Gangguan dalam Pernikahan

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T015B
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 

Dalam topik ini kita akan belajar tentang gangguan apa saja yang kerap kali muncul dalam pernikahan dan salah satu yang dibahas di sini adalah kenangan masa lalu yang sekali waktu muncul dan bagaimana mengatasinya.

Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Berikut adalah kasus seorang wanita yang sudah menikah, tetapi dia sedang mengembalikan kenangan masa lalunya ke dalam hidup dia yaitu kekagumannya terhadap teman lamanya yang dia cintai. Dan hal ini pun pernah dikemukakan kepada suaminya dan suaminya dengan penuh pengertian bersedia mengantarkan istri untuk bertemu dengan orang yang dikasihinya dulu.

Ada beberapa tanggapan yang muncul:

  1. Hubungan suami-istri dalam kasus ini lumayan kuat dan lumayan baik. Tanda-tandanya adalah istri memiliki keterbukaan terhadap suami. Ini menandakan bahwa istri merasa aman dan adanya rasa percaya yang tinggi dengan suami, dia tahu bahwa suami mencintainya.

Peran suami untuk bisa menolong istri adalah:

  1. Dengan penuh pengertian mendengarkan isi hati istri.

  2. Dengan penuh keberanian bertanya kepada si istri, "Apa yang menjadi harapan istri yang tidak terpenuhi pada saya atau dalam hidupnya dengan saya." Dari situ akan ada kesempatan untuk membahas kalau ada hal-hal yang perlu atau bisa diperbaiki oleh suami. Dan misalkan setelah dibahas dan sudah selesai, hanya beberapa hal yang perlu diperbaiki, hendaknya suami meminta kepada istri:

    Pertama, waktu pikiran itu muncul dia tidak usah panik, jangan misalnya menengking-nengking seperti mengusir iblis, diamkan saja biarkan pikiran itu lewat. Kalau kita mencoba melawan pikiran itu lama-lama makin menguat dan dalam diri kita akan ada peperangan batiniah, peperangan mental yang akan menguras daya tahan mental kita sehingga akhirnya itu lebih mudah masuk. Hal ini bukan dimaksudkan untuk membiarkan pikiran itu bertumbuh dan dipelihara namun bagaimana cara yang efektif untuk menghilangkannya. Yang perlu diingat di sini adalah hati-hati dengan rasa bersalah sebab rasa bersalah tidak menolong kita untuk menguasai diri atau untuk mengenyahkan pikiran tersebut. Rasa bersalah makin menguras kekuatan kita dan akhirnya membuat kita makin lemah dan pikiran itu malah makin menguasai kita.

    Kedua, serahkan kepada Tuhan. Bukankah Firman Tuhan di 1 Petrus 5:17 berkata: "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepadaKu maka Aku akan memelihara kamu." Jadi ini adalah bagian dari pergumulan, serahkan kepada Tuhan.

Filipi 4 : 8 berkata: "Jadi akhirnya saudara-saudara semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Jadi di sini Tuhan meminta kita agar dengan terencana berusaha memasukkan hal-hal yang indah ke dalam pikiran kita. Hal yang suci, hal yang indah, hal yang manis. Sebab semua yang baik yang mengisi itu yang mengisi benak kita akhirnya akan menggusur pikiran-pikiran yang mengganggu itu.