi. Pernikahan menuntut penyesuaian secara terus menerus sebab kita sendiri mengalami perubahan, baik secara jasmaniah, psikologis dan sosial. Pertambahan usia membuat kita berubah; pertumbuhan anak menuntut perubahan pada diri kita sebagai orangtua dalam membesarkan dan mendidiknya; perkembangan karier juga menimbulkan perubahan pada bagaimana kita menjalani hidup. Singkat kata, kita adalah makhluk yang terus mengalami perubahan dan ini menuntut perubahan dalam menyikapinya. Bila kita menolak berubah—dan menuntut pasangan serta anak untuk tidak berubah—kita pasti akan membentur tembok. Kita akan mengalami konflik dan membuat pasangan serta anak menjauh dari kita. Mungkin kita akan senang karena kondisi tetap sama, tetapi sebenarnya kita hanyalah menyimpan api dalam sekam. Tinggal tunggu waktu, masalah akan meledak. Namun terlebih penting lagi, penolakan kita untuk berubah membuat kita berhenti bertumbuh, bukan hanya kita secara pribadi, tetapi juga kita secara keluarga.
  3. Kita mesti setia. Pertumbuhan dimungkinkan tatkala kita setia di dalam relasi. Bila kita mencari kesenangan dan ketenangan di luar pernikahan, kita tidak akan bertumbuh. Memang tidak mudah untuk setia sewaktu pernikahan bergolak; akan ada godaan besar untuk mencari pemuasan di luar pernikahan. Sungguh pun demikian kita harus menolaknya; kita tidak boleh mengambil jalan pintas. Lebih baik kita susah bergumul dari pada kita menjalin relasi di luar nikah. Kita harus terus menjunjung tinggi janji nikah yang telah kita ikrarkan.
  4. Kita mesti berani mengoreksi pasangan. Bila kita takut kehilangan pasangan atau terlalu memberhalakannya, besar kemungkinan kita tidak akan berani menegurnya sewaktu ia melakukan kesalahan. Relasi yang miskin koreksi akan menjadi relasi yang stagnan, tidak ada pertumbuhan, sebab pertumbuhan baru dapat terjadi bila kita saling mengoreksi. Sudah tentu kita mesti terbuka dan siap untuk dikoreksi. Jika kita bersikap defensif dan malah menyerang balik tatkala dikoreksi, akhirnya pasangan akan enggan untuk mengoreksi. Daripada bertengkar, akhirnya ia memilih diam. Bila ini terjadi, sebetulnya orang yang paling dirugikan adalah diri kita sendiri—kita tidak akan mengalami pertumbuhan lagi !
  5. Kita mesti bersedia belajar dari siapa pun. Pernikahan yang bertumbuh adalah pernikahan yang terbuka untuk belajar dari siapa pun.Apabila kita hanya memberi izin kepada pasangan untuk mengoreksi kita, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk belajar dari orang lain. Sama dengan itu, jika kita tidak membolehkan seorang pun mengoreksi pasangan, maka pasangan—dan kita—tidak akan mengalami pertumbuhan. Seyogianyalah kita berinteraksi dengan sesama; pertumbuhan baru dapat terjadi sewaktu kita menjadi bagian dari komunitas. Apabila kita memisahkan diri dari komunitas, pertumbuhan pun berhenti. Itu sebab penting untuk kita membiarkan diri sendiri dan pasangan secara terpisah bergaul dengan sesama dan terbuka menerima koreksi.
  6. Kita mesti terus mencari dan menaati kehendak Tuhan. Pernikahan yang bertumbuh adalah pernikahan yang menempatkan Tuhan di takhta kehidupan, di mana kehendak Tuhan diutamakan di atas kehendak pribadi. Pernikahan yang tidak bertumbuh adalah pernikahan yang sarat dengan kehendak pribadi. Sebaliknya, sewaktu masing-masing mengesampingkan kehendak pribadi, maka pertumbuhan akan terjadi.
  7. Kita mesti menjadi alat Tuhan untuk menggenapi misi-Nya di dunia. Pernikahan akan bertumbuh bila kita terlibat dalam pekerjaanTuhan yang jauh melampaui pernikahan atau keluarga sendiri. Pernikahan yang berkutat pada kepentingan dan rencana sendiri tidak akan mengalami pertumbuhan yang berarti. Sebaliknya, pernikahan yang dapat keluar dari kepentingan keluarga dan memerhatikan pekerjaanTuhan di luar akan bertumbuh.
Mazmur 92:14 mengingatkan bahwa "mereka yang ditanam di Bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita."Jika kita menancapkan akar pernikahan kita di atas kebenaran dan kehendakTuhan, maka kita akan bertumbuh dan berbuah di pelataran kehidupan ini.