Hadiah Terbaik Untuk Anak 1

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T589A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kehidupan orang tua yang saleh dan rukun, ketidakrukunan berpotensi melemahkan iman anak, anak dapat menyerap banyak nilai rohaniah dari kehidupan orang tua yang saleh dan rukun, anak bertumbuh secara utuh dalam segi rohaniah, mental dan emosional
Audio
MP3: 
Play Audio: 


Ringkasan

dpo. Pdt. Dr. Paul Gunadi

Tidak pernah dunia dibanjiri oleh mainan seperti sekarang ini. Ada begitu banyak mainan yang dapat kita berikan kepada anak kita. Sudah tentu tidak apa memberi anak mainan, asal tahu batas dan sesuai usia. Namun sesungguhnya ada satu hadiah yang sebenarnya paling dibutuhkan anak yaitu kehidupan orangtua yang saleh dan rukun. Selain dari keselamatan jiwa yang dianugerahkan Tuhan, tidak ada hadiah yang lebih baik yang dapat kita terima daripada kehidupan orangtua yang saleh dan rukun. Berikut akan dipaparkan dampak kehidupan yang saleh dan rukun pada perkembangan diri anak, baik secara emosional maupun rohaniah.

Pertama, kesalehan dan kerukunan adalah dua sisi dari satu koin; kesalehan dibuktikan melalui kerukunan dan kerukunan disempurnakan oleh kesalehan. Sewaktu anak melihat kita rajin ke gereja dan terlibat aktif dalam pelayanan namun hidup tidak rukun, anak akan menemukan kejanggalan, yang akhirnya berkembang menjadi kemunafikan. Anak melihat kita munafik karena di depan orang, kita menampilkan kerukunan sedang di rumah, kita hidup tidak rukun. Bahaya terbesar di sini adalah ketidakrukunan berpotensi melemahkan iman anak. Anak berkesimpulan, buat apa percaya dan mengikut Tuhan bila hasilnya adalah ketidakrukunan dan kemunafikan. Anak pun berpikir, ternyata iman dan ketaatan pada Tuhan tidak mengubah hidup; buktinya adalah orangtuanya. Pada akhirnya ia berkesimpulan, buat apa beriman dan hidup taat kepada Tuhan? Itu sebab, penting sekali kita hidup saleh dan rukun.

Kedua, anak akan dapat menyerap banyak nilai rohaniah dari kehidupan orangtua yang saleh dan rukun. Pada umumnya anak menolak nilai moral dan iman orangtua bila anak melihat kehidupan orangtua yang tidak rukun. Sebaliknya, anak cenderung menyerap nilai moral dan iman orangtua jika anak menyaksikan kehidupan orangtua yang rukun. Mari saya jelaskan melalui ilustrasi berikut ini. Untuk dapat menyerap suatu pelajaran, kita mesti memunyai kerangka untuk menaruh pelajaran itu. Dengan kata lain, kita harus melihat kekonsistenan antara apa yang kita pelajari di ruang kelas dan kenyataan hidup di luar kelas. Dari orangtua, anak dapat belajar banyak nilai moral dan rohani. Untuk dapat menyerap dan menjadikan itu bagian dari dirinya, anak perlu, secara riil, menyaksikan kehidupan orangtua yang rukun—inilah kerangkanya. Jika kita tidak hidup rukun, anak tidak dapat menaruh pelajaran itu di dalam kerangkanya. Sebaliknya jika anak melihat kehidupan kita yang rukun, maka anak akan dapat menaruh pelajaran itu di dalam kerangkanya. Jadi, makin kita rukun, makin banyak nilai rohaniah yang akan diserap oleh anak.

Ketiga, anak akan dapat bertumbuh secara utuh, bukan saja dari segi rohaniah, tetapi juga mental dan emosional, bila dibesarkan di dalam keluarga yang saleh dan rukun. Di dalam keluarga yang tidak rukun, mungkin anak masih dapat menyerap nilai rohani dari orangtua atau dari luar, namun yang pasti adalah akan ada bagian hidupnya yang kosong alias tidak terisi. Inilah yang sering terjadi. Di pihak yang satu anak tampak rohani, tetapi di pihak yang lain, anak oleng, tidak berimbang, berhubung banyaknya kebutuhan mental dan emosionalnya yang tidak terpenuhi. Alhasil, setelah dewasa anak bertumbuh besar tidak matang dan tidak jarang, membawa kekosongan ke dalam pernikahannya. Sebaliknya bila kita hidup saleh dan rukun, anak akan mendapat kecukupan; pertumbuhannya berlangsung menyeluruh sebab kebutuhannya, baik mental maupun emosional, terpenuhi dengan baik.

Amsal 31:10 berkata, "Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata." Kata "cakap" di sini berarti "berkarakter mulia." Sudah tentu kita dapat menerapkan ini, bukan hanya pada istri tetapi juga suami. Berkarakter mulia berharga lebih dari permata. Jadi, inilah hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada anak—dan menantu.