Mekanisme Pertahanan Diri (III)

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T447C
Nara Sumber: 
Ev.Sundunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Di bawah tekanan kecemasan yang berlebihan, seseorang bisa terpaksa menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan.Cara-cara itu disebut mekanisme pertahanan diri.Meskipun mekanisme pertahanan diri adalah normal dan digunakan oleh semua orang, namun bila digunakan secara ekstrem atau berlebihan, mekanisme ini menyebabkan perilaku kompulsif dan neurotik.Perbincangan kali ini membahas 26 macam mekanisme pertahanan diri.Apa saja itu?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sudah 6 macam mekanisme pertahanan diri yang dibahas, kini akan kita lanjutkan dengan :

7. REGRESI

Regresi merupakan langkah mundur ke perilaku masa kecil yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan karena perubahan besar, pergantian pekerjaan, kelahiran anak, sakit dan kematian orang yang dikasihi.

8. FIKSASI

Secara umum, pertumbuhan psikis umumnya bergerak secara berkesinambungan melalui serangkaian tahap perkembangan. Akan tetapi, proses pendewasaan secara psikologi tidaklah bebas dari momen-momen yang penuh dengan stres dan kecemasan. Jika melangkah ke tahap perkembangan lebih lanjut memunculkan kecemasan yang begitu besar, maka diri bisa mengambil strategi untuk tetap bertahan di tahap psikologis saat ini dan lebih nyaman.

Pertahanan seperti ini disebut sebagai fiksasi (fixation). Secara teknis, fiksasi merupakan keterikatan permanen tahap perkembangan sebelumnya yang lebih primitif.

9. KOMPENSASI

Kompensasi terjadi ketika seseorang merasa rendah diri dan berusaha menggantikan kekurangan diri dalam hal fisik ataupun kemampuan dengan hal lain dengan cara yang bisa diterima secara sosial. Misal, karena kurang mampu berprestasi dalam olahraga, berjuang berprestasi dalam mata pelajaran sains.

10. OVERKOMPENSASI

Overkompensasi merupakan kompensasi yang dilakukan terlalu berlebihan dan tidak bisa diterima secara sosial. Misalkan menceritakan lelucon yang tidak dianggap lucu oleh siapapun demi penerimaan sosial.

Ayat firman Tuhan yang mendasari pembahasan kali ini diambil dari Amsal 4:23, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

Jadi menjaga diri kita untuk tetap berkoneksi dengan perasaan, nurani kita itu penting. Apa yang dikatakan hati kecil kita, jangan lekas-lekas ditindas. Apa yang dikatakan hati kecil sangat mungkin dipakai Roh Kudus untuk menyatakan seperti apa kita sesungguhnya. Terang yang kecil dari hati kecil kita itu justru malah diperdengar dan kalau kita masih kurang jelas, pertanyakan pada beberapa orang. Bukankah ada titik-titik ‘blind spot’ yang tidak kita mengerti, kita tidak bisa melihat diri sendiri apa adanya, butuh orang lain. Itu akan menolong kita untuk bisa memiliki kehidupan yang jernih dan terang karena kita mau mendengar hati kecil kita ini dan umpan balik orang lain.