Mengapa Pria Berselingkuh ?

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T528B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Mengapa pria mudah jatuh ke dalam perzinahan ? Beberapa faktor penyebabnya adalah :
(1) Kebanyakan pria pernah jatuh ke dalam lembah pornografi dan hal ini memudahkannya jatuh ke dalam dosa perzinahan;
(2) Bila relasi nikah tidak memberikan kepuasan hasrat seksual maka desakan untuk mencari pemuasan akan menguat. Ada perselingkuhan yang bersifat pemenuhan dan ada yang bersifat pemuasan hasrat seksual.
(3) Kebutuhan akan penghargaan;
(4) Kebiasaan buruk yang biasa dilakukan pada masa muda.
(5) Khusus pria parobaya, relasi selingkuh mudah terjadi dalam konteks pengayoman.;
(6) Pernikahan, hidup atau kerohanian yang bermasalah memudahkan pria jatuh dalam dosa perzinahan. Tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas, namun di antara semua dosa, tidak ada yang melebihi perzinahan dalam hal meninggal bekas. Bekas atau akibat dosa perzinahan panjang dan lama bahkan bisa berlangsung beberapa generasi.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sewaktu ditanya apakah ingatan tentang dirinya yang ia ingin tinggalkan setelah kematiannya, Pendeta Billy Graham menjawab, "integritas." Puji Tuhan! Itulah ingatan tentang dirinya yang telah ia titipkan kepada kita semua. Sampai akhir beliau menjaga kekudusan hidupnya dan tidak jatuh ke dalam dosa yang mengharuskannya kehilangan integritas.

Sebagai anak Tuhan kita pun ingin menjaga kekudusan dan membawa integritas sebagai persembahan hidup kita kepada Tuhan. Tetapi, ada yang berhasil, ada yang tidak. Dari semua yang tidak berhasil, sebagian jatuh ke dalam dosa perzinahan—dosa yang tidak hanya menghancurkan hidup pribadi, tetapi juga keluarga dan pelayanan kita. Pada kesempatan ini kita akan membahas mengapakah pria jatuh ke dalam dosa perselingkuhan. Mengapakah pria mudah jatuh ke dalam perzinahan? Berikut ini akan dijabarkan beberapa faktor penyebabnya.

  • Kebanyakan pria pernah jatuh ke dalam lembah PORNOGRAFI pada masa belia. Pengeksposan terhadap pornografi pada masa belia berdampak dalam dan panjang sebab segala sesuatu yang kita lihat atau alami pada belia cenderung berakar dan bertahan lama. Jadi, dapat kita simpulkan kebanyakan pria sudah menyimpan bahan seksual yang kuat sejak dini oleh karena pengeksposan pada pornografi ini. Bahan yang kuat inilah yang terus meletup dan mendorong pria untuk mencari pemuasan seksual. Dan, ini memudahkannya untuk jatuh ke dalam dosa perzinahan. Tidak soal apakah ia menikmati hubungan seksual dengan istrinya atau tidak, ia tetap rentan. Itu sebab penting bagi kita untuk melindungi diri dan anak-anak dari pornografi. Jika dampak pornografi yang berlangsung pada masa belia begitu kuat, dapat dibayangkan apa yang terjadi jika kita, di usia dewasa, masih mengkonsumsi pornografi!
  • Ada perselingkuhan yang bersifat PEMENUHAN (kebutuhan emosional) dan ada perselingkuhan yang bersifat PEMUASAN (hasrat seksual). Bila relasi nikah tidak memberikan kepuasan hasrat seksual, maka desakan untuk mencari pemuasan akan menguat dan ini menambah kerentanannya. Itu sebab penting bagi suami-istri untuk membicarakan masalah seksual secara terbuka sehingga tercipta saling pengertian.
  • Jika relasi nikah kurang memberikan pemenuhan akan kebutuhan emosional, tidak bisa tidak, ini akan membuka pintu perselingkuhan. Pada umumnya kebutuhan emosional pria yang rentan untuk menghantarnya ke relasi selingkuh adalah kebutuhan akan PENGHARGAAN. Bila kebutuhan lainnya dapat menunggu, kebutuhan penghargaan tidak bisa. Begitu pria merasa ia kurang dihargai istrinya, ia akan mulai mencari penghargaan itu dari sumber lain. Ada yang mencarinya di tempat yang benar, misalkan melalui kerja kerasnya; ada pula yang mencarinya di tempat yang salah, di wanita lain.
  • Sebagian perselingkuhan terjadi sebagai akibat dari KEBIASAAN BURUK yang biasa dilakukan pada masa muda. Ada pria yang terbiasa berhubungan dengan pelacur sebelum menikah dan ada pula yang terbiasa berhubungan dengan sejumlah teman atau pacar. Nah, kebiasaan susah dihilangkan, termasuk kebiasaan buruk. Jika tidak berhati-hati, pria dengan latar belakang kebiasaan seperti ini mudah jatuh ke dalam dosa perzinahan setelah menikah. Ia terbiasa merayu, ia terbiasa memikat, dan ia terbiasa mendapatkannya. Semua ini membuatnya lemah menahan godaan.
  • Khusus untuk pria parobaya, relasi selingkuh mudah terjadi di dalam konteks mentoring atau PENGAYOMAN. Pada masa usia pertengahan naluri kebapakan menguat sehingga keinginan untuk menaungi dan melindungi wanita ikut menguat. Di dalam relasi seperti ini pria mudah melewati batas dan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Ditambah dengan rasa sungkan dan hormat dari pihak wanita kepadanya, perselingkuhan mudah terjadi.
  • Terakhir, pria akan lebih mudah jatuh ke dalam dosa perzinahan jika ia berada di dalam kondisi KEHILANGAN ARAH. Mungkin pernikahannya bermasalah, mungkin pekerjaannya bermasalah, mungkin hidupnya bermasalah dan mungkin kerohaniannya bermasalah. Akhirnya, semua ini membuatnya kehilangan dirinya dan arah dalam hidup; nah, di dalam kondisi kehilangan inilah ia menjadi rentan terhadap perzinahan. Perselingkuhan menjadi obat pengurang sakit sekaligus cara untuk melupakan persoalannya. Kadang, perselingkuhan—bila dilakukan dengan orang yang telah dikenalnya selama ini—menjadi caranya untuk menemukan dirinya kembali. Di dalam hubungan dengan teman lamanya, ia merasa seperti dulu kembali; setidaknya selama beberapa saat ia bersentuhan dengan hidup yang selama ini dikenalnya.

Tidak ada dosa yang tidak meninggalkan bekas. Namun, di antara semua dosa, tidak ada yang melebihi perzinahan dalam hal meninggalkan bekas. Ratapan 5:7 mengingatkan, "Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak ada lagi, dan kami menanggung kedurjanaan mereka." Ya, bekas atau akibat dari dosa perzinahan panjang dan lama, bahkan bisa berlangsung beberapa generasi. Gara-gara kelalaian kita, maka anak bahkan cucu harus menanggung akibatnya bertahun-tahun kemudian. Itu sebab kita harus menjaga diri dan langkah pertama adalah dengan cara membuang jauh-jauh pikiran untuk berselingkuh.