Dikasari Susah, Dihalusi Susah

Versi printer-friendly
Kode Kaset: 
T419A
Nara Sumber: 
Pdt. Dr. Paul Gunadi
Abstrak: 
Kita tahu bahwa masa remaja adalah masa yang penuh pergolakan. Pada saat inilah orangtua acap harus berhadapan dengan sisi anaknya yang berbeda dan tak diharapkan. Salah satu sumber frustrasi orangtua adalah, tampaknya apa pun yang dilakukan tidak membawa hasil. Dimarahi, anak tetap berbuat hal yang dilarang; dilembuti anak tidak sadar-sadar. Apakah yang dapat orangtua lakukan bila menghadapi anak remaja yang seperti ini?
Audio
MP3: 
Play Audio: 
Ringkasan

Kita tahu bahwa masa remaja adalah masa yang penuh pergolakan. Pada saat inilah orangtua acap harus berhadapan dengan sisi anaknya yang berbeda dan tak diharapkan. Sebagai contoh di masa inilah orangtua untuk pertama kalinya dibohongi oleh anaknya. Salah satu sumber frustrasi orangtua adalah, tampaknya apa pun yang dilakukan tidak membawa hasil. Dimarahi, anak tetap berbuat hal yang dilarang; dilembuti anak tidak sadar-sadar. Apakah yang dapat orangtua lakukan bila menghadapi anak remaja yang seperti ini?

Pertama, orangtua mesti mengecek pengaruh teman. Dengan berpindahnya sekolah dari SD ke SMP kemudian ke SMA, berganti pulalah teman anak. Adakalanya anak berjumpa dengan teman yang berlatar belakang buruk dan terbiasa melakukan hal-hal yang tidak diperkenan Tuhan. Jangan beranggapan bahwa anak tidak akan mau melakukan dosa yang "besar" sebab sejak kecil kita telah membimbingnya dalam Tuhan.

Kedua, orangtua perlu memperhatikan secara spesifik dampak buruk teman pada diri anak dan memperlihatkan hal itu kepada anak. Sebagai contoh, sejak kecil ia tidak pernah berbohong namun sekarang ia mulai berbohong sejak bergaul dengan temannya itu. Tunjukkanlah hal ini kepadanya agar ia menyadari pengaruh buruk tersebut. Atau sebelumnya ia selalu santun, tetapi sekarang bersikap kasar baik kepada kita maupun adiknya. Perlihatkanlah perbuatannya itu kepadanya supaya ia menyadari bahwa pengaruh itu telah ada pada dirinya.

Ketiga, orangtua harus menyatakan kasih yang besar kepada anak yang tengah bergolak. Kebanyakan kita terpancing amarah sehingga hari lepas hari kemarahanlah yang menjadi menu interaksi kita dengan anak. Kita mesti berhati-hati agar hal ini tidak terjadi. Kita justru harus menunjukkan kasih kepadanya.

Keempat, orangtua harus menegakkan aturan yang realistik di rumah. Kita harus menciptakan aturan yang realistik, dalam pengertian aturan ini dapat ditaati oleh anak karena memang memungkinkan. Berhati-hatilah untuk tidak membuat peraturan yang terlalu mengikat sehingga anak tidak bisa bergerak dan akhirnya terpaksa melanggarnya. Jika perlu, silakan bernegosiasi dengan anak dan dengarkanlah permintaannya sehingga kita dapat membuat peraturan bersama. Dan terapkanlah konsekuensi bila anak gagal memenuhi tanggung jawabnya.

Kelima, periksalah diri sendiri. Kadang perkataan kita cenderung tajam dan mudah melukai hati anak. Bukannya mendidik, kita malah menghancurkan diri anak. Jika itu telah terjadi, jangan ragu untuk meminta maaf. Kedewasaan kita meminta maaf akan menyadarkan anak bahwa kita bersedia berubah demi dia.

Keenam, bukalah jalur komunikasi dengannya. Betapa banyaknya remaja yang merasa putus asa berbicara dengan orangtua karena tidak ditanggapi atau didengarkan. Inilah hal-hal yang memutuskan komunikasi dengan remaja. Oleh sebab itu kita harus adil dan bersedia mendengarkannya pula. Bukan hanya didengarkan, remaja pun rindu agar pendapat atau penjelasannya dipertimbangkan.

Ketujuh, bangunlah tali persekutuan rohani dengan remaja. Bagikanlah pengalaman rohani dengannya, tentang bagaimana Tuhan mendengarkan doa kita. Ceritakanlah perbuatan baik Tuhan menolong kita atau dirinya dulu. Berdoalah bersamanya dan secara berkala, bacalah Firman Tuhan untuknya. Jangan menguliahinya dan jangan gunakan kesempatan ini untuk memarahinya dengan mengatasnamakan Tuhan. Justru belajarlah terbuka dengannya; bagikanlah pergumulan rohani kita sebab besar kemungkinan ia pun tengah bergumul dengan iman kepercayaannya.

Firman Tuhan: "Akhir kata dari segala yang didengar adalah: Takutlah akan Tuhan dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik entah itu jahat." (Pengkhotbah 12:13-14)