Orang yang menderita adalah orang yang mengalami peristiwa yang menyakitkan dan tidak diduganya. Ciri dan karakteristik penderitaan itu datang pada saat kita tidak siap. Dalam materi ini disajikan delapan jenis penderitaan yang sesuai dengan firman Allah.
Saudara-saudara pendengar yang kami kasihi dimanapun Anda berada, Anda kembali bersama kami pada acara TELAGA (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Saya Gunawan Santoso bersama Ibu Idajanti Raharjo dari Lembaga Bina Keluarga Kristen, telah siap menemani Anda dalam sebuah perbincangan dengan Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi. Beliau adalah seorang pakar dalam bidang konseling dan dosen di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang. Kali ini kami akan berbincang-bincang tentang "Penderitaan Manusia". Kami percaya acara ini pasti akan sangat bermanfaat bagi kita semua, dan dari studio kami mengucapkan selamat mengikuti.
PG : Orang yang menderita adalah orang yang mengalami suatu peristiwa yang sangat menyakitkan, tidak diharapkannya atau tidak diduganya. Dan memang itulah salah satu ciri atau karakteristik dar penderitaan Pak Gunawan.
Yaitu seringkali penderitaan datang menimpa kita di saat kita tidak siap, jadi kalau orang bertanya bagaimanakah mempersiapkan diri untuk menderita? Saya kira jawabannya adalah kita tidak bisa benar-benar mempersiapkan diri, sebab kalau kita pikir memang kita tidak akan pernah siap untuk menderita. Secara naluriah dan alami kita adalah manusia yang menjauhkan diri dari rasa sakit, itulah sebabnya Sigmund Freud menelorkan suatu teorinya yang berkata bahwa manusia itu bergerak menjauhkan diri dari penderitaan atau rasa sakit dan mendekatkan diri pada yang nikmat. Maka prinsipnya itu disebut kenikmatan. Jadi memang pada dasarnya kita makhluk yang tidak suka dengan penderitaan.PG : Betul, jadi ada yang bisa dilihat secara kasat mata, misalkan orang yang sedang sakit dan menderita tapi ada juga yang tidak bisa dilihat secara kasat mata yakni penderitaan batiniah yang da dalam diri kita.
Nah waktu kita menderita seringkali kita ini mencari jawaban atas pertanyaan mengapa harus saya yang menderita seperti ini. Nah sewaktu kita bertanya seperti itu yang sebetulnya sedang kita cari adalah tujuannya, jadi waktu kita bicara tentang alasan kita sebetulnya sedang mencari tujuan. Apakah penderitaan saya ini membawa saya kepada suatu tujuan tertentu. Nah jadi kalau kita bisa menemukan jawabannya itu akan sedikit banyak memberikan kita alasan yang menguatkan kita untuk bertahan. Kalau kita menderita dan kita tidak bisa menemukan jawabannya atau alasan mengapa kita harus menderita, seringkali kita lebih merasakan lemah dan rasanya tidak kuat lagi menanggung itu semua.PG : Saya sekurang-kurangnya mendapatkan ada 8 jenis penderitaan yang dipaparkan oleh Firman Tuhan di Alkitab. Yang pertama adalah suatu penderitaan yang muncul akibat pembelaan Firman Tuhan. Jdi adakalanya kita menderita karena kita menegakkan kebenaran Tuhan atau menyebarkan Injil Tuhan kepada orang yang tidak mau menerimanya, sehingga akhirnya kita mendapatkan penderitaan.
Nah itu banyak dialami oleh banyak tokoh Alkitab para martir. Misalkan Paulus mengalami banyak sekali penderitaan karena orang tidak selalu siap menerima apa yang dia katakan tentang Firman Tuhan. Yohanes Pembabtis akhirnya mati dipancung karena mengatakan kebenaran Firman Tuhan, jadi banyak sekali contoh-contoh. Yakobus salah satu rasul Tuhan juga akhirnya harus tewas di tangan raja Herodes. Jadi mereka semua adalah contoh orang-orang yang menderita karena memberitakan kebenaran Tuhan.PG : Betul, jadi ada waktu tertentu di mana kita membela kebenaran Tuhan, kita menderita. Dan Firman Tuhan sendiri pun pernah berkata bahwa ia yang ingin hidup kudus akan menderita, jadi seringali kita harus menghadapi orang yang tidak menyenangi kebenaran Firman Tuhan.
