Pernak-Pernik Perjodohan 1

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T063A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Menentukan pasangan hidup merupakan suatu proses yang kompleks dan panjang, semuanya harus disatukan secara konsisten, setelah itu barulah kita mendapatkan damai dalam hati untuk melangkah masuk ke dalam mahligai pernikahan.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sebelum menjawab pertanyaan apa artinya kalau orang berkata bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, saya ingin memberikan penjelasan tentang cara kerja Tuhan:

  1. Yang pertama, Tuhan bisa bekerja melalui penetapan yang langsung, maksudnya waktu Tuhan menciptakan alam semesta ini terjadilah siang, malam, matahari dsb itu adalah kerja Tuhan yang langsung terjadi.

  2. Yang kedua, adakalanya Tuhan melakukan pekerjaanNya secara tidak langsung namun melalui kondisi atau situasi yang tertentu.

  3. Yang ketiga, Tuhan bekerja secara tidak langsung namun tanpa kondisi, perjodohan di sini merupakan cara kerja Tuhan yang tidak langsung dan tanpa harus adanya suatu kondisi tertentu.

Tuhan memberikan kita dua rambu yang sangat-sangat jelas dalam firmanNya:

  1. Adalah sesama orang percaya. 1Korintus 7:39 dikatakan bahwa janda-janda yang sudah kehilangan suaminya bebas menikah dengan siapa saja asalkan sesama orang percaya. Bahwa kita tidak boleh berpasangan dengan orang yang tidak seiman dengan kita. Dan secara status yaitu 2Korintus 5:17 disebutkan kita adalah ciptaan yang baru, orang yang tidak dalam Tuhan Yesus bukanlah ciptaan yang baru di mataNya.

  2. Kejadian 2:18, yaitu Tuhan menciptakan Hawa sebagai seorang penolong yang sepadan bagi Adam. Artinya hubungan nikah, haruslah menjadi hubungan saling tolong, yang cocok, yang pas. Dalam dua rambu itu Tuhan memberikan kebebasan untuk menyukai, mencintai dan mau hidup bersama dengan orang tsb. Dalam kategori itulah kita melihat perjodohan di tangan Tuhan.
    Sudah tentu peran manusia adalah:

    1. Pertama, kita harus meminta pimpinan Tuhan.

    2. Kedua, kita harus mentaati yang telah Dia tetapkan dengan jelas. Misalkan Dia meminta kita menikah dengan sesama orang percaya dan itu tidak bisa kita tawar-tawar.

    3. Ketiga, kita harus mencari orang yang sesuai dan yang cocok, sehingga hubungan kita nanti menjadi hubungan yang penuh dengan saling tolong-menolong.

Bagaimana kita bisa tahu bahwa memang ini orang yang disediakan atau dikehendaki Tuhan sebagai pasangan hidup kita?

  1. Pertama, Tuhan ingin kita pilih yang seiman.

  2. Kedua, Tuhan meminta kita mencari pasangan yang cocok dengan kita, yang pas dengan kita.

  3. Ketiga, gunakan tanda atau konfirmasi dari sesama orang percaya.
    Beberapa pertanyaan berikut ini juga bisa menjadi evaluasi bagi hubungan kita:

    1. Berapa sering kita bertengkar, apakah kita sering bertengkarnya daripada berbaikan?

    2. Apakah kita harus menjadi diri orang lain kalau bersama dengan pacar kita?

    3. Apakah kita kehilangan diri kita waktu bersama dengan dia, gara-gara dia mempunyai permintaan yang tidak sama dengan yang kita inginkan?

    4. Ataukah kita justru merasa kita ini terus-menerus memberi, kita tidak menerima dari hubungan itu, sehingga hubungan itu menjadi hubungan yang tidak seimbang.

Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sebetulnya ada banyak faktor yang harus kita pertimbangkan untuk bisa berkata inilah kehendak Tuhan, inilah jodohku sesuai dengan yang Tuhan desain untuk saya.

"Suatu jerat bagi manusia adalah kalau ia tanpa berpikir mengatakan kudus dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar." Amsal 20 : 25

Dalam firman Tuhan ini ditekankan bahwa kita harus menimbang berpikir panjang sebelum memberikan stempel inilah kehendak Tuhan. Atau sebelum memberikan stempel itu pasti untuk Tuhan dan dari Tuhan, jangan Tuhan meminta kita menimbang-nimbang terlebih dahulu. Biarlah orang yang ingin menikah menimbang dan menimbang dan menimbang sebelum memberikan stempel kudus atau ini dikuduskan Tuhan.