Menjadi Orang Benar

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T263A
Nara Sumber: 
dt.Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Tidak mudah menjadi orang benar; jauh lebih mudah menjadi orang yang membenarkan diri. Menjadi orang benar berarti hidup sesuai kehendak Tuhan, sedangkan membenarkan diri adalah hidup sesuai kehendak diri sendiri. Apa penyebab orang lebih senang untuk membenarkan diri ? Jika demikian halnya, apakah yang harus dilakukan agar kita dapat menjadi orang yang benar ?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Tidak mudah menjadi orang benar; jauh lebih mudah menjadi orang yang membenarkan diri. Menjadi orang benar berarti hidup sesuai kehendak Tuhan sedangkan membenarkan diri adalah hidup sesuai kehendak diri sendiri. Mari kita lihat mengapa kecenderungan kita adalah membenarkan diri.

  1. Kita adalah manusia yang tidak ingin disalahkan. Daripada disalahkan kita beralih menyalahkan lingkungan atau orang lain. Sewaktu Tuhan memanggil Adam, ia menyalahkan Hawa dan akhirnya Hawa menyalahkan si ular yakni iblis. Di dalam hidup begitu banyak masalah muncul gara-gara kita menolak disalahkan sewaktu memang kita selayaknya menanggung akibat itu. Begitu banyak pertikaian terjadi oleh karena kita menyalahkan orang yang tidak selayaknya menerima tanggung jawab itu.
  2. Kita adalah manusia yang ingin mendapatkan pujian. Itu sebabnya kita membenarkan diri sehingga pada akhirnya kita memperoleh pujian oleh karena kita dianggap benar. Pada dasarnya kita takut mendengar hal-hal yang berisikan kritikan dan dengan cepat menyimpulkannya sebagai ketidakmengertian orang akan siapa kita. Membenarkan diri merupakan upaya untuk menangkis kritikan.
  3. Kita adalah manusia yang sesungguhnya tidak mudah percaya pada niat baik orang. Itu sebabnya apa pun yang dikatakan orang, bila tidak berkenan di hati, dengan segera disimpulkannya sebagai niat buruk. Kita tidak percaya bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan di telinga keluar dari niat baik dan untuk kebaikan kita. Itu sebabnya kita membenarkan diri dan menolak komentar orang yang tidak berkenan.
Jika demikian halnya, apakah yang harus dilakukan agar kita dapat menjadi orang yang benar? Mazmur 92:13-16 mengajarkan bagaimanakah kita dapat menjadi orang yang benar. Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam, di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
  1. Orang benar akan bertunas dan bertumbuh subur di dalam iman. Pertumbuhan adalah tanda adanya kehidupan. Jika kita hidup di dalam Tuhan maka kita akan bertumbuh pula. Pertumbuhan rohani diukur lewat pertumbuhan iman. Orang yang tidak bertumbuh hidup dalam kecemasan sebab ia mengkhawatirkan segalanya. Kita mengupayakan segalanya seakan-akan semua bergantung pada kita. Pada faktanya, Tuhan menentukan segalanya. Tugas kita adalah beriman kepada-Nya dan percaya pada kasih setia-Nya. Berulang kali orang Israel melihat Tuhan menyelamatkan dan memelihara mereka namun setiap kali masalah datang, mereka kembali mengeluh. Inti masalah bukanlah terletak pada keluhan melainkan pada ketidakpercayaan. Mereka terus tidak percaya bahwa Tuhan sanggup dan akan menyelamatkan dan memelihara mereka. Inilah tanda iman yang tidak bertumbuh. Pada akhirnya iman yang tidak bertumbuh akan mati.
  2. Orang benar adalah orang yang mengalami sendiri kebenaran perkataan Tuhan. Apa yang dijanjikan Tuhan pasti ditepati-Nya sebab Tuhan tidak berbohong. Itu sebabnya orang benar hidup sepenuhnya atas dasar kuasa pemeliharaan Tuhan. Ia tidak ragu atau takut; ia yakin bahwa Tuhan mengatur segalanya dengan sempurna. Ia tidak khawatir disalahkan sebab tanggung jawabnya adalah kepada Tuhan sendiri. Ia tidak takut penghakiman manusia sebab terpenting baginya hidup sesuai kehendak Tuhan. Orang benar hidup atas dasar setiap perkataan Tuhan; itu sebabnya ia tidak mencemaskan penilaian orang terhadapnya dan tidak merasakan perlu membenarkan diri.
  3. Orang benar bertahan dalam kebenaran sampai tua sebab ia terus menyaksikan pimpinan Tuhan atasnya tatkala ia hidup dalam kebenaran. Ia tidak cemas kehilangan apa yang diharapkannya karena ia tahu Tuhan sudah menetapkan porsi yang tepat untuknya. Itu sebabnya ia tidak terdorong untuk hidup dalam kecurangan; ia tahu bahwa dalam kebenaranlah ia akan mendapatkan berkat Tuhan. Ia terus bertahan sampai tua sebab ia tidak pernah kecewa pada Tuhan.
Kesimpulan:
Hidup orang yang benar akan menghasilkan buah yang lebat dan segar; sebaliknya hidup orang yang membenarkan diri dan berjalan dalam kecurangan, akan menghasilkan buah yang pahit.