PG : Tepat sekali, kategori ini adalah kategori yang dapat disimpulkan memikul salib, jadi benar-benar kita menderita karena membela kebenaran Tuhan. Itu yang dikatakan di Matius pasal 5 sewakt Tuhan sedang mengajarkan tentang bagaimana seharusnya kita ini hidup sebagai orang Kristen, khotbahnya yang dikenal sebagai khotbah di atas bukit.
Yang terakhir adalah berbahagialah jikalau orang menganiaya kamu oleh karenaKu.PG : Betul, dan seringkali itu yang terjadi Pak Gunawan dan Ibu Ida, misalkan kita lihat kasus seperti di RRC (Cina). Sebelum komunis mengambil alih sebelum tahun '49 orang Kristen saya tidak igat jumlahnya tapi berjumlah tidak terlalu banyak, namun setelah komunis mengambil alih dan mereka menganiaya orang-orang Kristen justru orang Kristen bertambah.
Jadi rupanya memang tatkala orang Kristen mengalami penderitaan mereka akhirnya terpaksa atau dipaksa untuk lebih bersandar kepada Tuhan. Dan dalam kesusahan itu Tuhan bekerja dengan lebih nyata pula sehingga akhirnya lebih banyak orang yang datang kepada Tuhan. Justru adakalanya kita melihat dalam zaman kemakmuran kita terlena dan akhirnya justru banyak kemunduran iman terjadi di zaman kemakmuran.PG : Yang berikutnya adalah kita menderita untuk kepentingan kita sendiri, ini dipaparkan oleh rasul Paulus di
PG : Bisa, jadi bersifat fisik diduga dia mengalami dua kemungkinan juga mungkin fisiknya sedang sakit, lemah atau mungkin mentalnya yang lemah tapi tidak dapat dipastikan.
PG : Rupanya ya, sebab dalam ayat-ayat tersebut Paulus dengan jelas dia mengatakan dia memohon kepada Tuhan agar Tuhan menyingkirkan atau melepaskan dia. (GS : Tetapi Tuhan berkata cukup anugerhKu bagimu ya) betul.
PG : Mungkin dalam kasus itu justru kita melihat suatu penggenapan dari janji Tuhan, seperti yang tadi Pak Gunawan sudah singgung, memang Tuhan akhirnya menjawab Paulus : Anugerah-Ku cukup bagiu! Dalam kasus tadi saya bisa katakan bahwa orang itu mengalami kepenuhan anugerah Tuhan bahwa anugerah Tuhan cukup baginya sehingga walaupun dia menderita, dia bisa melaluinya dengan kekuatan Tuhan.
Tapi saya tidak bisa menyangkal bahwa mungkin saja ada waktu-waktu tertentu dia menderita, rasa sakit. Saya belum lama ini menyaksikan seorang anak Tuhan meninggal dunia. Mungkin hampir setahun menderita kanker, dan karena penderitaannya itu dia tidak bisa lagi berjalan, dia harus terbaring di tempat tidur. Dan saya menyaksikan sakitnya itu, dia sampai kadang-kadang harus pingsan karena menahan sakit yang sangat luar biasa. Dalam penderitaannya itu adakalanya dia menceritakan pengalamannya dengan Tuhan, bagaimana dia akhirnya mendapatkan mimpi melihat sorga. Jadi ada waktu di mana dia sangat dikuatkan dan bagikan itu kepada saya, saya merasa dikuatkan. Tapi tidak bisa saya sangkal, banyak sekali waktu di mana dia menderita.PG : Betul sekali Ibu Ida, jadi sebetulnya memang ada tahapannya, tahapan yang kita lalui sewaktu kita mengalami musibah atau penderitaan. Sebetulnya ini bukan ide saya, jadi saya meminjam pandngan dari seseorang yang bernama Elisabeth Kubler Ross.
