Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam Membesarkan Anak

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T553B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Di era teknologi yang begitu berkembang ini, kita perlu mendidik anak agar ia dapat memakai barang-barang canggih ini secara bijak. Oleh karena itu kita harus memulai diri sendiri dengan cara bijak memakai barang-barang elektronik sehingga barang ini melayani kita, bukan dilayani oleh kita.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Pada masa lampau bila kita ingin menonton film layar lebar kita pergi ke bioskop. Jika kita ingin mendengar siaran berita, kita menyalakan televisi. Dan, manakala kita ingin menghubungi seseorang dengan segera, kita memutar nomor telepon. Tiga benda dan tiga tempat yang berlainan untuk tiga keperluan berbeda. Sekarang semua itu dapat kita lakukan pada dan melalui satu obyek yang sama, yang dapat kita bawa ke mana-mana. Bahkan lewat satu benda itu kita bisa melakukan lebih banyak hal lagi. Benda itu adalah smart phone. Selain smart phone masih tersedia alat lain yang dapat digunakan, baik untuk keperluan komunikasi, sosialisasi, hiburan, ataupun informasi. Berikut akan dibahas beberapa pedoman yang berkenaan dengan penggunaan alat teknologi informasi dalam membesarkan anak.


Pedoman(1) TIDAK SEMUA PENEMUAN BARU ITU BURUK ATAU MERUSAK.
Beratusan tahun yang lalu opera dianggap sesuatu yang buruk; jadi, orang yang baik tidak seharusnya pergi menonton opera. Sampai beberapa puluh tahun yang lalu, pergi ke bioskop dinilai buruk; itu sebab ada orang yang tidak pergi dan melarang anaknya pergi ke bioskop. Sekarang orang yang pergi menonton opera dianggap berselera seni tinggi dan menonton film di bioskop sebagai hiburan belaka. Tidak semua penemuan baru itu buruk atau merusak; jadi, sangat tergesa-gesa melarang anak menggunakan barang-barang elektronik itu. Pilihlah dan nilailah satu per satu. Terpenting adalah kita sebagai orangtua tahu apa yang ditonton atau dilakukan oleh anak dengan benda-benda canggih di tangannya itu.


Pedoman(2) SILAKAN GUNAKAN ALAT-ALAT CANGGIH ITU UNTUK MERINGANKAN TUGAS, BAIK KITA SEBAGAI ORANGTUA ATAUPUN ANAK ITU SENDIRI.
Saya menyadari bahwa tugas menjaga anak meletihkan; kadang kita perlu beristirahat atau mengalihkan perhatian anak supaya tidak terus merengek. Dalam masa seperti itu, betapa bermanfaatnya alat-alat canggih itu. Bila di rumah, kita bisa menggunakan televisi atau komputer memutarkan film kartun kesukaannya atau jika kita tengah di luar rumah, kita dapat menggunakan smart phone.


Tatkala anak sudah mulai besar, kitapun dapat mengajarkan anak untuk membuka peti harta karun pengetahuan melalui komputer atau smart phone. Ada begitu banyak program anak yang bersifat mendidik dan menebarkan nilai-nilai yang luhur. Carikan dan putarkan kepada anak sehingga anak dapat belajar hal-hal yang baik itu.


Pedoman (3) JANGAN SAMA RATAKAN ANAK; SEBALIKNYA PERLAKUKAN ANAK SEBAGAI INDIVIDU YANG UNIK.
Ada orangtua yang tidak memunyai televisi di rumah, bukan karena orangtua melarang anak menonton televisi melainkan karena sejak kecil, anak-anaknya senang membaca buku. Namun, ada pula orangtua yang menyediakan televisi atau smart phone kepada anak karena mereka menyukainya. Jangan meniru orangtua lain sebab apa yang dilakukan di keluarga lain belum tentu cocok diterapkan di dalam keluarga kita sendiri.


Juga, jangan sama ratakan anak dengan diri kita. Jangan sampai karena kita tidak suka menonton televisi, maka kita melarang anak menonton televisi. Atau, karena kita tidak suka bersosialisasi,maka kita melarang anak untuk memanfaatkan jaringan sosial. Sudah tentu adalah baik bila kita menjelaskan alasan mengapa kita, misalnya tidak memunyai account di Facebook atau yang lainnya. Penjelasan ini memberikan kepada anak pilihan atau pertimbangan lain sehingga ia tidak latah mengikuti trend.


