Komunikasi Suami dan Istri

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T016A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Prinsip komunikasi adalah satu yaitu kejelasan, apakah berhasil berkomunikasi atau tidak diukur dari apa didengar, dipahami dengan jelas.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Prinsip komunikasi yang paling penting adalah kejelasan. Jadi apakah kita berhasil berkomunikasi atau tidak diukur dari satu yaitu apakah yang kita katakan didengar dan dipahami dengan jelas oleh lawan bicara kita.

Komunikasi bukanlah hal yang mudah, apalagi kalau dikaitkan dengan konteks rumah tangga suami-istri. Salah satu ciri keluarga yang bermasalah adalah rusaknya komunikasi di antara suami dan istri.

Komunikasi saat masih berpacaran dan setelah menikah, berbeda hal ini disebabkan:

  1. Sewaktu pacaran kita ini berbicara pada level yang relatif dangkal. Kedalaman komunikasi biasanya memang harus melewati proses waktu dan pengenalan, tanpa pengenalan yang dalam, tanpa waktu yang panjang dan tanpa kesempatan mengarungi hidup bersama komunikasi kita tidak akan dalam.

  2. Pada masa pacaran komunikasi kita adalah komunikasi yang sesuai dengan kehendak atau kenyamanan kita. Artinya kita akan bicara pada waktu kita ingin bicara. Dengan kata lain pertemuan kita atau kontak kita dengan pacar kita dilakukan pada waktu-waktu yang lumayan cocok dengan jadwal kita. Sementara setelah menikah kita harus bertemu dengan pasangan kita di waktu dimana adakalanya kita tidak ingin bertemu dengan siapapun. Jadi benar-benar dua konteks kehidupan yang berbeda, saat kita tidak ingin bicara terus diajak bicara dan harus bicara di situlah komunikasi bisa terganggu.

Prinsip dalam berkomunikasi / faktor yang perlu kita pertimbangkan dalam berkomunikasi:

  1. Perlu bijaksana apa yang perlu kita sampaikan saat ini. Sebab tidak semua hal cocok disampaikan saat ini.

  2. Tidak boleh berbohong, untuk menutupi suatu hal yang memang telah terjadi. Jadi jangan kita ini menggunakan kebohongan untuk melindungi diri atau untuk menyelamatkan diri atau untuk memecahkan problem kita.

Tidak menyampaikan yang kita alami atau rasakan atau pikirkan secara keseluruhan kepada pasangan kita saat ini artinya adalah kita selalu menimbang apakah memang inilah waktu yang cocok untuk kita bicarakan hal ini. Apakah memang dia siap mendengar yang kita ingin katakan, apakah ini hanya untuk memuaskan hasrat kita saja dan kita tidak peduli dampaknya pada pasangan kita. Jadi faktor-faktor ini sangat perlu kita mempertimbangkan dalam berkomunikasi.

Berapa banyak dan dalamnya kita berkomunikasi dengan pasangan kita dipengaruhi oleh:

  1. Berapa dekatnya hubungan itu. Hubungan yang sangat akrab akan juga memperluas topik percakapan sehingga banyak hal yang bisa dibicarakan.

  2. Berapa seringnya sepasang suami-istri berbagi pengalaman hidup bersama.

Hal-hal kecil di dalam rumah tangga seringkali justru malah menjadi pemicu timbulnya masalah, biasanya hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

  1. Sangat dipengaruhi oleh apa yang terjadi, sebelum terjadinya kontak komunikasi. Misal: sedang mengalami tekanan-tekanan di tempat kerja.

  2. Kehadiran orang lain, bisa berpengaruh negatif maupun positif.

Hal-hal yang bisa diupayakan agar komunikasi bertambah baik:

  1. Komunikasi dipengaruhi oleh rasa percaya kita pada pasangan, apakah kita bisa percaya bahwa waktu pasangan kita bilang A memang A-lah yang dia ingin sampaikan.

  2. Komunikasi dipengaruhi juga oleh pandangan kita tentang orang lain.

Efesus 4:15 berkata: "Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran dalam kasih kita bertumbuh didalam segala hal ke arah Dia Kristus yang adalah kepala." Kita bertumbuh ke arah Kristus tapi syaratnya adalah bicaralah hal yang benar di dalam Kristus dan dalam kasih.