Dia memaparkan tahapan pertama sewaktu kita mengalami musibah adalah kita ini marah sekali, tidak kita terima kenapa kita harus mengalami ini dan berikutnya adalah kita mengalami kemarahan, kenapa kita harus mengalami hal seperti ini, tidak selayaknya hal ini menimpa saya. Tidak bisa kita sangkali Bu Ida, saya kira setiap orang mempunyai suatu anggapan bahwa penderitaan akan menimpa orang lain bukan saya, jadi waktu penderitaan menimpa kita tidak bisa kaget, kita ini tidak menyangka hal ini akan menimpa kita, jadi reaksi marah biasanya reaksi yang umum muncul. Setelah reaksi marah dan menyangkali bahwa kita ini tidak bisa lagi mengelak dari musibah tersebut, mulailah kita ini tawar-menawar dengan Tuhan. Kalau saya sembuh saya akan melayani Tuhan, kalau saya sembuh apapun yang Kau minta akan saya berikan kepadaMu Tuhan. Tahap ketiga adalah kita akhirnya menyadari bahwa penderitaan itu tidak bisa kita hindari dan tidak bisa lagi kita tawar-menawar jadi harus kita hadapi. Nah tahap keempat adalah tahap depresi, kita akhirnya dirundung oleh kesedihan yang luar biasa, tiba-tiba hidup kita ini tidak ada lagi artinya, semua harapan punah. Nah mudah-mudahan setelah tahap keempat itu kita bisa masuk ke tahap yang kelima yaitu tahap penerimaan. Tahap ini adalah tahap di mana kita akhirnya berhasil mengatakan ya saya menerima, saya mengakui inilah problem saya, penderitaan saya, saya tidak bisa mengelakkan diri, menghindari diri dari problem ini jadi saya akan harus hadapi, nah itu mudah-mudahan tahap yang kelima itu bisa kita semua lalui. Namun tidak bisa disangkal ada orang yang berhasil tahap kelima terakhir itu.PG : Penuh dengan kemarahan dan depresi akhirnya (GS : Jadi kembali ke proses yang ketiga lagi) ke depan lagi. Dan tawar-menawar lagi, tidak berhasil marah lagi ke tahap yang kedua.
PG : Betul.
PG : Kalau ditanyakan apakah bisa jawabannya pasti adalah bisa dalam pengertian orang bisa memilih untuk bunuh diri. Tapi kalau ditanya apakah boleh jawabannya tidak boleh, jadi Tuhan tidak meninginkan kita bunuh diri.
Jelas alasannya yaitu nomor satu waktu kita bunuh diri kita membunuh seseorang, meskipun kita berkata saya sendiri yang saya bunuh tapi tetap kita membunuh seseorang. Kedua adalah kita membunuh makhluk ciptaan Tuhan sendiri dan hanya Tuhan yang berhak untuk mengambil nyawa seseorang sebab kita tidak memiliki hak itu.PG : Meskipun harus saya akui Bu Ida saya percaya Tuhan memang berkata bahwa Dia tidak akan memberikan pencobaan yang melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya, bahkan di dalam saat itupun Diaakan memberikan kita jalan keluar.
Saya melihat jalan keluar itu Bu Ida dalam kasus yang pernah saya hadapi, tapi harus saya akui bahwa rasanya penderitaan yang dialami oleh orang-orang ini melampaui kekuatannya. Seperti dalam kasus yang tadi saya sebut itu, baru saja dia meninggal kira-kira tiga minggu yang lalu. Tapi sebelum itu saya melihat dia menderita luar biasa, itu benar-benar penderitaan yang luar biasa beratnya sampai bisa pingsan karena kesakitan, begitu sakitnya sampai pingsan luar biasa.PG : Ada, ya ini berkaitan juga dengan yang tadi Paulus katakan
PG : Itu yang dimaksud dengan kerasukan setan, jadi adakalanya kita bisa diganggu seperti itu, tapi saya kira iblis tidak hanya mengganggu kita dengan cara yang begitu vulgar tetapi bisa juga dngan membanting-banting, merasuk dalam diri kita.