Pedoman (4) KITA MESTI MEMASTIKAN KESIAPAN ANAK.
Kita tidak melarang anak naik kendaraan bermotor jika ia sudah akil balig dan dapat memanfaatkan kegunaan kendaraan bermotor dengan baik. Namun seyogianyalah kita melarang anak untuk naik kendaraan bermotor jika usianya terlalu muda atau ia belum dapat mengendarainya secara bijak, misalkan ia gemar mengebut. Begitu pula dengan alat-alat teknologi informasi yang canggih ini. Kita mesti menilik kesiapan anak untuk menggunakannya secara bijak. Jadi, jangan belikan anak smart phone terbaru hanya karena teman-temannya sudah punya, sedangkan ia sendiri tidak tahu bagaimana memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan benda yang canggih itu.


Berkaitan dengan kesiapan anak, jagalah agar anak tidak dimanfaatkan oleh orang yang dijumpainya di dunia maya. Kita tahu ada orang yang bertopeng sebagai teman kemudian meminta uang, padahal ia bukanlah teman itu. Atau, ada orang yang meminta teman untuk berbuka baju atau melakukan aksi seksual sementara ia merekamnya. Hal-hal seperti itu perlu kita sampaikan kepada anak agar ia tidak terjerumus kedalam perangkap orang jahat.


Pedoman(5) BATASI AKSES ANAK SEHINGGA IA TIDAK SEMAUNYA MENONTON ATAU BERMAIN GAME ATAU BERGAUL RIA LEWAT MEDIA SOSIAL.
Bila anak tidak dapat mengerem diri, kita perlu membatasinya. Tugas kita adalah mengendalikannya sehingga ia tidak keranjingan dan melalaikan tugasnya. Jadi, sebelum kita memutarkan film, sebaiknya beritahukan lamanya waktu yang disediakan. Kira-kira lima atau sepuluh menit sebelum waktu itu berakhir, ingatkan anak sehingga ia tahu bahwa televisi atau smart phone akan dimatikan. Biasakan ia yang mematikannya —bukan kita—supaya ia belajar bertanggungjawab sejak anak kecil.


Pedoman (6) DUDUKLAH BERSAMA ANAK SEWAKTU IA TENGAH MENONTON ATAU MEMAKAI ALAT-ALAT CANGGIH ITU.
Berdialoglah dengannya pada saat menonton program kesukaannya. Berilah komentar dan bertanyalah kepadanya tentang apa yang tengah ditontonnya. Sudah tentu kita tidak mesti duduk bersamanya di seantero program. Singkat kata, gunakan kesempatan itu untuk bercengkerama dan menikmati kebersamaan dengannya.


Pedoman (7), ajarkan kepada anak untuk MENGHARGAI BARANG BUKAN MELAYANI BARANG.
Apa pun yang digunakannya, mintalah agar ia menyimpan dan merawatnya baik-baik. Jangan biarkan ia membuangnya begitu saja walau ia sudah mulai bosan. Kita ingin ia belajar menghargai barang kepunyaannya. Namun, kita pun tidak ingin ia melayani barang, dalam pengertian, terikat dengan smart phone, sehingga kemana pun ia pergi ia harus membawanya, bahkan ketika makan sekalipun. Singkat kata, didiklah anak untuk tidak memerlakukan benda itu sebagai harta karunnya.


Sebagai penutup saya ingin membagikan Amsal 13:24 kepada kita semua, "Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya." Dalam hal mendidik anak, Tuhan tidak memberikan kepada kita dua pilihan: boleh mendidik, boleh tidak. Tidak! Ia hanya memberikan satu pilihan: Kita harus mendidik. Di era teknologi yang begitu berkembang ini, kita pun perlu mendidik anak agar ia dapat memakai barang-barang canggih ini secara bijak. Dan, sudah tentu, sama seperti pengajaran lainnya, kita harus memulainya dengan diri sendiri. Kita harus bijak memakai barang-barang elektronik ini sehingga pada akhirnya barang ini melayani, bukan dilayani.