Memahami dan Merawat Penderita Dementia

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T491A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Bertambahnya usia manusia juga berarti makin bertambahnya penyakit yang dikaitkan dengan usia tua. Salah satu gangguan yang kerap muncul di usia tua adalah Dementia. Pada kesempatan ini kita akan melihat gangguan ini secara lebih saksama dan membicarakan cara penanganannya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan
Salah satu kenyataan hidup yang menggembirakan adalah makin membaiknya perawatan kesehatan. Dengan makin membaiknya pengobatan, maka makin bertambah panjanglah usia manusia. Namun, bertambahnya usia manusia juga berarti makin bertambahnya penyakit yang dikaitkan dengan usia tua. Salah satu gangguan yang kerap muncul di usia tua adalah dementia. Pada kesempatan ini kita akan melihat gangguan ini secara lebih saksama dan membicarakan cara penanganannya.

DEFINISI
Sesungguhnya dementia—atau kepikunan—bukanlah suatu nama penyakit. Dementia adalah suatu gejala atau kondisi yang terjadi di dalam otak, yang ditandai dengan menurunnya fungsi mental. Nah, gejala ini dapat dan sering ditemukan pada penyakit-penyakit lainnya seperti Alzheimer dan Parkinson. Jadi, seperti gejala pilek dan batuk ditemukan dalam sakit flu, demikian pulalah dementia ditemukan dalam sakit Alzheimer dan Parkinson.

GEJALA

  • Dementia dapat memunculkan pelbagai gejala yang tidak selalu terlihat jelas sebagai masalah pada awalnya, seperti lupa. Perlahan tapi pasti gejala mulai melebar sehingga bukan saja LUPA tetapi juga MENGULANG-ULANG sesuatu.
    Si penderita akan menanyakan sesuatu yang telah ditanyakannya beberapa menit yang lalu dan sama sekali tidak dapat mengingat bahwa ia telah menanyakannya. Dan, yang kadang membuat frustrasi adalah ia mudah lupa dengan apa yang telah kita sampaikan kepadanya, seperti janji pertemuan, namun karena tidak dapat mengingatnya sama sekali, ia malah menyalahkan kita—bahwa kita lalai memberitahukannya.
  • Satu hal lain yang kadang dialami penderita dementia adalah HALUSINASI.
    Sebagai contoh, ia melihat kita mengambil uangnya, padahal tidak. Masalahnya adalah karena itu adalah halusinasi, baginya jelas bahwa kita telah mengambil uangnya dan ia melihatnya dengan mata kepala sendiri. Penjelasan apa pun yang kita berikan, tidak akan mempan untuk mengubah pemikirannya. Sudah tentu perilaku seperti ini bukan saja melelahkan tetapi juga menyusahkan. Siapa pun yang kita minta untuk menjaganya akhirnya tidak tahan menghadapinya atau, ia sendiri yang meminta kita memecat orang tersebut. Lebih buruk lagi, adakalanya ia sendiri yang mengusirnya.
  • Hal lain yang sering kali dialami penderita dementia adalah NAIK-TURUNNYA EMOSI.
    Kadang, tanpa sebab ia dapat menangis atau sebaliknya, marah-marah. Singkat kata kita tidak pernah tahu dengan pasti, apakah hari ini akan menjadi hari baik atau hari buruk baginya—dan bagi kita pula. Sebab, emosinya dapat meluap ke mana-mana tanpa ada pemicunya sama sekali. Tidak bisa tidak, kita yang hidup bersamanya mesti siap menjadi tempat penampung luapan emosinya.
  • Hal lain yang berat untuk kita lihat adalah pada akhirnya ia TIDAK LAGI MENGENALI ORANG di sekitarnya.
    Ia mengira kita suaminya atau istrinya; atau ia mengira kita adalah ayah atau ibunya. Padahal kita adalah anaknya. Dan, sewaktu ia mengira kita adalah ayah atau ibunya, ia akan berperilaku sebagai seorang anak kecil dan memperlakukan kita, bak ayah dan ibunya. Hal seperti ini tidak mudah untuk kita hadapi sebab di mata kita ia adalah tetap ayah atau ibu yang kita hormati. Namun sekarang ia berubah menjadi seorang anak kecil yang ketakutan atau yang merengek-rengek meminta sesuatu.
  • Pada tahap akhir penderita dementia biasanya tidak lagi dapat berjalan atau mengurus diri dan kebersihannya sendiri. Ia memerlukan perawatan penuh. Makan mesti disuapkan dan kalau sudah tidak dapat makan lewat mulut lagi, maka terpaksa ia harus diberi makan lewat saluran selang. Dan, ini bisa berlangsung lama—bertahun-tahun.

