Keluarga Jarak Jauh

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T041A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Keadaan yang terjadi karena adanya perpisahan sementara waktu oleh karena alasan tertentu baik pekerjaan, studi, dan lain hal yang perlu dilakukan oleh suami, istri atau anak.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Di dalam kehidupan masyarakat sekarang ini telah menjadi trend atau pola, di mana orang bukan cuma belajar jarak jauh, wawancara jarak jauh, tetapi juga ada keluarga jarak jauh. Keluarga jarak jauh di sini dalam pengertian: untuk sementara waktu suami dan istri terpaksa harus berpisah, atau anak berpisah dengan orang tua, baik karena pekerjaan ataupun alasan-alasan lain. Berpisah di sini ialah karena keadaan yang sangat memaksa, sehingga mereka harus berpisah.
Beberapa faktor penyebab terbentuknya keluarga jarak jauh:

  1. Pekerjaan, sering kali orang mendapatkan pekerjaan di luar kota.

    1. Contoh yang jelas adalah banyak TKW yang harus pergi ke luar negeri untuk bekerja, meninggalkan suami dan anak mereka.

    2. Contoh lainnya adalah masalah sekolah anak, adakalanya anak tidak bisa ikut pindah karena faktor sekolah. Seandainya karena pekerjaan si ayah harus masuk ke pedalaman, maka diputuskan agar istri dan anak-anaknya tetap tinggal di kota demi kelanjutan sekolah dan masa depan mereka.

  2. Pendidikan, semakin tingginya pendidikan orang sekarang juga bisa menjadi penyebab terbentuknya keluarga jarak jauh.

  3. Adaptasi, di mana salah satu dari anggota keluarga baik anak, suami atau istri mengalami kesukaran untuk menyesuaikan diri dalam keadaan yang baru.

  4. Kebutuhan Khusus, misalnya si istri harus merawat orang tuanya yang sudah sakit-sakitan sehingga suami terpaksa pindah ke kota lain seorang diri. Jadi ada yang dikorbankan dan si istri tinggal di rumah untuk merawat orang tua.

  5. Kesehatan, suami mendapat perkerjaan di kota lain dan semuanya harus pindah tapi si istri mempunyai penyakit tertentu dan hanya ada pengobatan di kota asal.

  6. Keamanan, dua tahun terakhir ini banyak anak-anak Indonesia yang disekolahkan di luar negeri, misalkan di Malaysia atau Singapura, karena ada orang tua yang merasa tidak aman dan kuatir kalau-kalau terjadi kerusuhan lagi.

Sebagai suami dan istri yang terikat pernikahan, setiap orang seharusnya bisa membangun keintiman, dan untuk mewujudkan itu kita butuh kebersamaan. Maka dengan terbentuknya keluarga jarak jauh sudah tentu keintiman sepasang suami istri akan terganggu bahkan terputus. Makin lama keakraban pasti akan berkurang, dan yang pasti adalah akan menciptakan kebutuhan untuk diisi oleh orang lain. Sehingga akan menambah kerawanan dan menimbulkan ekses-ekses dalam kehidupan mereka.

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, rasul Paulus mengingatkan agar suami-istri tidak saling menjauhi kecuali untuk alasan berdoa. Artinya menjauhi di sini bukan dalam arti berpisah, tapi dalam arti hubungan badan/seksual. Mereka yang memiliki pola keluarga jarak jauh harus memiliki penyesuaian tersendiri untuk menerima keadaan seperti itu, yaitu:

  1. Si ayah atau ibu yang pergi harus tetap menjadi bagian dari keluarga tersebut. Agar anak masih tetap dapat membedakan peran ibu dan peran ayahnya.

  2. Kehadiran si ayah harus tetap dirasakan oleh si anak. Sebab meskipun frekuensinya berkurang namun sesekali tetap ada sumbangsih yang bisa diberikan olehnya dalam pengambilan keputusan.

  3. Sebagai suami atau isteri yang bepergian jauh dan terpisah dari keluarga, maka ia harus berusaha sesering dan sebisa mungkin memelihara kontak dengan keluarganya.

  4. Seorang ayah atau ibu yang jauh dari rumah dan keluarga juga harus mendoakan mereka yang di rumah.

Amsal 12:2, "Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukumNya." Inilah prinsip kita, yakni menyadari bahwa Tuhanlah yang memeriksa hati orang itu, kenapa dia harus meninggalkan keluarganya dan apa yang diperbuatnya tatkala berpisah dengan keluarganya. Sebab kalau dia memelihara hati yang baik dan hidup berkenan kepada Tuhan , pasti Tuhan akan menerima. Kalau orang baik meninggalkan keluarga, meskipun tetap ada dampak negatifnya Tuhan pasti akan menolongnya. Tapi kalau ada orang yang mau menipu Tuhan dan pada waktu meninggalkan keluarganya ia menipu keluarganya, pasti tidak diperkenan Tuhan dan suatu kali akan menerima ganjarannya.