Adakalanya iblis memang mengganggu dan menyerang kita dengan cara yang lebih halus dan akhirnya kita pun bisa dibuat susah olehnya.PG : Betul, jadi itu adalah perbuatan iblis tapi memang diizinkan demi kebaikan Paulus.
PG : Tidak, karena Tuhan bukan Tuhan yang jahat.
PG : Saya ingat sekali Firman Tuhan di Mazmur yang berkata: "Dia jatuh tapi tidak akan tergeletak." Jadi anak Tuhan bisa bongkok sedikit ya karena serangan-serangan itu tapi tidak akan ergeletak.
Jadi akan ada kekuatan Tuhan, campur tangan Tuhan yang akan terus menopangnya sehingga tidak sampai dia itu tergeletak.PG : Kalau ditanya apakah anak Tuhan, orang Kristen yang akhirnya mengambil jalan pintas ada, apakah seharusnya tidak, apakah Tuhan berkenan, pasti tidak juga. Tapi kita harus akui kita ini mansia lemah, adakalanya mengambil keputusan tanpa pemikiran yang panjang karena kita terlalu menderita.
PG : Betul sekali, jadi iblis hanya akan merusak batin, jiwa seseorang, tubuh seseorang tapi tidak akan mungkin dia mencabut nyawa tanpa seizin Tuhan sebab Tuhanlah yang memang mempunyai hak Tuggal.
PG : Ada, yang seringkali menjadi topik pembicaraan kita. Yaitu adakalanya kita menderita karena perbuatan orang lain jadi dengan kata lain kita menjadi korban kelalaian atau kejahatan orang lan.
Saya sebut kelalaian sebab adakalanya orang tidak bermaksud jahat atau dengan sengaja mencelakakan kita tapi bisa akhirnya mencelakakan kita. Jadi misalnya kita lagi jalan kemudian ditabrak oleh mobil. Mobil itu tidak sengaja menabrak kita, dia menghindarkan diri dari tabrakan yang lain, akhirnya kita yang kena, jadi itu karena kelalaian. Tapi bisa juga karena kejahatan orang lain, misalkan kita dirampok, ditusuk dan berbagai macam kejahatan yang lain-lainnya.PG : Masih dalam kelompok yang sama akhirnya memang kita menderita karena perbuatan orang lain dan itu sering terjadi.
PG : Betul.
GS : Baiklah demikian tadi para pendengar yang kami kasihi, kami telah persembahkan ke hadapan anda sekalian sebuah perbincangan seputar penderitaan yang kita alami masing-masing bersama Bp. Pdt. Dr. Paul Gunadi dalam acara Telaga (Tegur Sapa Gembala Keluarga). Kalau anda berminat untuk melanjutkan acara tegur sapa ini kami persilakan anda menghubungi kami lewat surat. Alamatkan surat anda ke Lembaga Bina Keluarga Kristen (LBKK) Jl. Cimanuk 58 Malang. Saran-saran, pertanyaan serta tanggapan Anda sangat kami nantikan, dari studio kami mengucapkan sampai jumpa pada acara Telaga yang akan datang.
Orang yang menderita adalah orang yang mengalami suatu peristiwa yang sangat menyakitkan yang tidak diharapkannya atau tidak diduganya. Dan memang itulah salah satu ciri atau karakteristik dari penderitaan yaitu penderitaan datang menimpa kita di saat kita tidak siap. Jadi kalau orang bertanya bagaimanakah mempersiapkan diri untuk menderita, saya kira jawabannya adalah kita tidak bisa benar-benar mempersiapkan diri, sebab kalau kita pikir memang kita tidak akan pernah siap untuk menderita. Sigmund Freud menelorkan suatu teorinya yang berkata bahwa manusia itu bergerak menjauhkan diri dari penderitaan atau rasa sakit dan mendekati atau mendekatkan diri pada yang nikmat, maka prinsipnya itu disebut prinsip kenikmatan. Jadi memang pada dasarnya kita makhluk yang tidak suka dengan penderitaan.
Ada 8 jenis penderitaan yang dipaparkan oleh Firman Tuhan yaitu:
Penderitaan yang muncul akibat pembelaan Firman Tuhan. Jadi adakalanya kita menderita karena kita membela kebenaran Tuhan atau atau mentaati kehendak Tuhan.