MERAWAT PENDERITA DEMENTIA Sebagaimana dapat kita bayangkan, tidak mudah merawat penderita dementia. Pada dasarnya ada dua prinsip yang dapat kita pegang dalam menghadapi penderita dementia:

  1. ikuti iramanya dan
  2. lakukanlah sedapatnya, bukan seidealnya.
Mari kita lihat keduanya.
  • Ikuti iramanya berarti jangan beradu pendapat dengannya; jangan berharap, apalagi memaksanya, untuk mengerti; dengan kata lain, jangan berusaha untuk meluruskan apa pun. Upaya untuk meluruskannya hanyalah akan memperburuk keadaan. Kita harus mengerti bahwa bukannya ia tidak mau mengingat, memang ia tidak bisa mengingat. Bukannya ia tidak mau tahu, memang ia tidak tahu. Bukannya ia tidak mau mengendalikan emosi, memang ia tidak dapat mengendalikan emosi. Dan, satu lagi: Bukannya ia tidak mau percaya, memang ia tidak dapat percaya. Jadi, janganlah berupaya untuk membuatnya "sadar."
    Sebaliknya, ikutilah iramanya. Dengarkanlah perkataan atau pertanyaannya, walau kita telah mendengarnya berbelasan kali. Berilah perhatian seolah-olah itu adalah kali pertama ia mengatakan atau menanyakannya karena baginya, memang itu adalah kali pertama ia mengatakan atau menanyakannya.
    Sewaktu dipersalahkan bahwa kita lupa memberitahukan sesuatu kepadanya, akuilah bahwa kita lupa. Jangan lupa untuk meminta maaf pula. Tatkala ia menuduh perawat—atau kita—telah mencuri uangnya, katakan kepadanya bahwa kita akan berusaha mencari dan menemukannya kembali. Tidak perlu kita bersitegang membela perawat—atau diri kita. Ingat, apa yang dikatakannya hari ini belum tentu akan diingatnya besok.
  • Saran kedua adalah lakukanlah sedapatnya, bukan seidealnya. Idealnya kita merawatnya sendiri, tetapi bila itu tidak mungkin, relakanlah ia untuk dirawat oleh yang lain. Walau ia menuntut kita untuk merawatnya, keraskanlah hati untuk menolak, bila memang itu tidak dapat kita lakukan. Merawat penderita dementia tidak beda dengan merawat bayi. Semua jadwal aktivitas harus disesuaikan dengan jadwal aktivitas dan kebutuhannya. Itu sebab penting bagi kita untuk mengatur tenaga dan tugas. Jangan sampai kita melalaikan tanggung jawab keluarga sendiri. Ingatlah bahwa merawat penderita dementia seperti sebuah lari marathon. Kita harus mengatur kekuatan dan sumber daya sebab ini tidak berakhir cepat. Tidak ada obat yang dapat mengembalikannya ke kondisi semula.

PENUTUP
Salah satu janji terindah yang pernah dibuat manusia adalah janji yang diikrarkan oleh seorang menantu kepada mertuanya, yaitu janji Rut kepada Naomi. Mari kita simak, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan" (Rut 1:16-17). Jadikanlah ini komitmen kita pula untuk memberi yang terbaik kepada orang yang kita kasihi dan mengasihi kita.