Kepribadian Menghindar

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T518A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Gangguan kepribadian menghindar dimiliki mereka yang terlalu sensitif terhadap evaluasi negatif. Ada kemiripan dengan gangguan kepribadian Skizoid, cenderung menghindari hubungan intim. Bedanya, kepribadian menghindar sebenarnya mengharapkan kedekatan dan merasakan suatu luka emosi atas ketidakmampuan mereka menjalin hubungan dengan orang lain. Mereka belajar mengungkapkan pikiran dan disfungsi perilaku yang terkait dengan hubungan antar pribadi serta melihat bahwa bahwa hal yang mereka percayai tidaklah rasional.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Gangguan Kepribadian Menghindar dimiliki mereka dengan suatu pola penghalangan sosial, perasaan tidak cukup baik dan terlalu sensitif terhadap evaluasi negatif sebagaimana diindikasikan oleh empat atau lebih dari hal-hal berikut:

  1. Menghindari aktivitas yang melibatkan kontak antarpribadi secara intens, karena takut akan kritikan, penolakan, atau tidak diterima.
    Orang yang memiliki gangguan kepribadian menghindar hampir selalu menjauh dari hubungan sosial, khususnya menghindari setiap situasi yang terdapat potensi adanya ejekan atau luka personal dan mereka menghindari kegiatan yang bukan merupakan bagian dari kebiasaan mereka sehari-hari. Sebagai hasil dari keinginan untuk menghindari penolakan dari orang lain, mereka cenderung menyendiri. Pilihan pekerjaan mereka mencerminkan keinginan untuk menjauh dari orang lain. Menghindari pekerjaan yang akan mengharuskan untuk berinteraksi dengan orang lain.
  2. Tidak bersedia terlibat dengan orang lain kecuali adanya kepastian bahwa ia akan disukai.
    Jika mereka dapat diyakinkan bahwa mereka akan diterima tanpa syarat apapun, maka mereka akan dapat memasuki suatu hubungan yang intim dan akrab. Meski demikian, mereka akan tetap menjaga jarak dalam hubungan mereka, berjaga-jaga atas kritikan yang mungkin muncul, kemungkinan dipermalukan atau bahkan ditolak.
  3. Menarik diri dari hubungan akrab karena takut dipermalukan atau diejek
    Selalu menghindari kritikan, penolakan atau evaluasi dari orang, sekali pun teman dekat.
  4. Selalu merasa akan dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
    Pikiran negatif selalu mendominasi. Hubungan dengan orang lain bukanlah hal yang menyenangkan tapi lebih sebagai ancaman.
  5. Terhalang dalam situasi antarpribadi yang baru karena merasa tidak cukup baik
    Merasa diri tidak cukup baik dan kompeten untuk menghadapi atau memerkenalkan diri atau membuka diri terhadap orang lain.
  6. Memandang diri sebagai seseorang yang tidak layak secara sosial, tidak menarik atau inferior terhadap orang lain.
    Merasa yakin bahwa secara sosial mereka di bawah orang lain, mereka menjadi sangat sensitif terhadap penolakan dan ejekan, serta menganggap komentar sekecil apapun sebagai suatu kritik. Secara pandangan kognitif, hambatan perilaku dari mereka berpusat pada keyakinan bahwa mereka memiliki banyak kekurangan dan tidak berharga di mata orang lain. Karena perasaan tidak berharga tersebut, mereka merasa bahwa orang lain tidak akan menyukai mereka, sehingga menghindari kedekatan dengan orang lain untuk melindungi mereka dari penolakan. Persepsi yang terdistorsi mengenai pengalaman dengan orang lain juga memberikan kontribusi bagi dilemma mreka. Sensitivitas terhadap penolakan membuat mreka salah menafsirkan suatu ucapan atau komentar yang sebenarnya normal atau justru positif. Terluka oleh penolakan yang telah mereka asumsikan sebelumnya, mereka menolak terlibat dan semakin membuat jarak dengan orang lain.
  7. Menolak untuk mengambil risiko pribadi atau mencoba kegiatan baru karena takut dipermalukan
    Terkadang mereka membayangkan bencana besar sebagai hasil dari kegiatan baru dan menggunakan hal tersebut sebagai alasan untuk menghindari situasi-situasi baru yang membuat mereka dapat menjadi tontonan orang lain.
Tambahan

Ada kemiripan dengan gangguan kepribadian skizoid, cenderung menghindari hubungan intim. Bedanya, kepribadian menghindar sebenarnya mengharapkan kedekatan dan merasakan suatu luka emosi atas ketidakmampuan mereka untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sebaliknya kepribadian skizoid tidak merasa tertekan karena tidak dapat terlibat dengan orang lain.

Penanganan. Klien belajar untuk mengungkapkan pikiran dan disfungsi perilaku yang terkait dengan hubungan antarpribadi serta melihat bahwa hal yang mereka percayai tidaklah rasional, namun dalam suatu atmosfir yang mendukung. Intervensi tersebut paling berhasil dicapai setelah klien mulai memercayai terapisnya.

Ukuran terapeutik yang lain berdasarkan pada suatu model kognitif-perilaku yang melibatkan besarnya pemaparan untuk meningkatkan kondisi sosial yang mengancam dan pelatihan dalam keterampilan tertentu untuk meningkatkan hubungan akrab. Jika sangat menghindar membuat prognosis penanganan menjadi buruk, karena klien cenderung menjadi sangat sensitif mengenai kemungkinan adanya evaluasi negatif dalam bentuk apapun. Terapis, terlepas dari apapun orientasi yang digunakannya, harus sangat bersabar dalam mengusahakan untuk membangun suatu hubungan terapeutik karena hanya dalam kondisi penuh kepercayaanlah kemajuan dari terapi akan dapat dicapai. Pembahasan ini diakhiri dengan Mazmur 18:30.