Dinamika Anak Pendeta

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T521A
Nara Sumber: 
Ev. Sindunata Kurniawan, M.K.
Abstrak: 
Anak-anak pendeta dituntut untuk bersikap dan berperilaku seperti pendeta. Terdapat dua sumber yang menyebabkan anak merasa tertekan yaitu dari keluarga inti dan dari lingkungan pelayanan orangtua tersebut atau dari masyarakat. Biarlah kita semua menyadarinya sehingga anak-anak pendeta bisa bertumbuh kembang dengan sehat sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Sudah tidak asing lagi terdengar di komunitas Kristen, jika terdapat Anak Pendeta yang bermasalah dalam berperilaku dan lebih bersikap cenderung memberontak kepada ayah atau ibunya yang adalah seorang pendeta, dan mungkin juga kepada komunitas Kristen. Sehingga Anak Pendeta yang bertumbuh dewasa dan berkembang dengan baik merupakan suatu penampakan yang sangat istimewa di komunitas tersebut. Sebagai orang-orang Kristen sudah sepatutnya kita perlu prihatin tentang masalah ini, sebab hal ini pun merupakan salah satu tanggung jawab kita sebagai seorang Kristiani yang hidup bersama di dalam komunitas besar ini.

Salah satu masalah yang mengakibatkan sikap berontak dan sikap bermasalah ini muncul ialah: Anak Pendeta hidup dalam ketertekanan yang kemudian tumbuh menjadi seorang pribadi yang legalis atau pemberontak. Terdapat dua sumber yang membuat anak merasa tertekan, dari keluarga inti yaitu ayah atau ibunya yang sebagai pendeta dan dari lingkungan pelayanan orang tua anak tersebut atau masyarakat.

Poin penting yang perlu disadari oleh semua orang, baik keluarga inti maupun orang-orang di lingkungan pelayanan, ialah: bahwa ayah atau ibu anak tersebut yang pendeta, bukan anak itu sendiri. Namun hal yang seringkali masih marak terjadi di komunitas kita ialah anak-anak pendeta dituntut untuk bersikap dan berperilaku seperti pendeta dan ditekan secara otomatis untuk mengikuti gaya hidup pendeta seperti seharusnya; sebagai contoh: berperilaku santun, berkata terstruktur dan tanggap untuk menolong orang lain. Untuk mengatasi masalah ini salah satu solusi agar Anak Pendeta ini tidak hidup dalam ketertekanan ialah dengan mengijinkan anak ini untuk bertumbuh dan berkembang menjadi selayaknya seorang anak; seperti anak-anak yang lain pada umumnya. Sebagai contoh: biarkan anak berlari-lari dan bermain saat ibadah atau resepsi berlangsung tapi bukan di ruangan yang sama dengan acara tersebut, atau ketika anak bosan untuk datang ke Sekolah Minggu ajaklah anak untuk berdialog dengan akrab bukan malah memarahi anak tersebut. Sebagai orang tua dan sebagai seorang pendeta mendidik anak tentang iman yang terbaik adalah dengan menjadi teladan di rumah dengan menjalin relasi persahabatan, relasi kasih sayang dan keakraban dengan anak, bukan secara legalis yang hanya sebatas mengikuti ibadah Minggu, membaca Alkitab dan melakukan doa mezbah keluarga, atau menjalankan kewajiban gerejawi dengan mengikuti banyak pelayanan. Jangan sampai keyakinan keliru seperti, "Oh Tuhan aku urus pekerjaan-Mu, dan Engkau sendiri yang akan mengurus keluargaku!" menjadi pedoman yang diimani hingga sekarang, sebab ketika berani memutuskan memiliki anak maka berani untuk bertanggung jawab menjadi orang tua. Dalam keseharian di rumah jika anak bertanya ke orang tua, "Mengapa papa tidak di rumah bersama saya?" saat akan pergi pelayanan, mungkin lebih baik hindari alasan "Papa mau pergi pelayanan!" atau "Ini panggilan Tuhan. Tuhan memanggil papa!", alasan dapat diganti seperti ini: "Papa kerja. Dari kerja inilah papa punya uang untuk sekolahkan kamu". Sebab alasan ini dapat menghindari pemikiran "Oh gereja merebut papaku. Gara-gara pelayanan aku kesepian" yang bisa tertanam di pikiran anak-anak yang dapat berakibat memunculkan kebencian anak terhadap pelayanan atau Tuhan sehingga berujung kepada penolakan iman orang tua oleh anaknya atau luka terhadap kata pelayanan dan Tuhan. Tak luput juga masukan-masukan di atas ini untuk kita yang bukan menjadi pendeta ataupun hamba Tuhan penuh waktu. Sebab jika kita mendukung lingkungan tumbuh kembang Anak Pendeta yang kondusif dan sehat maka dengan sendirinya kita pun juga mendukung pelayanan orang tua anak tersebut yang adalah pendeta dan pelayanan gereja dimana pendeta tersebut terpanggil untuk melayani. Sebagai tambahan untuk jemaat dan pengurus gereja, berikan keluarga pendeta kesempatan untuk tinggal berada di luar kompleks gereja agar anak-anak pendeta ini dapat tumbuh secara alamiah, jika memang gereja terberkati dengan kemampuan finansial yang cukup untuk mengalokasikan pastori gereja di luar kompleks gereja namun tetap berdekatan dengan lingkungan gereja supaya sewaktu-waktu pendeta siap sedia jika bertugas. Seperti semua orang pada umumnya yang memiliki waktu untuk bekerja, istirahat, hobi dan waktu khusus untuk Tuhan, ijinkan juga pendeta kesempatan untuk memiliki waktu beristirahat dan memakai waktu itu bersama keluarganya. Lukas 2:52 "...dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia" , dari ayat ini kita dapat menyimpulkan bahwa Yesus pun bertumbuh secara alamiah dan sehat dari berbagai aspek baik secara fisik, mental, intelektual, emosi sosial dan juga spiritual. Demikian juga seharusnya seorang anak bertumbuh dan berkembang secara sehat, seperti tumbuh kembang Yesus pada saat itu.