Tuhan mengizinkan kita menderita untuk kpentingan kita sendiri, contohnya Paulus dalam
II Korintus 12:7-9 di mana Tuhan mengizinkan dia mendapatkan duri dalam dagingnya.
Ada beberapa tahapan yang biasa terjadi sewaktu kita mengalami musibah:Kita marah sekali, tidak terima kenapa kita harus mengalami ini.
Kita tawar-menawar dengan Tuhan.
Menyadari bahwa penderitaan itu tidak bisa kita elakkan dan tidak bisa lagi kita tawar-menawar jadi harus kita hadapi.
Depresi, kita akhirnya dirundung oleh kesedihan yang luar biasa, tiba-tiba hidup kita ini tidak lagi ada artinya.
Penerimaan, tahap ini adalah tahap di mana kita akhirnya berhasil mengatakan ya saya menerima.
Kita menderita karena gangguan/perbuatan iblis, contoh Ayub orang yang memang luar biasa diganggu oleh iblis.
Kita menderita karena perbuatan orang lain, kelalaian maupun kejahatan orang lain. Misalnya kita tertabrak, kita dirampok dsb.
Menderita karena hukuman Tuhan atas perbuatan dosa. Contoh Tuhan menghukum raja herodes, seorang raja yang kejam.
Kita menderita karena kita dalam perjuangan melawan atau sedang mengatasi pencobaan.
Kita menderita karena alam di mana kita tinggal sudah tercemar tidak lagi berimbang. Misalnya karena bencana alam, banjir.
Roma 8 : 19 - 22 , seluruh alam semesta ini sedang mengerang dalam kesakitan dan menantikan hari penggenapan kedatangan Tuhan.Kita menderita karena kemanusiaan kita misalnya kematian. Kematian adalah bagian dari kemanusiaan kita.
Tuhan mengatakan kita akan berdukacita, berdukacita sebetulnya adalah kita kehilangan orang yang berharga, yang penting, yang dekat dengan kita. Tapi berdukacita bisa juga karena kita kehilangan sesuatu yang kita senangi, yang kita hormati, kita mau jadikan itu sebagai hidup kita. Tuhan tekankan ada penderitaan yang mengakibatkan kita berdukacita. Dukacita itu bagian dari kehidupan.
Memang akan ada penderitaan, memang akan ada dukacita tapi Tuhan berkata akan dihiburkan.
Roma 8: 28 , bahwa Tuhan akan bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi yang terpanggil atau dipanggil dan yang mengasihi Tuhan. Artinya adalah meskipun penderitaan itu tidak semuanya langsung dikaitkan dengan Tuhan, tapi seburuk apapun yang kita alami tetap Tuhan akan bisa pakai itu untuk mendatangkan kebaikan. I Petrus 1 atau Yakobus menuliskan waktu kita mengalami penderitaan yang nomor satu akan terjadi adalah iman kita dimurnikan.
Yang perlu kita lakukan untuk menyikapi penderitaan yang menimpa kita sbb:
Tidak tergesa-gesa mencari tahu siapa yang bersalah, siapa yang bertanggung jawab dalam penderitaan kita. Kita lihat dulu apa yang sedang kita derita, jenis apa setelah itu baru kita bisa menyikapinya. Kita mempunyai 3 sikap ekstrim :
- Menyalahkan Tuhan.
- Menyalahkan orang lain.
- Menyalahkan diri sendiri
Kita lihat dulu apa yang sedang kita derita, jenis apa setelah itu baru kita bisa menyikapinya. Misalnya adanya gempa bumi rumah kita runtuh, dalam keadaan seperti ini kita tidak usah menyalahkan siapapun, tidak menyalahkan Tuhan, tidak menyalahkan orang lain, tidak menyalahkan diri sendiri.
Kalau kita tahu ini bukan hal yang berkaitan dengan hukuman Tuhan jelas kita mencari Tuhan untuk mendapatkan penghiburan dariNya. Jadi kita berdoa agar Dia memberikan kekuatan yang sepadan dengan beban penderitaan yang sedang kita tanggung.