Melayani Untuk Menyenangkan Tuhan (I)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T560A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Vivian Andriani Soesilo
Abstrak: 
Melayani Tuhan seharusnya merupakan keseluruhan kehidupan kita sebagai pengikut Yesus Kristus; bukan hanya sebatas kita melakukan kegiatan gerejawi dan sosial di gereja. Yesus Kristus ialah teladan kita untuk melayani Allah dimana Yesus mengosongkan diri, merendahkan diri, dan taat sampai mati di atas kayu salib.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Ada berbagai motif dalam melayani, misalnya sesuatu untuk menyenangkan Tuhan, supaya bisa dilihat orang. Melayani tidak harus di gereja tapi bisa juga di berbagai tempat lain, misalnya di rumah, di sekolah, ditempat kita bekerja. Seharusnya melayani Tuhan menjadi prioritas yang utama.


Ada pelayanan penuh waktu (full-time) dan ada pula pelayanan paruh waktu (part-time). Tingkah laku kita di gereja seharusnya sama ketika kita berada di luar gereja, jadi konsisten.


Teladan dalam melayani adalah teladan yang diberikan oleh Tuhan Yesus sendiri, yaitu mengosongkan diri menjadi seperti seorang budak, menjadi seorang hamba (Filipi 2:6-7). Pelayanan juga berarti pengorbanan, bukan untuk diri sendiri tapi memberi. Yoh.13:14-15 Tuhan Yesus memberikan contoh bahwa melayani harus dengan merendahkan diri. "Jika Tuhan Yesus ialah Tuhan dan Gurumu jadi yang mengajarkan kepadamu untuk membasuh kakimu maka itu wajib saling membasuh kakimu".


Tuhan Yesus juga memberi teladan melayani dengan ketaatan dan kesetiaan, bukan sehari dua hari, sebulan dua bulan tapi selama-lamanya, bukan pada waktu hati merasa senang dan tidak melayani apabila sedang ada konflik, jadi tidak tergantung dari suasana hati.


Tuhan Yesus pun ingin agar kita saling melayani. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri tapi kita butuh sesama yang saling bisa menguatkan di dalam perjalanan di dunia ini, jadi ini adalah pelayanan antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana dengan orang yang telanjur sakit hati dalam pelayanan ? Kita perlu belajar saling mengampuni, meskipun harus diakui bahwa kita tidak bisa bekerjasama dengan semua orang terutama yang motif pelayanannya berbeda dengan kita. Apa yang kita miliki dari Tuhan (kepandaian, kesehatan, talenta) dan kita berikan kepada-Nya. Biarlah apa yang kita berikan menyenangkan Tuhan.